Laporkan Masalah

Langit Sebagai Suaka Penyair Eksil Analisis Semiotik Dan Diakronis Kumpulan Sajak Mencari Langit Karya Sobron Aidit

Cecile Elisabeth Marie Bellat, Dr. Pujiharto, M.Hum

2022 | Tesis | MAGISTER SASTRA

Kajian ini berfokus pada respons intim dan puitis Sobron Aidit terhadap nasib sewenang-wenang yang menimpa dirinya akibat perubahan rezim politik Indonesia pada 1966 . Kumpulan puisinya berjudul Mencari Langit, yang ditulis selama 25 tahun,dipandang sebagai kesaksian langka dan berharga tentang kehidupan di pengasingan,tentang sejarah politik Indonesia, sekaligus sebagai karya puisi yang berharga itu sendiri. Oleh karena itu pendekatan ini akan menggabungkan analisis stilistika dan semiotik dari intinya puisi-puisi bersama perspektif diakronis yang ditujukan untuk memberikan pemahaman yang luas tentang konteks sejarah dan personal dari proses penulisan kumpulan sajak ini. Nasib traumatis Sobron Aidit, yang pada awal menjadi seorang terbuang dan dicabut kewarganegaraan (ketika di Tiongkok) dan kemudian didapatkan status pengungsi politik (setibanya di Prancis) akan diuraikan melalui pendekatan psikoanalitik berdasarkan studi kasus. Esai berjudul Perspektif Psikoanalisis tentang Migrasi dan Pengasingan, yang ditulis oleh Drs. Rebeca dan Leon Grindberg menyediakan studi psikoanalitik pertama tentang reaksi normal dan patologis terhadap soal migrasi dan pengasingan pada tahun 1986. Studi mereka secara mendalam menjelaskan keragaman penderitaan psikologis yang dialami oleh mereka yang kehilangan akarnya saat meninggalkan tanah airnya baik secara sengaja maupun karena mereka dideportasi. Terakhir isu bagian karya diaspora Indonesia yang tetap hilang dari warisan sastra Indonesia akan didiskusikan melalui konsep kearsipan yang terkembang oleh Michel Foucault.

The study focuses on Sobron Aidit's intimate and poetical response towards the arbitrary fate that has been inflicted to him due to Indonesian political regime change in 1966. The poetry collection entitled Mencari Langit, (Seeking the Sky), written over a 25 years duration, is both seen as a rare and precious testimony about life in exile, about Indonesian political history and as a valuable poetry work in itself. Therefore the approach will combine a stylistic and semiotic analysis of the poems's substance together with a diachronic perspective which aims to provide a wide comprehension of the historical and personal context of the writing process of this poetry collection. The traumatic destiny of Sobron Aidit, who first became a pariah and stateless (in China) and next à political refugee (in France) will be examined through a psychoanalytic approach based on study cases. The essai Psychoanalytic Perspectives on Migration and Exile, written by Drs. Rebeca and Leon Grindberg provided the first psychoanalytic study of normal and pathological reactions to migration and exile in 1986. Their study deeply enlightens the diversity of psychological suffering incurred by those who have lost their roots within leaving their homeland, either intentionally or because they were deported. Finally the matter of a missing part of the Indonesian diaspora work in the Indonesian literary heritage will be discussed through the concept of archives developed by Michel Foucault.

Kata Kunci : Puisi, Diaspora, Emigrability, Warisan, Migrasi, Pariah.

  1. S2-2022-457491-bibliography.pdf