Pengaruh Pengembangan Kawasan TOD Di Koridor LRT Jabodebek Terhadap Ridership Moda Transportasi LRT (Lintas Cawang - Bekasi)
ANASTA WIRAWAN, Prof. Ir. Sigit Priyanto, M.Sc., Ph.D. ; Dr. Eng. Imam Muthohar, S.T., M.T.
2021 | Tesis | Magister Sistem dan Teknik TransportasiPembangunan kawasan TOD di wilayah Kota Bekasi akan diintegrasikan dengan moda angkutan umum massal yaitu moda LRT (Light Rail Transit). Dimana integrasi antara moda transportasi LRT dengan kawasan TOD dapat mendukung pengembangan transportasi di wilayah Kota Bekasi yang mengutamakan moda transportasi tidak bermotor yang menuju Jakarta untuk beralih menggunakan moda transportasi LRT sesuai amanat Perda Kota Bekasi No.13 Tahun 2011 mengenai RTRW. Pembangunan kawasan TOD di koridor LRT Jabodebek lintas Cawang-Bekasi terdiri dari lima (5) kawasan yaitu di Stasiun Jatibening Baru, Stasiun LRT Cikunir 1, Stasiun LRT Cikunir 2, Stasiun LRT Bekasi Barat, dan Stasiun LRT Jatimulya. Penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis karakteristik kawasan transit stasiun LRT lintas Cawang-Bekasi berdasarkan kriteria TOD, pola pergerakan dan potensi penggunaan moda (ridership) LRT di lintas cawang-bekasi, keterkaitan antara karakteristik TOD berdasarkan kriteria TOD terhadap pengguna moda LRT di lintas Cawang-Bekasi. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif dengan analisis kesesuaian karakteristik kawasan transit berdasarkan kriteria TOD yang terdiri dari indikator densitas, diversitas dan desain kawasan, identifikasi potensi penggunaan moda (ridership) LRT di kawasan transit. Dari data survei dan analisis ke-tiga (3) indikator tersebut menunjukkan hasil tingkat kesesuaian kawasan transit dari indikator densitas rata-rata sebesar 106% adalah sangat sesuai, selanjutnya untuk indikator diversitas rata-rata sebesar 62% adalah kurang sesuai dan untuk indikator desain kawasan rata-rata sebesar 127% adalah sangat sesuai. Selanjutnya dilakukan regresi berganda untuk mendapatkan persamaan dari pengaruh kriteria TOD terhadap potensi penggunaan moda LRT dengan hasil model yang didapatkan adalah Y = -0,134 + 0.37 X3. Diketahui x3 pada model tersebut adalah indikator desain kawasan. Hasil penelitian menunjukan bahwa berdasarkan kriteria TOD indikator densitas, diversitas dan desain di kawasan transit 5 Stasiun LRT memiliki kesesuaian sebesar 98% yang artinya kawasan transit Stasiun LRT lintas 3 memenuhi kriteria TOD. Dari hasil keterkaitan antara kesesuaian kawasan transit terhadap pengaruh potensi pengguna (ridership) moda LRT didapatkan hasil indikator yang mempengaruhi potensi penggunaan moda (ridership) LRT di Kota Bekasi yaitu desain kawasan secara signifikan berpengaruh terhadap potensi pengguna moda LRT. Kata kunci: Karakteristik Kawasan Transit, Transit Oriented Development (TOD), Ridership
The development of the TOD area in the Bekasi City area will be integrated with mass public transportation mode, namely LRT (Light Rail Transit) mode. Where the integration between LRT mode of transportation and TOD area can support the development of transportation in the Bekasi City area that prioritizes non-motorized transportation modes that go to Jakarta to switch to using this LRT mode of transportation according to the mandate Perda Kota Bekasi Nomor 13 Tahun 2011 about Rencana Tata Ruang Wilayah. The construction of TOD area in Jabodebek LRT corridor across Cawang-Bekasi consists of four (5) areas, that is Jatibening Baru LRT Station, Cikunir 1 LRT Station, Cikunir 2 LRT Station, West Bekasi LRT Station, and East Bekasi LRT Station. This study aims to analyze the characteristics of lrt station transit areas across Cawang-Bekasi based on TOD criteria, movement patterns and potential use of LRT ridership in cross-cawang-bekasi, the association between TOD characteristics based on TOD criteria to LRT mode users across Cawang-Bekasi. This study uses quantitative and qualitative methods with analysis of the suitability of transit area characteristics based on TOD criteria consisting of indicators of density, diversity and regional design, identification of potential use of LRT ridership in transit areas. From the survey data and analysis of the three (3) indicators, the results of the suitability level of the transit area from the average density indicator of 106% are very suitable, then for the diversity indicator an average of 62% is less suitable and for the area design indicator. Then, multiple regression was performed to obtain the equation of the effect of TOD criteria on the potential use of LRT mode with the model results obtained were Y = -0.134 + 0.37 X3. It is known that x3 in the model is an indicator of regional design. The results showed that based on the criteria of TOD indicators of density, diversity and design in the transit area 5 LRT stations had a suitability of 98% which means that the transit area of LRT Stations across 3 meets the criteria of TOD. From the results of the relationship between the suitability of the transit area to the effect of potential users (ridership) of LRT mode, it is found that indicators that affect the potential use of LRT mode (ridership) in Bekasi City are the design of the area significantly affects the potential of users of LRT mode. Keywords: Transit Area Characteristics, Transit Oriented Development (TOD), Ridership
Kata Kunci : Karakteristik Kawasan Transit, Transit Oriented Development (TOD), Ridership