Perkembangan Nafs Pada Film Monsieur Ibrahim Et Les Fleurs Du Coran Dalam Perspekstif Sufisme

RIZKI FIRMANSYAH, Drs. Farid S.Ag., M.Hum

2021 | Skripsi | S1 FILSAFAT

Penelitian ini berjudul Perkembangan Nafs Dalam Perspektif Sufisme Pada Film Monsieur Ibrahim Et Les Fleurs Du Coran. Film Monsieur Ibrahim Et Les Fleurs Du Coran mengisahkan tentang seorang anak remaja bernama Momo yang tidak memiliki pegangan hidup secara moral maupun spiritual karena tidak mendapat bimbingan dari orang tuanya. Perubahan tentang makna hidup terjadi ketika Momo bertemu dengan Ibrahim, seorang paruh baya yang memiliki toko arab di dekat apartemen Momo. Penulis menggunakan metafora dalam melakukan penelitian. Momo diinterpretasikan sebagai nafs manusia, Ayah Momo diinterpretasikan sebagai dunia materi, Ibrahim diinterpretasikan sebagai dunia immateri, dan Wanita Tuna Susila diinterpretasikan sebagai perbuatan dosa. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan tentang perkembangan nafs dari dunia materi menuju dunia immateri. Penelitian ini menggunakan model kualitatif bidang filsafat. Data dikumpulkan melalui studi pustaka yang dilengkapi dengan observasi terhadap film Monsieur Ibrahim Et Les Fleurs Du Coran. Bahan penelitian ini yang diberasal dari buku, jurnal, dan laporan penelitian yang berkaitan dengan perkembangan nafs dalam perspektif sufisme maupun film Monsieur Ibrahim Et Les Fleurs Du Coran. Analisis penelitian ini menggunakan verstehen, interpretasi, hermeneutika, induktif, dan heuristik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nafs manusia dapat ditransformasikan dari yang awalnya lebih tertarik pada dunia materi dan menyerap aspek-aspeknya menuju dunia immateri yang membawa kebahagiaan dan cinta hakiki terhadap Tuhan. Teori perkembangan nafs dalam sufisme memiliki 7 tingkatan, dari tingkatan terendah yang disebut nafs ammarah hingga ke tingkatan tertinggi yang disebut nafs suci. Penelitian tentang perkembangan nafs pada film Monsieur Ibrahim Et Les Fleurs Du Coran menggunakan metafora-metafora untuk dihubungkan dengan teori nafs dalam sufisme.

The research entitled Nafs Development in the Perspective of Sufism in Monsieur Ibrahim Et Les Fleurs Du Coran's movie. Monsieur Ibrahim Et Les Fleurs Du Coran's movie tells the story of a teenage boy named Momo who does not have a handle on life about morality or spirituality because he does not receive guidance from his parent. A change in the meaning of life occurs when Momo meets Ibrahim, a middle-aged man who owns an Arabic shop near Momo's apartment. The author uses metaphors in conducting research. Momo is interpreted as the human ego, Momo's father is interpreted as the material world, Ibrahim is interpreted as the immaterial world, and Deaf Women is interpreted as an act of sin. This study aims to formulate the development of the ego from the material world to the immaterial world. This study uses a qualitative model of philosophy. The data were collected through a literature study which was equipped with observations of the Monsieur Ibrahim Et Les Fleurs Du Coran movie. The research material derived from books, journals, and research reports related to the development of ego in the perspective of Sufism and the Monsieur Ibrahim Et Les Fleurs Du Coran movie. Research analysis using verstehen, interpretation, hermeneutics, inductive, and heuristics. The result showed that the human ego can be transformed from being more interested in the material world and absorbing its aspects into the immaterial world that brings happiness and true love for God. The theory of ego development in Sufism has 7 levels, from the lowest level called the tyrannical ego to the highest level called the holy ego. Research on the development of the ego in the Monsieur Ibrahim Et Les Fleurs Du Coran movie uses metaphors to suit the theory of ego in Sufism.

Kata Kunci : Perkembangan nafs, Sufisme/Ego development, Sufism