PENERAPAN BARRIER FREE ACCESS DENGAN SKEMA TRANSIT JOINT DEVELOPMENT (TJD) PADA KAWASAN TOD LEBAK BULUS, JAKARTA
FEBRI NUR PRASETYO, Prof. Ir. Sigit Priyanto, M.Sc.,Ph.D ; Dr. Eng. Imam Muthohar, S.T., M.T
2021 | Tesis | Magister Sistem dan Teknik TransportasiPergerakan masyarakat khususnya pejalan kaki yang akan menggunakan angkutan umum perlu diakomodasi dengan fasilitas pejalan kaki yang menerus (seamless) dan tidak ada halangan (barrier free) sebagai bagian dari sistem transportasi yang berkelanjutan (sustainable transport). Kawasan TOD Lebak Bulus merupakan kawasan dengan kompleksitas pergerakan yang ditopang dengan moda transportasi di dalamnya namun aksesibilitas pada kawasan TOD Lebak Bulus dirasa belum dapat mengatasi pergerakan yang massif karena belum memadainya konsep maupun infrastruktur pejalan kaki pada kawasan tersebut. Akses pejalan kaki merupakan aspek fasililtas sosial dan umum yang sejatinya dibangun oleh Pemerintah namun karena keterbatasan fiskal maka terdapat kendala dalam pembangunannya sehingga diperlukan kerja sama dengan entitas / badan usaha untuk ikut berpartisipasi, dalam hal ini perlu digarisbawahi bahwa seringkali infrastruktur akses bagi pejalan kaki tersebut tidak memiliki profit bagi sebuah badan usaha sehingga diperlukan kerja sama yang lebih spesifik. Penelitian ini dilakukan untuk dapat menganalisis dan memberikan alternatif pemecahan masalah terkait kesenjangan dalam infrastruktur akses pejalan kaki pada kawasan TOD Lebak Bulus melalui penerapan akses pejalan kaki yang bebas hambatan atau barrier free access dan perwujudan penyelenggaraannya dilakukan melalui skema kerja sama transit joint development. Pejalan kaki merupakan aspek transportasi yang menjadi bahasan dalam penelitian ini yang kemudian akan berkaitan dengan pergerakan orang untuk dapat mengidentifikasi ruang penerapan barrier free access. Adapun pola kerja sama berupa penyusunan kelembagaan mengenai peran serta tanggung jawab masing-masing stakeholder, proyeksi finansial secara umum dan kontrak kerja sama. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif dengan proses analisis mengenai karakteristik dan fasilitas pejalan kaki, penilaian indikator kepentingan terhadap kepuasan pejalan kaki, indeks walkability jalur pejalan kaki dan identifikasi ruang penerapan barrier free access beserta penyusunan pola kerja sama dalam skema transit joint development. Penelitian dilakukan pada lima segmen atau lokasi di kawasan TOD tersebut yang kemudian didapatkan segmen dengan tingkat pelayanan yang rendah untuk dapat diterapkan konsep barrier free access dan perwujudan kerja sama penyelenggaraannya diawali dengan penunjukan BUMD sebagai pengelola TOD untuk kemudian dapat menginisiasi pembentukan konsorsium dengan stakeholder terkait pada kawasan dimaksud untuk dapat berpartisipasi bersama dalam membangun infrastruktur pejalan kaki dimaksud dan dalam hal ini jalur pejalan kaki yang bebas hambatan tersebut dibangun dalam dua pekerjaan yaitu diatas tanah (at grade) dan JPO Multifungsi.
The movement of people, especially pedestrians who will use public transportation, needs to be accommodated with pedestrian facilities that are continuous / seamless and without barriers / barrier free as part of a sustainable transportation system. The Lebak Bulus TOD area is an area with a complex movement that is supported by transportation modes in it, but the accessibility in the Lebak Bulus TOD area is deemed unable to overcome the massive movement due to the inadequate concept and pedestrian infrastructure in the area. Pedestrian access is an aspect of social and public facilities which was actually built by the Government, but due to fiscal limitations there are obstacles in its development so cooperation with entities / business entities is needed to participate, in this case it needs to be underlined that often the access infrastructure for pedestrians does not have profit for a business entity so that more specific cooperation is needed. This study was conducted to analyze and provide alternative solutions to problems related to gaps in pedestrian access infrastructure in the Lebak Bulus TOD area through the implementation of barrier free access and the implementation is carried out through a transit joint development cooperation scheme. Pedestrians are an aspect of transportation that is discussed in this study which will then be related to the movement of people to be able to identify the space for applying barrier free access. The pattern of cooperation is in the form of institutional arrangements regarding the roles and responsibilities of each stakeholder, general financial projections and cooperation contracts. This study uses quantitative and qualitative methods with an analysis process of pedestrian characteristics and facilities, assessment of indicators of interest to pedestrian satisfaction, pedestrian walkability index and identification of barrier free access application spaces along with the preparation of cooperation patterns in the transit joint development scheme. The research was conducted on five segments or locations in the TOD area, which later resulted in a segment with a low level of service to be able to apply the barrier free access concept and the realization of cooperation in its implementation began with the appointment of BUMD as TOD manager to then be able to initiate the formation of a consortium with relevant stakeholders in the area. intended to be able to participate together in building the pedestrian infrastructure in question and in this case the barrier-free pedestrian path is built in two works, namely at grade and multifunctional pedestrian bridge (JPO).
Kata Kunci : Pejalan kaki, Barrier free access, Transit Joint Development (TJD), Transit Oriented Development (TOD)