Karakterisasi dan Ekspresi Gen MyoD dan DLK1 Terpaut Pertumbuhan Otot Skeletal Ayam Hibrida Pelung (Gallus gallus domesticus Linnaeus, 1758)
UTIN ELSYA PUSPITA, Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc.; Prof. Ir. Tety Hartatik, S. Pt., Ph.D., IPM.; Dr.med.vet. drh. Hendry T. S. S. G. Saragih, M.P.
2021 | Disertasi | DOKTOR BIOLOGIAyam pelung merupakan galur ayam yang dikembangkan di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, yang dikenal karena performanya yang prima, warna bulu yang menarik, suara yang khas, resistensi terhadap penyakit, dan memiliki bobot tertinggi dibanding galur ayam lokal lainnya. Di Indonesia terdapat berbagai galur ayam komersial yang dibedakan berdasarkan pemanfaatannya. Ayam broiler merupakan galur ayam pedaging yang dikonsumsi di seluruh dunia yang dikembangkan di Amerika Serikat yang memiliki keunggulan pertumbuhan yang cepat. Sementara itu ayam layer merupakan galur ayam petelur komersial yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi. Salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bobot total pada ayam pedaging adalah pertumbuhan bobot skeletal yang terjadi melalui mekanisme hiperplasia dan hipertropi. Hiperplasia atau pertambahan jumlah sel pada otot skeletal ayam dipengaruhi gen yang berperan dalam pembentukan sel otot, salah satunya gen MyoD. Sedangkan proses hipertropi terjadi akibat perbesaran ukuran sel yang juga dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah ekspresi gen DLK1. Tujuan dari penelitian ini antara lain untuk mempelajari karakter fenotip, karakter karkas, dan ekspresi gen MyoD dan DLK1 ayam hibrida pelung hasil persilangan ayam pelung, ayam broiler, dan ayam layer. Dalam penelitian ini dilakukan persilangan antara ayam pelung, ayam broiler, dan ayam layer untuk menghasilkan galur ayam baru, yang disebut ayam hibrida pelung, yang memiliki performa prima, pertumbuhan cepat, dan produktivitas yang tinggi. Kualitas dan tingkat produksi daging berkaitan carcass traits dan pertumbuhan otot, baik hiperplasia maupun hipertropi. Pengukuran kualitas daging dan karakterisasi hasil setiap jalur persilangan dilakukan dengan pengukuran pertambahan bobot, pengamatan histologis otot skeletal, dan analisis level ekspresi gen MyoD dan DLK1 yang berhubungan dengan hiperplasia dan hipertropi menggunakan metode qRTPCR. Hasil penelitian ini menunjukkan bobot badan ayam hibrida pelung (888,22±139,63 gram) lebih rendah dari bobot ayam broiler (1300,83±191,05 gram), tetapi secara signifikan lebih tinggi dari ayam layer (436,39±42,33 gram) dan pelung (467,06±85,7 gram; p<0,05). Karkas ayam hibrida pelung memiliki jumlah lemak 1,54±0,25% yang lebih rendah dibandingkan dengan ayam pelung (4,27±0,73%) dan ayam broiler (2,11±0,79%), pH sebesar 5,57±0,04 yang lebih tinggi dibanding ayam pelung (5,35±0,19), dan kandungan protein sebesar 21,39±0,70% yang lebih rendah dari ayam broiler (22,36±0,68%) secara signifikan (p<0,05). Persentase otot dada ayam hibrida pelung (10,71±3,12%) secara signifikan lebih tinggi dari ayam pelung (5,66±1,84%; p<0,05). Analisis ekspresi gen MyoD pada otot skeletal ayam hibrida pelung menunjukkan lonjakan tajam dari umur inkubasi (embryonic day; ED) 17 hari hingga hari 0 penetasan (posthatch; P0). Pola ekspresi kemudian menunjukkan penurunan seiring dengan pertambahan umur ayam. Pola tersebut menunjukkan kesamaan pola dengan ayam pelung, broiler dan layer. Akan tetapi, level ekspresi gen MyoD ayam hibrida pelung secara signifikan lebih tinggi dibanding ayam pelung dan layer di semua umur pertumbuhan. Ekspresi gen DLK1 menunjukkan pola yang serupa dengan ekspresi gen MyoD pada ayam hibrida pelung.
Pelung is the local chicken of Indonesia which was domesticated in Cianjur, Jawa Barat, which is known for the great performance, distinctive voice, high resistance against various diseases, and best weight among all native chickens in Indonesia. Broiler is a commercial breed known for the meat production and high growth rate. While Layer is a commercial breed known for the egg production. One of the factors that play roles in chicken growth is skeletal muscle development, including hyperplasia and hypertrophy. Hyperplasia is defined as the increasing cell amount, which in skeletal muscle occurs by gene expression including MyoD. On the other hand, hypertrophy occurs by the increasing of cell size which controlled by several factors including DLK1 gene expression. This study was conducted to observe the phenotypic characteristics, carcass characteristics, and the expression of MyoD and DLK1 of pelung hybrid chicken derived from the crossing between pelung, broiler, and layer. The crossing between pelung, Broiler and Layer was conducted to produce new strain which has great performance, high growth rate and high productivity. Meat quality and high meat production are related to carcass traits and muscle development, including hyperplasia and hyperthropy. Each breeding line is measured for the meat quality and weight gaining, skeletal muscle histological observation, and expression level of MyoD and DLK1 genes which are associated to hyperplasia and hyperthropy using qRT-PCR method. The results from this study showed the pelung hybrid chicken had lower body weight on week 7 (888.22±139.63 gram) compared to broiler (1300.83±191.05 gram), but significantly higher compared to layer (436.39±42.33 gram) dan pelung (467.06±85.7 gram; p<0.05). The pelung hybrid chicken meat contained 1.54±0.25% fat, which was lower compared to pelung (4.27±0.73%) and broiler (2.11±0.79%). Pelung hybrid had 5.57±0.04 pH value which was higher than the pelung had (5.35±0.19) as well. On the other hand, pelung hybrid had lower protein content (21.39±0.70%) than broiler (22.36±0.68%) significantly (p<0.05). Breast yield of the hybrid chicken was 10.71±3.12%, which was significantly higher than pelung (5.66±1.84%; p<0.05). The analysis of MyoD expression level on the hybrid chicken skeletal muscle showed high increase from incubation day 17 to hatch day. The expression pattern then decreased on the following days. The other chicken types showed the same expression pattern, besides the broiler chicken had the highest expression level at all ages. DLK1 expression showed similar pattern to MyoD in hybrid chicken.
Kata Kunci : Ayam hibrida pelung, gen MyoD, gen DLK1, pertumbuhan otot skeletal