Laporkan Masalah

Fenomena Tokoh Informal Lokal Di Indonesia, Analisis Peran Tauke di Masyarakat Selat Nenek

NADIA, Dr. Nanang Indra Kurniawan, S.IP., M.P.A.

2022 | Skripsi | S1 POLITIK DAN PEMERINTAHAN

Skripsi ini merupakan hasil penelitian yang membahas mengenai pengaruh salah satu tokoh informal lokal di Selat Nenek, tokoh yang diangkat ialah Tauke. Tauke merupakan pengusaha yang berjalan di bidang perikanan. Hal yang menarik dari sosok Tauke ialah di saat mereka yang pada awalnya merupakan pihak yang berorientasi pada sektor ekonomi harus berada di posisi sebagai aktor intermediari. Oleh sebab itu perlu untuk meneliti mengenai bagaimana konsolidasi Tauke dalam mendapatkan perannya tersebut. Untuk melihat lebih jelas peran Tauke, penelitian ini menggunakan momen Pemilihan Kepala Daerah di kota Batam pada tahun 2020. Dalam melihat fenomena ini, teori yang digunakan ialah teori local strongman dari Migdal dan local bossisme dari Sidel. Kedua teori ini memiliki perbedaan pandangan terkait tokoh informal lokal, Midal menganggap bahwa tokoh informal lokal selalu berlawanan dengan negara, sedangkan Sidel menganggap bahwa tokoh informal lokal justru menjadi bagian dari negara dalam menjalankan sistem pemerintahannya. Dari kedua teori ini yang akan menjadi petunjuk dalam menganalisis peran dari Tauke dalam masyarakat nelayan di Selat Nenek. Dalam melakukan penelitian, metode yang digunakan ialah metode penelitian kualitatif deskriptif dengan menggunakan pendekatan etnografi. Saat mengumpulkan data, teknik yang digunakan ialah wawancara dan observasi. Data yang digunakan ialah data primer dari hasil wawancara dengan data sekunder sebagai petunjuk selama melakukan penelitian serta sebagai pelengkap data primer. Setelah data sudah terkumpul, data-data tersebut akan kembali disaring. Setelah selesai di tahap penyaringan data, kemudian akan di sajikan dan dibuat kesimpulan. Dari penelitian yang sudah dilakukan menunjukan bahwa Tauke memiliki peran yang sangat penting bagi masyarakat di Selat Nenek. Khususnya dalam pelaksanaan Pilkada pada tahun 2020. Tauke mengambil peran yang cukup penting dalam proses memobilisasi suara masyarakat. Peran dan pengaruh ini diperoleh dari kapasitas sosial, bidang ekonomi, relasi antar tauke dan pekerja, serta kapasitas leadership dan charisma yang mereka miliki. Disebabkan oleh peran tersebut membuat Tauke menjadi sasaran para kandidat untuk dijadikan sebagai tim kemenangannya. Hal ini terlihat dari setiap kandidat paling tidak memiliki satu Tauke untuk dijadikan sebagai pengumpul dukungan di Selat Nenek. Dalam memobilisasi suara, Tauke memiliki beberapa strategi yaitu sosialisasi, janji politik, politik uang, dan politik identitas. Selain mengandalkan strategi Tauke juga harus memiliki modal dalam memobilisasi yaitu modal ekonomi, sosial, budaya, dan simbolik.

This thesis is the result of research that discusses the influence of local informal actors in the Selat Nenek, the actor appointed is Tauke. Tauke is an entrepreneur who runs in the field of fisheries. The interesting thing about the Tauke is when those who were initially oriented to the economic sector had to be in the position of intermediary actors. Therefore, it is necessary to examine how Tauke consolidates in getting his role. To see more clearly the influence of the Tauke, this study uses the moment of the Regional Head Election in the city of Batam in 2020. In looking at this phenomenon, the theory used is the local strongman from Migdal and local bossism from Sidel. These two theories have different views regarding local informal actors, Midal considers that local informal actors are always opposed to the state, while Sidel considers that local informal actors are actually part of the state in running its government system. These two theories will be used as guides in analyzing the role of Tauke in the fishing community in the Selat Nenek. In conducting the research, the method used is descriptive qualitative research method using an ethnographic approach. When collecting data, the techniques used are interviews and observation. The data used is primary data from interviews with secondary data as a guide during research and as a complement to primary data. After the data has been collected, the data will be filtered again. After completing the data filtering stage, then it will be presented and conclusions will be drawn. From the research that has been done, it shows that Tauke has a very important role for the community in Selat Nenek. Especially in the implementation of the Pilkada in 2020. Tauke takes a fairly important role in the process of mobilizing the voice of the community. This role is obtained from the social capacity, the economic, the relationship between bosses and workers, and their leadership capacity and charisma. Due to this role, Tauke becomes the target of the candidates to become the winning team. This can be seen from each candidate having at least one Tauke to serve as a support collector in the Selat Nenek. In mobilizing votes, Tauke has several strategies, that is socialization, political promises, money politics, and identity politics. In addition to relying on the Tauke strategy, they also must have capital in mobilizing, that is economic, social, cultural, and symbolic capital.

Kata Kunci : Tokoh Informal Lokal, Tauke, Peran Tauke, Mobilisasi Suara

  1. S1-2022-424723-abstract.pdf  
  2. S1-2022-424723-bibliography.pdf  
  3. S1-2022-424723-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2022-424723-title.pdf