Keterampilan Ansambel Dalam Pertunjukan Virtual (Studi Kasus Marskanskey String Quartet)

ARUM KUSUMA DEWI, Dr. Royke B Koapaha M,Sn ; Dr. Gabriel Roosmargo Lono Lastoro Simatupang, M.A

2021 | Tesis | MAGISTER PENGKAJIAN SENI PERTUNJUKAN DAN SENI RUPA

String Quartet merupakan bentuk yang paling populer dalam musik berkelompok. Dalam kuartet gesek tidak ada kondakter sebagai pemimpin, pengarah dan koodinator musik, tak heran banyak kuartet yang akhirnya bubar karena menemui masalah. Marskanskey String Quartet merupakan salah satu kelompok dari Jogja yang memiliki usia relatif panjang dan memiliki prestasi lebih, meskipun berdasar pengamatan awal kelompok ini terlihat sama dengan kelompok lain. Penelitian ini diangkat untuk mengetahui bagaimana penerapan keterampilan ansambel Marskanskey String Quartet dalam petunjukan virtual, dan bagaimana proses empati mewujud serta manfaat empati dalam kelompok Marskanskey. Untuk mengupas bagaimana penerapan keterampilan ansambel dalam kelompok Marskanskey, penulis mewacanakan kasus tersebut dengan teori ensamble skill dari Keller. Teori ini penulis anggap mampu mendeskripsikan wacana tersebut secara menyeluruh, komprehensif dan mendalam yaitu keterampilan dari proses latihan hingga pertunjukan. Sementara pada pembahasan proses empati, penulis menggunakan teori empati dari Hoffman. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Hasil penelitian menunjukan Marskanskey telah menerapkan keterampilan ansambel dengan baik. Behavior mewujud melalui dua cara yaitu spontan dan telah didiskusikan. Selain itu ditemukan hasil bahwa pada pertunjukan virtual terutama melalui rekaman audio dan video yang terpisah, gerakan cue yang dihasilkan bukan lagi sebagai fungsi utama yaitu komunikasi musikal, melainkan sebagai ekspresi individu. Peneliti juga menemukan adanya keterbatasan pada teori Keller pada aspek offline preparation dan online cog-motor ensemble skill yang terjadi secara automotic pada pertunjukan virtual. Sementara dalam keterampilan empati, tiap individu memiliki kemampuan empati terbukti dari kemampuan mereka merespon satu sama lain mengacu dari teori Hoffman pada lima mode kemunculan empati di antaranya mimikri, pengkondisian, asosiasi langsung, asosiasi termediasi verbal, dan perspective taking. Lima mode empati tidak hanya muncul dalam ranah musikal, namun juga kondisi mental. Hal ini menambah wacana bahwa empati tidak hanya berupa output atas interaksi personal yang muncul, melainkan keterampilan yang mendukung pada capaian kelompok baik pada kualitas bunyi maupun keawetan kelompok.

The string quartet is the most popular form of group music. In a string quartet there are no conductors as leaders, directors and music coordinators, no wonder many quartets end up disbanding due to problems. Marskanskey String Quartet is one of the groups from Jogja that has a relatively longvitey and has more achievements, although based on initial observations this group looks the same as other groups. This research was appointed to find out how to apply the skills of the Marskanskey String Quartet ensemble in virtual instruction, and how the process of empathy manifests and the benefits of empathy in the Marskanskey group. To explore how the application of ensemble skills in the Marskanskey group, the author discusses the case with Keller's theory of ensemble skills. This theory is considered by the author to be able to describe the discourse thoroughly, comprehensively and deeply, namely skills from the training process to performances. While in the discussion of the process of empathy, the author uses the theory of empathy from Hoffman. This research is a qualitative research with a case study approach. The results showed that Marskanskey had applied ensemble skills well. Behavior manifests in two ways, namely spontaneous and has been discussed. In addition, it was found that in virtual performances, especially through separate audio and video recordings, the cue movement produced is no longer the main function, namely musical communication, but as individual expression. Researchers also found limitations in Keller's theory in aspects of offline preparation and online cog-motor ensemble skills that occur automatically in virtual performances. While in empathy skills, each individual has the ability to empathize as evidenced by their ability to respond to each other referring to Hoffman's theory on five modes of empathy emergence including mimicry, conditioning, direct association, verbal mediated association, and perspective taking. The five modes of empathy appear not only in the musical realm, but also in mental states. This adds to the discourse that empathy is not only in the form of output for personal interactions that arise, but skills that support the group's achievement both in sound quality and group cohesion.

Kata Kunci : keterampilan ansambel, empati, kuartet gesek