Laporkan Masalah

HIDUP DALAM KETIDAKPASTIAN: Strategi Pedagang Pantai Pulang Sawal dalam Menggapai Resiliensi Pada Masa Pandemi COVID-19

OKI OKTAMI YUDA, Wiwik Sushartami, M.A., Ph.D.

2022 | Tesis | MAGISTER ANTROPOLOGI

Kemunculan COVID-19 menjadi mimpi buruk bagi pedagang di pantai Pulang Sawal. Meski di era normal baru pariwisata sudah dibuka kembali, operasional pariwisata masih terbatas. Kebijakan PPKM Darurat menyusul kenaikan kasus COVID-19 pada pertengahan tahun 2021 membuat pariwisata harus ditutup kembali untuk sementara waktu. Ironisnya kebijakan PPKM Darurat terus diperpanjang karena kasus COVID-19 yang masih fluktuatif di lapangan. Kondisi tersebut kemudian memunculkan pertanyaan bagaimana para pedagang dapat menggapai resiliensi di tengah pandemi COVID-19 yang membuat mereka mengalami ketidakpastiaan? Selain itu, apakah upaya resiliensi yang mereka lakukan dapat membuat mereka bertahan atau sebaliknya mereka mengalami kerentanan? Teori resiliensi akan digunakan sebagai kerangka untuk menjawab penelitian kualitatif ini. Pengumpulan data dilakukan secara random sampling dengan wawancara semi struktur. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa para pedagang melakukan serangkaian strategi adaptasi untuk dapat bertahan. Modal sosial yang para pedagang miliki mendorong mereka untuk berjualan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Namun, para pedagang juga memanfaatkan celah di bawah aturan formal ketika dihadapkan pada situasi yang sulit. Modal lingkungan berupa sumber daya alam juga dimanfaatkan para pedagang untuk bertahan. Dari strategi yang telah dilakukan oleh para pedagang pada kenyataannya tidak dapat memecahkan masalah yang mereka hadapi. Terdapat kondisi tak terduga diluar jangkauan yang dapat para pedagang lakukan. Pada akhirnya para pedagang mengalami kerentanan secara ekonomi. Dampak kerentanan ekonomi yang berjenjang membuat mereka juga mengalami kerentanan secara sosial dan budaya. Inti permasalahan yang dihadapi oleh para pedagang tidak hanya sebatas operasional pariwisata, terdapat permasalahan kompleks akibat pandemi COVID-19 yang kemudian mempengaruhi kualitas resiliensi mereka. Dapat dikatakan apabila kondisi pandemi COVID-19 tidak kunjung mereda, maka bukan tidak mungkin para pedagang akan terus berada dalam kerentanan.

The emergence of COVID-19 has become a nightmare for traders on the Pulang Sawal beach. Although in the new normal era tourism has reopened, tourism operations are still limited. PPKM Darurat policy following the increase in COVID-19 cases in mid-2021 forced tourism to be temporarily closed again. Ironically, the PPKM Darurat policy continues to be extended due to the fluctuating COVID-19 cases in the field. This condition then raises the question of how can traders achieve resilience during the COVID-19 pandemic that makes them experience uncertainty? In addition, whether the resilience efforts that they do can make them survive or experience vulnerability? Resilience theory will be used as a framework to answer this qualitative research. Data were collected by random sampling with semi-structured interviews. The results of this study indicate that trades carry out adaptation strategies to resilience. The social capital that traders have encourages them to sell following applicable regulations. However, traders also take advantage of loopholes under formal rules when faced with difficult situations. Environmental capital in the form of natural resources is also used by traders to survive. From the strategies that have been carried out by traders in reality, they cannot solve the problems they face. There are unforeseen conditions beyond the reach of traders. In the end, traders experience economic vulnerability. The impact of tiered economic vulnerability makes them also experience social and cultural vulnerability. The main problems faced by traders are not only limited to tourism operations, there are complex problems due to the COVID-19 pandemic which then affects the quality of their resilience. It can be stated that if the conditions of the COVID-19 do not subside, then traders may continue to be in vulnerability.

Kata Kunci : resiliensi, pelaku usaha pariwisata, COVID-19, strategi

  1. S2-2022-437471-abstract.pdf  
  2. S2-2022-437471-bibliography.pdf  
  3. S2-2022-437471-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2022-437471-title.pdf