Laporkan Masalah

The Inseparability of Politics of Recognition and Redistribution: The Case of Sedulur Sikep's Movement in Central Java

RONALD ADAM, Zainal Abidin Bagir; Michael Stafford Northcott

2021 | Tesis | MAGISTER AGAMA DAN LINTAS BUDAYA

Studi ini mengkaji gerakan masyarakat adat melawan industri pertambangan dengan mengacu pada gerakan Sedulur Sikep melawan ancaman perkembangan industri semen dari tahun 2006 hingga saat ini di Pati, Jawa Tengah. Penelitian kualitatif ini menggunakan observasi lapangan dan wawancara sebagai teknik pengumpulan data yang dilakukan pada beberapa rumah tangga Sedulur Sikep selama empat bulan di Sukolilo, Pati, Jawa Tengah. Penelitian ini menggunakan teori Nancy Fraser tentang "two dimensions of justice" untuk mengabstraksikan dimensi budaya dan ekonomi politik dan kemudian melangkah lebih jauh darinya. Meskipun teori Fraser dapat mengakomodasi politik redistribusi dan pengakuan sekaligus, namun secara fundamental teori itu masih memisahkan dimensi ekonomi-politik dan budaya/spiritual. Dengan demikian, penelitian ini berpendapat bahwa: 1) formasi dimensi budaya dan ekonomi-politik tidak dapat dipisahkan sepenuhnya. Kedua dimensi tersebut menjadi satu kategori untuk memahami gerakan Sedulur Sikep menentang rencana penambangan semen, yang secara implisit masih dianggap Fraser sebagai kategori terpisah. Hubungan yang tak terpisahkan antara budaya dan dimensi politik-ekonomi ini termanifestasi dalam bentuk sistem pertanian sebagai wujud nyata dari ajaran leluhur mereka dalam memenuhi kebutuhan materi dan budaya; 2) Dimensi yang tidak terpisahkan ini menjadi dasar dari ketidakterpisahan politik rekognisi dan redistribusi. Pada gilirannya, mempertahankan sistem pertanian dan tanah dari ancaman pembangunan kapitalis berarti menuntut hak-hak budaya (politik pengakuan) dan hak ekonomi-politik (politik redistribusi).

This study examines the indigenous peoples' movement against the mining industry by referring to the Sedulur Sikep movement against the threat of cement industry development from 2006 to the present day, in Pati, Central Java. This qualitative research uses field observation and interviews as data collection techniques conducted on several Sedulur Sikep households for four months in Sukolilo, Pati, Central Java. This study utilizes Nancy Fraser's theory about "two dimensions of justice" to abstract the cultural and political-economic dimension and then goes further from it. Even though Fraser's theory can accommodate the politics of redistribution and recognition at once, it fundamentally still separates the political-economic and cultural/spiritual dimension. Accordingly, this study argues that: 1) the formation of cultural and political-economic dimensions cannot be completely separated. Those two dimensions became one inseparable category to understand the Sedulur Sikep movement against the cement mining plan, which Fraser implicitly still considers a separate category. This inseparable relation between culture and political-economic dimensions is manifested in the form of an agricultural system as the concrete manifestation of the teachings of their ancestors in fulfilling the material as well as cultural needs; 2) This inseparable dimension becomes the basis of the inseparability of the politics of recognition and redistribution. In turn, defending the agricultural system and land from the threat of capitalist development means demanding cultural (politics of recognition) and political-economic rights (politics of redistribution).

Kata Kunci : Cultural and Political Economy Justice, Defending land, Indigenous Movement, Mother Earth.

  1. S2-2021-449895-abstract.pdf  
  2. S2-2021-449895-bibliography.pdf  
  3. S2-2021-449895-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2021-449895-title.pdf