EVALUASI IMPLEMENTASI SPM PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DALAM SITUASI BENCANA CORONAVIRUS DISEASE-19 (COVID-19) DI KABUPATEN SLEMAN
MUH. FAHMI ALFIAN, Dr. drg. Julita Hendrartini, M.Kes., AAK.; Dr. dr. Dwi Handono S., M.Kes.
2021 | Tesis | MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKATLatar belakang Standar Pelayanan Minimal (SPM) merupakan acuan bagi pemerintah daerah untuk memberikan hak atas pelayanan dasar kepada masyarakat secara minimal. Kesehatan telah ditetapkan oleh Pemerintah Pusat sebagai salahsatu dari enam urusan bersama pemerintah daerah yang bersifat wajib. WHO dan asosiasi profesi PDGI menghimbau untuk melakukan penyesuaian terkait pelayanan dan standar dalam pelayanan kesehatan gigi dan mulut selama situasi bencana Covid-19. Oleh karena itu, perubahan situasi bencana Covid-19 kemungkinan dapat memberikan pengaruh terhadap pelaksanaan SPM pengembangan program pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Kabupaten Sleman. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi implementasi SPM Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut dalam situasi bencana Covid-19 di Kabupaten Sleman. Metode Penelitian ini merupakan evaluasi program secara deskriptif dengan pendekatan CIPP. Penelitian menggunakan metode campuran (mixed method) dengan desain sequential mixed. Metode kuantitatif dilakukan dengan melakukan perbandingan data pelaksanaan dan capaian SPM bidang pelayanan kesehatan gigi dan mulut. Metode kualitatif dilakukan dengan melakukan in-depth interview kepada pengambil kebijakan dan pemberi layanan di Pusat Kesehatan Masyarakat Kabupaten Sleman. Hasil Analisis kuantitatif menunjukkan bahwa kelangsungan pelayanan kesehatan gigi tetap berjalan selama pandemi. Analisis kualitatif menunjukkan terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi pertimbangan operator dalam proses perubahan manajemen dan penentuan kebijakan pembatasan akses pelayanan. Kesimpulan Terdapat perbedaan dalam implementasi kerangka SPM dalam rangka untuk menjaga kelangsungan pelayanan pada saat situasi bencana. Kondisi tersebut dipengaruhi oleh berbagai aspek pada masukan dan transformasi manajemen yang berlangsung di tiap Puskesmas. Oleh karena itu, terjadi variasi perbedaan pada akses pelayanan yang diberikan pada pasien walau demikian capaian IKM dapat bertahan pada tingkat baik.
Background: Minimum Standard of Services (SPM) is a guidance for local governments to provide the right of basic services to the community at minimum level. Sleman Regency implements the Extended Minimum Standard of Services (SPM Pengembangan) for Dental and Oral Health Services. WHO and Indonesian Dental Association (PDGI) urges to make necessary adjustments related to services and standards of dental and oral health services during the Covid-19 disaster. Objective: This study aims to evaluate the implementation of Minimum Standard of Dental Services in the Covid-19 disaster situation at Sleman Regency. Methods: This research is a descriptive program evaluation with the CIPP approach. The design of this study is mixed sequential. The quantitative method was carried out by comparing the implementation data and achievements of Minimum Standard of Dental Services. The qualitative method was carried out by in-depth interviews with informant. Result: Quantitative analysis shows that the delivery of dental health services continues during the pandemic. Qualitative analysis shows that there are various factors which influence the dentists consideration in the process of transforming management and deciding to limit service access. Conclusion: There are differences in the implementation of the Minimum Standard of Dental Services framework to maintain the delivery of dental service during disaster situations. This condition is influenced by various aspects of the input and transforming management processed that takes place in each Puskesmas. Therefore, there are variations in access to dental services provided to patients, even though the customer satisfaction index (IKM) achievement can maintain a good level.
Kata Kunci : SPM, kebijakan kesehatan gigi dan mulut, Covid-19, Puskesmas, CIPP