Laporkan Masalah

Analisis Teks Percakapan (CA) terhadap Representasi Fenomena Gosip dan Pola Komunikasi Masyarakat Jawa dalam Film Pendek Tilik (2018)

SWITA MEMORITA S, Rajiyem, Dr., S.I.P., M.Si. ; Budi Irawanto, Dr., S.I.P., M.A. ; Irham Nur Anshari, S.I.P., M.A.

2021 | Skripsi | S1 ILMU KOMUNIKASI

Tilik adalah sebuah film pendek berbahasa Jawa yang bercerita tentang sekelompok Ibu-ibu yang hendak menjenguk salah satu warganya yang sedang sakit di Rumah Sakit. Film Pendek yang diproduksi oleh rumah produksi Ravacana Films yang berbasis di Yogyakarta. Narasi film itu bersentral pada budaya Tilik atau menjenguk orang sakit di rumah sakit yang telah menjadi budaya pada masyarakat pada umumnya di Indonesia. Tidak hanya viral di media sosial, Film pendek Tilik ini telah ditonton sebanyak 25 juta kali di linimassa di Youtube. Film ini diproduksi di beberapa festival di Yogyakarta sebelum akhirnya lulus dalam kompetisi dana keistimewaan untuk para creator dari Dinas Kebudayaan Yogyakarta hingga ditayangkan di Youtube pada tahun 2020 lalu. Film ini mendapat penghargaan sebagai Film Pendek Terpilih pada gelaran Piala Maya ke-7, ajang penghargaan film tahunan Indonesia serta penghargaan Internasional lainnya. Kesuksesan komersial serta penghargaan dari film tersebut mengindikasikan tumbuhnya kembali preferensi dan minat masyarakat nasional terhadap film Indonesia ataupun film pendek Indonesia. Budaya Tilik nampaknya menjadi budaya yang tertanam lama di Indonesia seperti Lebaran, Natalan, Imlek, dan lain sebagainya. Tilik atau menjenguk orang sakit menjadi salah satu budaya rutin yang dilakukan di Indonesia, begitu juga pada masyarakat suku Jawa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, dimana penulis mencoba menggambarkan pola komunikasi tokoh Bu Tedjo, si tukang gosip, beserta tokoh-tokoh lainnya dalam film pendek ini melalui data visual dan transkrip teks percakapan para tokoh yang sudah dikumpukan. Penulis menggunakan conversation analysis untuk menguraikan representasi pola komunikasi gosip pada relasi antar masyarakat dalam film Tilik. Hasil analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa film Tilik memproyeksikan pola komunikasi sirkuler yaitu setiap komunikan memilik kedudukan yang sama dan berperan sebagai decoder dan encoder. Percakapan dengan menerapkan prinsip Turn Taking Organization (Pengambilan giliran berbicara) yang sangat baik. Budaya menggosip menunjukkan bahwa pola komunikasi masyarakat Jawa yang terjadi dapat ditunjukkan oleh mayoritas kedua tokoh dalam film tersebut yakni Yu Ning dan Bu Tedjo bersama dengan tokoh ibu-ibu lainnya, dan juga Gotrek. Salah satu tetap pada pendiriannya, dan tokoh yang satu lurus-lurus saja dan positif namun tetap kalah pada Bu Tedjo. Pembicaraan antar masing-masing tokoh yang berkesinambungan dan situasi sempat menjadi sensitif menunjukkan berlangsungnya pola komunikasi yang baik.

Tilik is a Javanese short film about a group of housewives on their way visiting one of their neighbor who got sick in the hospital. This short film produced by Ravacana Films based in Yogyakarta. This films narration centered in the Javanese culture Tilik or visiting sick peoples in hospital, and this has been something common in Indonesia. Tilik has been watched around 25 million times in YouTube and it has been very viral in social media world. This film produced in some film festivals in Yogyakarta before finally it passed the privileges founding competition for film creator by Yogyakarta Cultural Department until finally it can be aired in YouTube in 2020. This film got appreciation as favored short film in the 7th Maya Award, one of annual film awards in Indonesia, and from other international film awards as well. Commercial success and rewards for the film indicate the growth of society preference and interest into Indonesian film especially Indonesians short film. Tilik culture seems to be authentic culture in Indonesia for a long time such as Idul Fitri, Christmas, Chinese New Year, etc. or visiting sick peoples becomes one of most common culture in Indonesia mainly Javanese people. This research use qualitative method by trying to describe the role Bu Tedjos communication pattern with others casts, the gossip initiator in this short film using visual data and conversation transcript of the casts as textual data. Using Conversation Analysis (CA), this study tries to describe the representation of society communication patterns in Tilik film. Based on this analysis, it is found that Tilik projects the circular communication pattern, where every communicans has the same portion and could act as a decoder and encoder. The conversation also shows that the communication process such as turn taking organization had been done very well. Gossiping habit shows the communication patterns of Javanese people society seen in conversation between two main leads in the film, Bu Tedjo and Yu Ning with other cast include Gotrek. One person sticks to her argument while the other one keep being the positive but finally yields to Bu Tedjo. Situations being sensitive with the arguments but overall had indicated the good communication pattern.

Kata Kunci : Conversation Analysis, Tilik, Pola Komunikasi, Gosip

  1. S1-2021-394603-Abstract.pdf  
  2. S1-2021-394603-bibliography.pdf  
  3. S1-2021-394603-TableofContent.pdf  
  4. S1-2021-394603-Title.pdf