DISCOURSE ANALYSIS OF THE 3 DOCTOR ANTI VAXX INFLUENCERS IN THE HUNGARIAN SOCIAL MEDIA

Flora Hajdu Rafis, Prof. Dr. Wening Udasmoro, SS, M.Hum., DEA

2022 | Tesis | MAGISTER KAJIAN BUDAYA DAN MEDIA

Di Hongaria di mana sebagian besar penduduknya percaya bahwa vaksin itu buruk, jahat, mereka memodifikasi DNA, dll. Pemimpin mereka, atau yang paling keras selama pandemi pada tahun 2020 adalah Dr. Lenkei, Dr. G�dény dan Dr. Tamási adalah 3 influencer dokter fokus dari pekerjaan ini. Semua sangat menyiratkan gelar doktor mereka dalam penampilan publik, dan situs web perusahaan mereka. Mereka mempertanyakan langkah-langkah perlindungan dan tingkat keparahan epidemi itu sendiri - secara terbuka menunjukkan bahwa vitamin, suplemen, perawatan mereka adalah solusi nyata. Mereka tidak pernah dihukum, meskipun undang-undang mengatakan, menyebarkan informasi yang salah dapat menyebabkan hingga 5 tahun penjara. Dalam tesis ini saya menganalisis komunikasi online mereka melalui CDA (Fairclough - Description, Interpretation, Explanation) dan teori konspirasi Kahnemann. Apa yang saya temukan adalah bahwa wacana mereka, narasi mental sangat mirip dengan teori konspirasi, mereka menggunakan pemicu emosional dan budaya untuk menciptakan momentum online. Emosi target adalah ketakutan atau kemarahan tetapi juga perasaan memiliki mereka. Pesan kepemilikan sangat kontras dengan komunikasi pemerintah, yang sangat bertolak belakang.

In Hungary where a significant portion of the population believes that vaccines are bad, evil, they modify the DNA etc. Their leaders, or the most loud ones during the pandemic in 2020 are Dr. Lenkei, Dr. G�dény and Dr. Tamási are the 3 doctor influencers the focus of this work. All strongly imply their doctoral titles in public appearances, and their companies websites. They question the protective measures and the severity of the epidemic itself - quite openly suggesting that their vitamins, supplements, treatments are the real solution. They never have been punished, even though the law says, spreading misinformation can lead to up to 5 years in prison. In this thesis I am analyzing their online communication via CDA (Fairclough - Description, Interpretation, Explanation) and Kahnemann's conspiracy theory. What I have found is that their discourse, the mental narrative is really similar to conspiracy theories, they are using emotional and cultural triggers to create online momentum. The target emotion was fear or anger but also a feeling of belonging to them. The message of belonging was in strong contrast with the government's communication, which was completely the opposite.

Kata Kunci : discourse analysis, social media, anti vaxx