Laporkan Masalah

Peran Stasiun Rangkabsitung Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Muara Ciujung Timur dan Rangkasbitung Barat Pada Tahun 1900-1958

AZIZA DWIMAS H, Drs. Musadad, M.Hum

2022 | Skripsi | S1 ARKEOLOGI

Stasiun Rangkabsitung merupakan stasiun besar di wilayah pedalaman Banten. Stasiun yang dibangun pada tahun 1900 ini berdiri di pusat pemerintahan Kabupaten Lebak sebagai sarana transportasi untuk mempercepat proses pengiriman hasil perkebunan dan juga mobilitas manusia. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa transportasi kereta api mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu wilayah berdasarkan tinggalan arkeologis. Dalam penelitian ini, teori tersebut akan diuji di Rangkasbitung sebagai pusat industri dan pemerintahan Kabupaten Lebak. Pertumbuhan ekonomi sendiri mulai dihitung dengan PDRB dan pendapatan perkapita di tahun 1960 sehingga dalam penelitian ini pembuktian pertumbuhan ekonomi akan diungkap melalui fakta lapangan arkeologis yang ada saat ini. Dalam membuktikan hipotesa, digunakan kajian arkeologi pemukiman untuk melihat hubungan antara tinggalan arkeologis di wilayah Rangkasbitung Barat dan Muara Ciujung Timur dengan menggunakan pendekatan Teori Pertumbuhan Ekonomi Solow untuk merumuskan tiga parameter pembuktian. Metode yang digunakan dimulai dari mengambil data primer berupa survei lapangan di Stasiun Rangkasbitung, Watertoren, Pabrik Minyak Mixoil, dan jaringan hubung kawasan Rangkasbitung Barat dan Muara Ciujung Timur. Sumber sekunder yang digunakan adalah penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini dan arsip-arsip dari sumber sekunder. Data yang terkumpul kemudian dianalisa dengan menggunakan kajian arkeologi pemukiman untuk memvalidasi parameter yang telah disusun untuk membuktikan hipotesa. Ketiga parameter tersebut adalah: 1) keterhubungan Stasiun Rangkasbitung dengan tinggalan arkeologi industri; 2) jenis dan frekuensi lokomotif yang digunakan Stasiun Rangkasbitung tahun 1900-1958; dan 3) perkembangan jumlah penduduk dan jaringan jalan Rangkasbitung Barat dan Muara Ciujung Timur pada tahun 1900-1958. Berdasarkan analisis yang dilakukan, dihasilkan bahwa ketiga parameter tebukti cocok dengan bukti lapangan. Dengan demikian penelitian ini menyimpulkan bahwa berdasarkan jejak arkeologis terbukti bahwa pada tahun 1900-1958 perekonomian wilayah Rangkasbitung berkembang yang salah satunya didukung oleh keberadaan Stasiun Rangkasbitung dengan perannya sebagai transportasi yang mempercepat mobilitas manusia dan barang hingga perekonomian wilayahnya.

Rangkasbitung Station is a central station in Banten. Established in 1900, this station is located in the government administration area of Lebak Regency as a means of transportation to accelerate the plantation products delivery and people mobility. The study aims to prove that train transportation has a role in the economic growth of a region based on the archaeological traces left behind. In this study, the theory will be sampled to the region of Rangkasbitung as the industry and government center of Lebak Regency. The economic growth itself only starts to be recorded through GRDP beginning in 1960, hence this study will prove the economic growth using archaeological evidence found in this day. In the endeavor to prove this theory, this study uses settlement archaeology research to see the connection between the archaeological traces in West Rangkasbitung and East Muara Ciujung region by applying Solow’s Economic Growth theory to formulate three verification parameters. The method used begins by taking primary data in the form of field surveys at Rangkasbitung Station, Watertoren, Mixoil Oil Factory, and the connection network for the West Rangkasbitung and East Muara Ciujung region. The secondary source used is the previous studies related to this research and archives from secondary sources that support the research. The collected data is then analyzed using settlement archaeology research to validate the formulated parameters to prove the existing grand theory. The three parameters are 1) the relation of Rangkasbitung station and the industry archaeological traces; 2) the type and frequency of locomotives operated from 1900-1958; and 3) the development of population and road network of West Rangkasbitung and East Muara Ciujung from 1900-1958. Based on the analysis performed, by matching the field data with the formulated parameters, it is found that the three parameters are proven to match the field evidence. Thus, this study concludes that based on the archaeological traces, it is proven that from 1900-1958 the economy of the Rangkasbitung region developed. One of which was supported by the existence of Rangkasbitung Station with its role as the means of transportation, accelerating the mobility of people and goods to the regional economy.

Kata Kunci : Stasiun, Kereta Api, Rangkasbitung, Pertumbuhan Ekonomi

  1. S1-2018-430874-abstract.pdf  
  2. S1-2018-430874-bibliography.pdf  
  3. S1-2018-430874-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2018-430874-title.pdf