A STRUCTURAL ANALYSIS ON THE MITIGATION OF COLTAN MINING-RELATED CONFLICTS IN THE DEMOCRATIC REPUBLIC OF CONGO

LUH NYOMAN T, Dr. Dafri Agussalim

2021 | Skripsi | S1 ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

Konflik penambangan coltan di Republik Demokratik Kongo telah lama dikenal sebagai perdagangan ���¢�¯�¿�½�¯�¿�½mineral darah���¢�¯�¿�½�¯�¿�½. Tesis ini membahas apakah upaya pembuatan skema sertifikasi oleh International Tin Association telah memitigasi dampak negatif konflik dalam industri pertambangan coltan. Setelah Perang Kongo Pertama dan Kedua, negara itu secara ekonomi dirampas, dikelilingi oleh politik yang tidak stabil untuk memberikan sedikit atau tidak ada pengawasan terhadap perdagangan, perdamaian, dan praktik pertambangan standar. Di tengah keterpurukan ekonomi, columbite-tantalite atau disebut juga coltan menjadi komoditas yang sangat diminati yang banyak ditemukan di Republik Demokratik Kongo. Namun, praktik penambangan coltan di Republik Demokratik Kongo melibatkan resimen perdagangan gelap seperti pekerja anak, upah di bawah standar, standar keamanan yang rendah, serta pengambilalihan dengan kekerasan antara satu kelompok dengan kelompok lainnya. Pada tahun 2011, International Tin Association (ITA) berinisiatif membuat program sertifikasi melalui ITSCI. Program ini menggunakan sistem ���¢�¯�¿�½�¯�¿�½bag-and-tag���¢�¯�¿�½�¯�¿�½ untuk pedagang coltan internasional yang diambil dari daerah konflik dan berisiko tinggi seperti DRC. Saat mempelajari layanan mitigasi konflik oleh ITSCI, tesis ini menggunakan The Conflict Trap karya Paul Collier sebagai kerangka konseptual untuk menentukan ���¢�¯�¿�½�¯�¿�½dampak negatif���¢�¯�¿�½�¯�¿�½ yang dinilai dalam penelitian, dan strukturalisme ekonomi untuk menggambarkan gambaran besar fenomena dalam kaitannya dengan investor asing di dalam negeri. rantai pasokan pertambangan coltan. Penelitian ini menemukan bahwa keluhan ekonomi adalah kekuatan pendorong utama setelah Perang Kongo Pertama dan Kedua, yang menyebabkan konflik terulang kembali melalui ekstraksi mineral. Sementara itu, berlanjutnya konflik juga didukung dengan ketergantungan yang tak terhindarkan antara Republik Demokratik Kongo dan perusahaan mineral yang bermarkas di Barat seperti Prancis, Belgia, dan Inggris dengan memperdagangkan coltan. Namun, program ITSCI gagal memutuskan ikatan ketergantungan antara kedua klaster negara tersebut, sehingga menimbulkan konflik di dalam industri pertambangan coltan.

The coltan mining conflict in Democratic Republic of Congo has been long known as the trade of ���¢�¯�¿�½�¯�¿�½blood mineral���¢�¯�¿�½�¯�¿�½. This thesis discusses whether the effort of creating a certification scheme by the International Tin Association has mitigated the negative impacts of conflicts within the coltan mining industry. Following the First and Second Congo War, the country was economically deprived, surrounded with unstable politics to provide little to no supervision on trade, peace, and standardized mining practices. Amidst the economic deprivation, columbite-tantalite or also known as coltan became a highly demanded commodity which can be richly found in the Democratic Republic of Congo. The practice of coltan mining in the Democratic Republic of Congo, however, involves illicit trade regiments such as child labor, underpaying wages, low safety standards, as well as violent takeovers between one group and another. In 2011, the International Tin Association (ITA) took the initiative to create a certification program through ITSCi. The program uses a ���¢�¯�¿�½�¯�¿�½bag-and-tag���¢�¯�¿�½�¯�¿�½ system for international coltan traders extracted from conflicted and high-risk areas such as DRC. While studying the conflict mitigation service by ITSCi, this thesis uses Paul Collier���¢�¯�¿�½�¯�¿�½s The Conflict Trap as a conceptual framework to determine the ���¢�¯�¿�½�¯�¿�½negative impacts���¢�¯�¿�½�¯�¿�½ assessed in the research, and economic structuralism to draw a big picture of the phenomena in relation to foreign investors within the coltan mining supply chain. The research finds that economic grievances are the main driving force following both the First and Second Congo War, causing conflicts to reoccur through mineral extraction. Meanwhile, the persistence of conflict is also supported with an inevitable dependency between Democratic Republic of Congo and Western-headquartered mineral companies such as France, Belgium, and the UK by trading coltan. ITSCi���¢�¯�¿�½�¯�¿�½s program, however, fails to cut off the dependency ties between both clusters of countries, therefore maintaining conflicts within the coltan mining industry.

Kata Kunci : Coltan, Republik Demokratik Kongo, ITSCi, Paul Collier, The Conflict Trap, Ekonomi Strukturalisme.