RELASI GENDER DAN RELASI KOLONIAL DALAM NOVEL BANAATU AR-RIYAADHI KARYA RAJAA ABDULLAH ASH-SHAANI'

RIDHOTUN NI'MAH, Prof. Dr. Faruk, S.U.

2022 | Tesis | MAGISTER SASTRA

Novel Banaatu Ar-Riyaadhi karya Rajaa Abdullah Ash-Shaani' merupakan tulisan seorang Timur yang di dalamnya mengenai pemberontakan perempuan terhadap budaya patriarki yang berlaku di Arab Saudi, yang dianggap membelenggu perempuan. Selain itu, latar belakang munculnya novel Banaatu Ar-Riyaadhi yang mendapat larangan izin edar di negara Arab Saudi, tetapi mendapat sambutan hangat dari publik dan penerbit besar Barat terimplikasikan adanya pengaruh kolonial dan pascakolonial di dalamnya. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan relasi gender yang berlaku di Arab Saudi, relasi kolonial tentang pandangan Timur dan Barat, serta hubungan antara relasi gender dan relasi kolonial yang ada di dalam novel Banaatu Ar-Riyaadhi. Adapun teori yang digunakan adalah teori Orientalisme Edward Said dan teori Subalternitas Gayatri Spivak dalam perspektif Pasca-kolonial. Hasil dari analisis yang telah dilakukan ditemukan bahwa laki-laki Arab merupakan subjek superior dan pemegang kuasa tertinggi di dalam keluarga sehingga melanggenggkan budaya patriarki di dalamnya. Sementara itu, perempuan Arab merupakan subjek inferior dan subaltern. Kemudian relasi kolonial tentang pandangan Timur dan Barat di dalam novel tersebut telah terhegemoni oleh wacana orientalisme yang menganggap Barat lebih unggul daripada Timur. Adapun hubungan antara relasi gender dan relasi kolonial tersebut adalah saling memengaruhi sehingga terbentuk sebuah relasi gender yang ideal, yang mengarah pada modernisasi. Oleh karena itu, bisa disimpulkan bahwa novel Banaatu Ar-Riyaadhi karya Rajaa Abdullah Ash-Shaani' merupakan novel yang berisi tentang respon pengarang terhadap budayanya sendiri dengan budaya Barat sebagai ukuran dan merupakan novel yang menyuarakan suara subaltern yang bebas dari pengaruh kekuasaan patriarki, tetapi tidak bebas dari pengaruh kekuasaan kolonial.

Novel Banaatu Ar-Riyaadhi by Rajaa Abdullah Ash-Shaani' is an eastern writing about women's rebellion against the patriarchal culture prevailing in Arab Saudi, which is considered to be shackled to women. In addition, the background of the emergence novel Banaatu Ar-Riyaadhi which was banned from distribution in Arab Saudi, but received a warm welcome from the public and major western publishers, implies colonial and post-colonial influences in it. Therefore, this study aims to reveal the prevailing gender relations in Arab Saudi, colonial relations regarding the views of East and West, and the relationship between gender relations and colonial relations in novel Banaatu Ar-Riyaadhi. The theory used is Orientalism by Edward Said and Subalternity by Gayatri Spivak in a Post-colonial perspective. The results of the analysis that have been carried out are found that Arab men are superior subjects and holders of the highest power in the family, thus perpetuating the patriarchal culture in family. Meanwhile, Arab women are inferior and subaltern subjects. Then the colonial relations about the views of East and West in novel has been hegemonized by the discourse of orientalism which considers the West to be superior to the East. The relationship between gender relations and colonial relations is mutually influencing, so that an ideal gender relationship is formed, which leads to modernization. Therefore, it can be concluded that novel Banaatu Ar-Riyaadhi by Rajaa Abdullah Ash-Shaani' is a novel that contains the response of author to his own culture with western culture as a measure and a novel expressing a subaltern voice that is free from the influence of patriarchal power, but not free from the influence colonial power.

Kata Kunci : Pasca-kolonial, Orientalisme, Subalternitas, Modernisasi.