Jurnalisme Berperspektif Gender di Media Online: Studi Kasus Sensitivitas Gender pada Pengelolaan Redaksi Tirto.id Berdasarkan Indikator Sensitif Gender (GSIM) UNESCO

ANDARA ROSE KHARISMANAH, Nyarwi Ahmad, Ph.D.

2021 | Skripsi | S1 ILMU KOMUNIKASI

Salah satu tujuan jurnalisme berperspektif gender adalah mengusung isu kesetaraan gender di dalam ruang redaksi, di mana masih terdapat tindakan diskriminatif terhadap jurnalis perempuan. Padahal, jumlah jurnalis perempuan lebih banyak dapat membantu pemberitaan tentang perempuan yang lebih adil. Penulis memilih fokus sensitivitas gender di pengelolaan redaksi Tirto.id yang diklaim oleh banyak penelitian sudah sensitif gender dari sisi konten. Penelitian ini bertujuan untuk memperlihatkan penerapan prinsip kesetaraan gender di level pengelolaan redaksi Tirto.id menggunakan unsur kesetaraan gender oleh IFJ (2009) sekaligus mengukur sensitivitas gender Tirto.id menggunakan Indikator Sensitif Gender untuk Media (GSIM) UNESCO. Penulis menggunakan pendekatan kualitatif dan metode studi kasus dengan pengumpulan data wawancara mendalam kepada lima narasumber dari Tirto.id. Hasilnya, Tirto.id belum berhasil menerapkan unsur kesetaraan gender oleh IFJ (2009) serta indikator GSIM UNESCO dengan baik. Penulis menyimpulkan bahwa pengelolaan redaksi Tirto.id belum sensitif gender. Hasil penelitian ini mengindikasikan, kesadaran gender berperan penting dalam membentuk sikap adil terhadap perempuan.

One of the goals of gendered journalism is to to bring up gender equality in newsroom, where there are still discrimination acts against women journalists. In fact, a greater number of women journalists can help women's coverage more fairly in media. The author choose to focus on gender sensitivity in the newsroom of Tirto.id which is claimed by many studies to be gender sensitive in terms of content. This study aims to demonstrate the application of the principle of gender equality in the newsroom of Tirto.id using the elements of gender equality by IFJ (2009), as well as measuring gender sensitivity of Tirto.id using Gender Sensitive Indicators for Media (GSIM) by UNESCO. The author uses a qualitative approach and case study method by in-depth interview with five sources from Tirto.id. As a result, Tirto.id has not succeeded in implementing both the elements of gender equality by IFJ (2009) and UNESCO's GSIM properly. Therefore, the author concludes that the newsroom of Tirto.id is not yet gender sensitive. The results of this study indicate that gender awareness play an important role in shaping fair attitudes towards women.

Kata Kunci : Jurnalisme Berperspektif Gender, Jurnalis Perempuan, Sensitivitas Gender, Pengelolaan Redaksi, Indikator Sensitif Gender untuk Media (GSIM UNESCO)/Gendered Journalism, Women Journalists, Gender Sensitivity, Newsroom, Gender Sensitive Indicators for Media