Laporkan Masalah

Rekonstruksi Jalur Kereta Api dari Stasiun Tegal Menuju Pelabuhan Tegal Berdasarkan Tinggalan Arkeologis Perkeretaapian (Tahun 1917-1980)

FAUZIAH PURNAMA ASRI, Drs. Musadad, M.Hum

2022 | Skripsi | S1 ARKEOLOGI

Kereta api pernah menjadi alat transportasi primadona dalam pengangkutan barang dan penumpang di Jawa pada masa Kolonial Hindia Belanda. Setelah Indonesia merdeka, beberapa jalur rel kereta api yang dibangun pada masa Kolonial kehilangan eksistensinya seiring kemajuan pembangunan negeri. Salah satu jalur rel yang tergerus kemajuan zaman adalah jalur percabangan dari Stasiun Tegal menuju Pelabuhan Tegal. Penelitian skripsi ini mencoba untuk merekonstruksikan jalur tersebut melalui tinggalan perkeretaapian yang masih bertahan di sepanjang jalur yang meliputi tinggalan rel dan atribut perlintasan, serta tinggalan bangunan pendukung perkeretaapian. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode kualitatif dengan penalaran induktif. Jalur kereta api Stasiun Tegal – Pelabuhan Tegal merupakan jalur nonaktif yang dibangun oleh Semarang – Chirebon Stoomtram Maatschappij (SCS) pada tahun 1917 dan beroperasi hingga tahun 1980-an. Jalur ini membentang dari Stasiun Tegal ke arah utara menuju Pelabuhan Tegal dengan sebuah percabangan berupa rel memutar (balloon loop) untuk kembali ke area stasiun. Pada masa Hindia Belanda, jalur ini digunakan untuk pengangkutan komoditas pertanian dan industri di wilayah sekitar. Setelah Indonesia merdeka, jalur ini hanya beroperasi untuk pengangkutan tetes tebu yang diproduksi dari Pabrik Pangka. Tinggalan rel yang tersisa sudah dalam kondisi tidak utuh akibat pembangunan permukiman masyarakat dan jalan. Tinggalan bangunan pendukung perkeretaapian pada jalur ini meliputi bangunan stasiun, rumah pegawai stasiun, kantor pusat Semarang – Chirebon Stoomtram Maatschappij (SCS), dan sub – depo lokomotif

Trains were once the most popular vehicle for transporting goods and passengers in Java during the Dutch East Indies colonial period. After the independence of Indonesia, several colonial railways lost their existence as the country’s development progressed. One of the affected railways is the railway from Tegal Station to Tegal Port. This research tries to reconstruct the railway through the remains of the railroad that still exist along the track, which is includes the rail and its attributes, as well as the remains of the railway supporting buildings. The method used in this research is a qualitative method with inductive reasoning. The Tegal Station – The Tegal Port railway line is an inactive line built by Semarang – Chirebon Stoomtram Maatschappij (SCS) in 1917 and operated until the 1980s. This line stretches from the Tegal Station to the north towards Tegal Port with a rail branch in the form of a circular rail (balloon loop) to return to the station area. During the Dutch East Indies period, this route used for transporting agricultural and industrial commodities in the surrounding area. After the independence of Indonesia, this route only operated for transporting molasses produced from Pangka Factory. The remaining track is in incomplete conditions due to the construction of community settlements and roads. The remains of the supporting building on this railway track are the station building, the employee residences, the office of Semarang – Chirebon Stoomtram Maatschappij (SCS), and the locomotive sub – depot.

Kata Kunci : alur kereta api, Stasiun Tegal, Pelabuhan Tegal, Tinggalan

  1. S1-2022-428353-abstract.pdf  
  2. S1-2022-428353-bibliography.pdf  
  3. S1-2022-428353-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2022-428353-title.pdf