Kepatuhan Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian terhadap Protokol Kesehatan Pencegahan COVID-19 di Apotek Wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

FATHUL MUIN, apt. Anna Wahyuni Widayanti, MPH., Ph.D.; Prof. Dra. RA. Yayi Suryo Prabandari, M.Si, Ph.D.

2022 | Tesis | Magister Manajemen Farmasi

Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK) selaku tenaga kesehatan yang berpraktek di Apotek memiliki resiko tertular apabila tidak menerapkan protokol kesehatan pencegahan COVID-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepatuhan Apoteker dan TTK dalam menerapkan protokol kesehatan pencegahan COVID-19 dan mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kepatuhan tersebut. Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian kuantitatif dan kualitatif dengan pendekatan eksplanatori sekuensial. Sampel pada penelitian ini yaitu masing-masing 264 Apoteker dan TTK yang melakukan praktik kefarmasian di Apotek wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Teknik pengambilan sampel pada penelitian kuantitatif dilakukan secara simple random sampling, sedangkan pada penelitian kualitatif secara purposive sampling dengan pengambilan data menggunakan kuesioner dan wawancara. Karakteristik demografi responden disajikan secara deskriptif dalam bentuk tabel. Hasil penelitian kuantitatif dianalisis menggunakan aplikasi SPSS 26 untuk mengidentifikasi faktor yang berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan, sedangkan hasil penelitian kualitatif digunakan untuk menjelaskan hasil yang diperoleh pada penelitian kuantitatif. Jumlah responden dalam penelitian ini yaitu 519 responden dengan rincian 262 Apoteker dan 257 TTK yang dilakukan pada Agustus-Desember 2021. Tingkat kepatuhan Apoteker yaitu 70,6% (kategori sedang), sedangkan tingkat kepatuhan TTK yaitu 71,3% (kategori sedang). Faktor yang berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan Apoteker dan TTK yaitu faktor lingkungan-organisasi dan faktor self efficacy (p<0,005), sedangkan faktor tingkat pengetahuan menunjukkan hasil yang tidak signifikan (p>0,005). Hasil wawancara terhadap 11 responden menunjukkan bahwa penerapan protokol kesehatan di Apotek sudah cukup baik, namun perlu diterapkan secara berkelanjutan dan konsisten serta perlunya dukungan sarana dari pihak manajemen Apotek.

Pharmacist and pharmacy technician as health workers in pharmacies have high risk of transmitting the COVID-19 virus. They often have direct contact to public or COVID-19 patients who come to pharmacies. This study aimed to determine the compliance level of pharmacist and pharmacy technician to the COVID-19 health protocols and its correlations to the level of knowledge, organizational-environment and self-efficacy. This study was designed quantitative and qualitative research with a sequential explanatory strategy approach. The samples in this study were 264 pharmacists and pharmacy technicians who practiced at pharmacies in the Special Region of Yogyakarta Province. The sampling technique in quantitative research used by simple random sampling, while in qualitative research used purposive sampling with data collected by questionnaires and interviews. The demographic characteristics of the respondents presented descriptively in table form. The results of quantitative research were analyzed using SPSS 26 to identify factors that influence the level of compliance, while the results of qualitative research were used to explain the results obtained in quantitative research. The number of respondent in this study were 519 with details of 262 Pharmacists and 257 pharmacy technician conducted in August-December 2021. Pharmacists compliance level was 70.6%, while pharmacy technician compliance was 71.3%. Factors that correlate the compliance level of pharmacists and pharmacy technician are environmental-organizational and self-efficacy (p<0.005). The results of the interview with 11 respondents showed that the implementation of health protocols in pharmacies was quite good, but needs to be applied consistently and the need for facilities support from the pharmacy management.

Kata Kunci : Apoteker, COVID-19, Kepatuhan, Protokol Kesehatan