Laporkan Masalah

Makna Puisi "Saifu al-Gadri Kazzabun" dalam Antologi Kanat Lana Autanun Karya Faruq Juwaidah: Analisis Semiotik Riffaterre

AULIA RUSLAINI, Dr. Hindun, M.Hum.

2022 | Skripsi | S1 SASTRA ARAB

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan makna yang terkandung dalam puisi "Saifu al-Gadri Kazzabun". Puisi tersebut merupakan salah satu puisi Faruq Juwaidah yang terdapat dalam antologi Kanat Lana Autanun. Penelitian ini menggunakan teori semiotika sebagai sebuah teori yang khusus mengkaji tanda-tanda. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dua dari empat metode semiotik yang ditawarkan oleh Riffaterre, yaitu ketidaklangsungan ekspresi dan pembacaan semiotik yang terdiri dari pembacaan heuristik dan pembacaan hermeneutik. Hasil analisis puisi ini menunjukkan bahwa puisi "Saifu al-Gadri Kazzabun" memaparkan kedukaan bangsa Arab atas konflik Irak-Kuwait yang berujung meletusnya Perang Teluk 1990-1991. Duka dan luka yang menyelimuti Irak, Kuwait dan bangsa Arab akibat peperangan yang terjadi membawa kembali kenangan serta kerinduan terhadap persatuan dan kesatuan mereka di masa yang telah lalu. Sementara itu, di balik konflik dua negara bersaudara tersebut, terdapat campur tangan pihak ketiga yang tidak lain adalah Amerika Serikat. Dominasi dan ambisi Amerika dalam skema Perang Teluk II ini menjadi titik balik pertalian Irak dengan Amerika. Hubungan Amerika-Irak yang mulanya harmonis berpaling menjadi musuh yang saling mengancam kepentingannya satu sama lain.

This research aim to uncover the meaning of meaning of the poem "Saifu al-Gadri Kazzabun" in the anthology Kanat Lana Autanun by Faruq Juwaidah. This research uses semiotic theory which is a theory of signs. Meanwhile, the methods applied in this research are two of the four semiotic methods by Michael Riffaterre: the unsustainability of expression and semiotic reading which consists of heuristic and hermeneutic reading. The result of the research reveal Arab's sorrow about the Iraqi occupation of Kuwait that lasted from the invasion until the start of Operation Desert Storm. The grief and wounds of the war brought back memories and longing for their unity in the past. In addition, that war pointed out United States's involvement in the Middle East. Behind the Iraqi and Kuwait conflict there is an intervention of United States as a third party. America's ambition and dominance in the Second Gulf War became a turning point in Iraq's relations with Amerika. Iraqi's American relationship that were originally harmonious turned into enemies that threaten their own interests.

Kata Kunci : Perang Teluk, Irak, Kuwait, puisi, semiotik

  1. S1-2022-410011-abstract.pdf  
  2. S1-2022-410011-bibliography.pdf  
  3. S1-2022-410011-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2022-410011-title.pdf