Laporkan Masalah

Resort Hotel di Kabupaten Bandung Dengan pendekatan Arsitektur Berkelanjutan

MAULANA FAJAR N, Ir. Adi Utomo Hatmoko, M.Arch

2022 | Skripsi | S1 ARSITEKTUR

Pada tahun 2016 silam MEA (Masarakat Ekonomi Asean) mulai efektif diberlakukan, hal ini tentu akan mempengaruhi berbagai sektor khususnya sektor perekonomian. Pariwisata yang merupakan salah satu sektor penting dalam perkembangan perekonomian, harus mulai beradaptasi terhadap MEA yang mana sudah diatur didalam ASEAN Tourism Strategic Plan 2016 - 2025 sebagai buku panduan dalam pengembangan pariwisata. Indonesia yang merupakan sebuah negara maritim, kaya akan potensi alam, sudah memiliki nama di pasar pariwisata internasional sebagai salah satu surga atau nirvana-nya pariwisata, dimana para turis dapat menikmati keindahan alam dan budayanya yang unik. Hal ini merupakan sebuah potensi yang sangat menjanjikan dan sangat menarik bagi pasar turis internasional maupun nasional. Di Kabupaten Bandung sendiri yang memiliki cukup banyak potensi alam dan budaya untuk dijadikan objek pariwisata dan tercatat memiliki indeks pariwisata sebesar 95 poin (tertinggi) berdasarkan pengukuran oleh Frontier Consulting Group, memiliki kendala dalam melakukan pengelolaan dan konservasi dari objek objek tersebut. Hal ini masih harus diperbaiki, karena disebutkan didalam pedoman ASEAN Tourism Strategic Plan yang mana mengharuskan objek pariwisata untuk dapat sustain dan inklusif. Hal ini kemudian menaikkan urgensi untuk menggiatkan dan mengembangkan potensi pariwisata tersebut. Dengan diberlakukannya MEA diharapkan pasar turis Internasional dapat menjadi sumber pemasukan bagi Indonesia. Oleh karena itu pembangunan fasilitas pariwisata dengan sasaran pasar internasional menjadi penting, khususnya di Kabupaten Bandung yang memiliki target wisatawan yang datang kurang lebih sebanyak 2 - 3 juta pengunjung setiap tahunnya. Dengan demikian, dilatar belakangi diberlakukannya MEA dan pemanfaatan potensi alam dan budaya yang dimiliki. Sebuah fasilitas pariwisata dalam bentuk Hotel Resort, diharapkan dapat memenuhi permintaan dan kebutuhan baik pasar internasional saat ini maupun pasar internasional 10 tahun yang akan datang dan menjadi jalan keluar sebagai salah satu cara untuk menjaga keaslian dan keberlangsungan potensi alam dan budaya yang ada di Kabupaten Bandung.

In 2016, the MEA (Asean Economic Community) began to be effectively implemented, this would certainly affect various sectors, especially the economic sector. tourism, which is one of the important sectors in economic development, must begin to adapt to the MEA which has been regulated in the 2016-2025 ASEAN Tourism Strategic Plan as a guidebook in tourism development. Indonesia, which is a maritime country, rich in natural potential, already has a name in the international tourism market as one of paradise or Nirvana for tourism, where tourists can enjoy the beauty of their unique nature and culture. This is a very promising potential and very attractive to the international and national tourist markets. In Bandung Region itself which has quite a lot of natural and cultural potential to become the object of tourism and is noted to have a tourism index of 95 points (highest) based on measurements by the Frontier Consulting Group, it has obstacles in managing and conserving the object objects. This still needs to be corrected, because it is mentioned in the ASEAN Tourism Strategic Plan guidelines which require tourism objects to be able to sustain and be inclusive. This then increases the urgency to intensify and develop the tourism potential. With the enactment of MEA, it is hoped that the international tourist market can become a source of income for Indonesia. Therefore the development of tourism facilities with the target of international markets becomes important, especially in Bandung Regency which has a target of around 2-3 million visitors each year. Thus, against the background of the enactment of the MEA and the utilization of the potential of nature and culture owned. A tourism facility in the form of a Resort Hotel, is expected to meet the demands and needs of both the current international market and international market in the next 10 years and become a way out as a way to maintain the authenticity and sustainability of the natural and cultural potential in Bandung Regency.

Kata Kunci : MEA, Pariwisata Internasional, sustainable architecture

  1. S1-2022-384790-abstract.pdf  
  2. S1-2022-384790-bibliography.pdf  
  3. S1-2022-384790-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2022-384790-title.pdf