Pengembangan Kawasan Bekas Pabrik Garam Kalianget Madura Berdasarkan Morfologi Kawasan Pusaka

VICELIA INTAN SAVILA, Dr. Ir. Dwita Hadi Rahmi, M.A

2021 | Tesis | MAGISTER ARSITEKTUR

Pabrik Garam Kalianget merupakan pabrik garam modern pertama di Hindia Belanda yang dibangun tahun 1899. Kawasan bekas pabrik garam kalianget merupakan kawasan bersejarah yang memiliki nilai signifikansi pusaka untuk dipertahankan. Penelitian ini bertujuan untuk menyusun arahan design pengembangan kawasan pusaka bekas pabrik garam Kalianget berdasarkan morfologi kawasan pusaka. Langkah pertama yang dilakukan ialah dengan mengidentifikasi karakteristik morfologi kawasan pabrik garam Kalianget pada masa dulu (saat pabrik berfungsi) dan saat ini (pabrik sudah tidak berfungsi). Langkah kedua dengan menentukan nilai signifikansi pusaka elemen morfologi kawasan. Morfologi kawasan dianalisis menggunakan analisis figure ground, linkage dan place theory yang disuperimposed berdasarkan teori Roger Trancik. Hasil penelitian menunjukkan Karakteristik morfologi kawasan pabrik garam Kalianget mengalami beberapa perubahan dari bentuk aslinya. Morfologi pabrik saat masih berfungsi, memiliki struktur garis sumbu kawasan berupa Jalan Raya Kalianget dan Jalan Gajah Mada. Morfologi bekas pabrik garam Kalianget dibentuk oleh garis sumbu Jalan Raya Kalianget dan Jalan Gajah Mada, serta Jalan Brawijaya. Perkembangan figure ground saat ini memiliki dua tipologi yaitu acak dan teratur. Kawasan yang baru dibangun pasca kemerdekaan Indonesia cenderung memiliki konfigurasi acak (tidak teratur) karena berkembang secara organis. Beberapa elemen morfologi di Kawasan Bekas Pabrik Garam Kalianget memiliki nilai signifikansi pusaka yang harus dilestarikan. Terdapat 193 bangunan atau 65% memiliki nilai signifikansi pusaka. Jalan yang memiliki nilai siginifikansi pusaka berjumlah 14 ruas jalan. Ruang terbuka yang memiliki nilai signifikansi pusaka berjumlah 6 yaitu Taman Merdeka, Lapangan Adirasa, Lapangan Brawijaya Tengah, Lapangan Brawijaya Timur, dan Lapangan Tandon Air.

The salt factory former heritage area in Kalianget is a modern industry that was built as the salt briquette factory area during the colonial period in 1899. The salt factory former heritage area in Kalianget is a historical area that has heritage significance value need attention for maintenance. This study aims to developed of The salt factory former heritage area in Kalianget based on the morphology of the heritage area. The first step is to identify the morphological characteristics of the Kalianget salt factory area in the past (when the factory was working) and now (the factory is stop working). The second step is to determine the significance value of the morphological area with element heritage. This study uses the urban design theory by Roger Trancik. The urban design theory identifies morphology through figure ground analysis, linkage theory, and place theory The results of the study show the characteristics he salt factory former heritage area in Kalianget which have several pattern changes. The morphology of the factory when it was still functioning, had an axis line structure in the form of Jalan Raya Kalianget and Jalan Gajah Mada. The morphology of the former Kalianget salt factory is formed by the axis lines of Jalan Raya Kalianget and Jalan Gajah Mada, and Jalan Brawijaya. The development of figure ground currently has two typologies, random and regular. Several morphological elements in the salt factory former heritage area have significant heritage values that must be preserved. There are 193 buildings or 65% have heritage significance value. Roads that have significant heritage value open 14 roads. The 6 open spaces that have significant heritage value are Merdeka Park, Adirasa Field, Central Brawijaya Field, East Brawijaya Field, and Water Tank Field.

Kata Kunci : Morfologi Kawasan, Signifikansi Pusaka, Figure Ground, Linkage, Place