Laporkan Masalah

MODEL BISNIS: petik dua Brideslor petik dua PENYEDIA DAN LAYANAN JAHIT GAUN PESTA BERBASIS PEMBERDAYAAN DAN FESYEN BERKELANJUTAN

VICHA OCTAVIA TAMA, Risa Virgosita, S.E., M.Sc., Ph.D.

2022 | Tesis | Magister Manajemen

Industri tekstil dan pakaian termasuk dalam lima sektor manufaktur yang menjadi prioritas pengembangan pada era Indonesia 4.0 dan masih memiliki peluang usaha yang baik di masa depan. Namun, meningkatnya angka pertumbuhan industri tekstil membuat banyak limbah pakaian yang merugikan lingkungan. Upaya mengurangi limbah tersebut dapat dilakukan melalui beberapa cara, yaitu preloved dan sewa. Adanya pandemi Covid-19 di Indonesia membuat penjahit mengalami penurunan pendapatan. Karena alasan tersebut, maka dibutuhkan sebuah solusi pengembangan model bisnis agar roda perekonomian kembali berjalan baik. Didukung adanya tren bridesmaid dan groomsmen, penulis menawarkan aplikasi yang membantu pemberdayaan penjahit dengan konsep fesyen berkelanjutan. Aplikasi Brideslor menawarkan pemesanan, persewaan, dan pembuatan gaun pesta secara daring yang mengusung kampanye fesyen berkelanjutan. Metode yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan analisis konten. Penelitian ini melibatkan wawancara sepuluh narasumber calon pelanggan potensial dengan rentang usia 15 hingga 35 tahun dan empat orang penjahit. Selain wawancara, observasi juga dilakukan untuk melihat keunggulan dan kekurangan kompetitor, yaitu Jahitin.com, Idesainer.com, dan Kostoom.com. Data tersebut digunakan untuk acuan penyusunan peta empati dan kanvas model bisnis untuk perusahaan sosial Brideslor. Berdasarkan hasil penelitian, Brideslor tidak hanya menjembatani penjahit dengan pelanggan namun mampu memberikan kontribusi positif bagi penjahit berupa pelatihan dan tambahan penghasilan dan fesyen berkelanjutan melalui layanan preloved dan sewa gaun pesta.

The textile and clothing industry is included in the five manufacturing sectors which are development priorities in the era of Indonesia 4.0 and still have good business opportunities in the future. However, the increasing growth rate of the textile industry creates a lot of clothing waste that is detrimental to the environment. Efforts to reduce this waste can be done in several ways, namely preloved and rented. The Covid-19 pandemic in Indonesia has made tailors experience a decline in income. For this reason, a business model development solution is needed to make the economy run well. Supported by the trend of bridesmaids and groomsmen, the author offers an application that helps empower tailors with sustainable fashion concepts. The Brideslor app offers online ordering, rental, and creation of party gowns featuring a sustainable fashion campaign. The method used is qualitative research with a content analysis approach. This study involved interviewing ten sources of potential customers with an age range of 15 to 35 years and four tailors. In addition to interviews, observations were also made to see the advantages and disadvantages of competitors, namely Sewing.com, I Designer.com, and Kostoom.com. This data is used as a reference for developing an empathy map and business model canvas for the Brideslor social enterprise. Based on the research results, Brideslor not only bridges tailors with customers but is able to make a positive contribution to tailors in the form of training and additional income, and sustainable fashion through preloved services and party dress rental.

Kata Kunci : Model bisnis, peta empati, Brideslor, Covid-19, preloved, sewa, jasa penjahit

  1. S2-2022-465155-abstract.pdf  
  2. S2-2022-465155-bibliography.pdf  
  3. S2-2022-465155-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2022-465155-title.pdf