Laporkan Masalah

HISTORISITAS MANUSIA BERTUAH DALAM PANTUN MASYARAKAT MELAYU RIAU

TRI TARWIYANI, Dr. Misnal Munir; Dr. Sonjoruri budiani Trisakti, M.A

2021 | Disertasi | DOKTOR FILSAFAT

Pantun merupakan salah satu karya sastra tradisional masyarakat Melayu Riau. Pantun bahkan diidentikkan dengan masyarakat Melayu itu sendiri. Pantun lahir dari tradisi lisan masyarakat Melayu Riau. Berbagai nilai dan pengajaran terkandung di dalam Pantun terutama nilai yang merupakan tunjuk ajar masyarakat Melayu Riau. Penelitian yang berjudul Historisitas Manusia Bertuah dalam Pantun Masyarakat Melayu Riau ini bertujuan untuk merumuskan makna konsep manusia bertuah, merumuskan historisitas manusia bertuah, dan melihat relevansi dari historisitas manusia bertuah terhadap pembangunan bangsa. Penelitian ini menggunakan Pantun sebagai objek material dan filsafat sejarah terutama pokok bahasan historisitas manusia sebagai objek formalnya. Penelitian ini merupakan studi pustaka dengan metode hermeneutika filsafati dengan unsur metodis deduksi-induksi, holistika, kesinambungan historis, analitika bahasa, heuristika, dan deskripsi. Adapun sumber primer dalam penelitian ini berupa buku kumpulan pantun yaitu buku kumpulan pantun dari Tenas Effendy seperti buku Tunjuk Ajar Melayu, buku Tunjuk Ajar dalam Pantun Melayu, dan buku yang berjudul Pantun Nasehat, buku Khazanah Pantun Melayu Riau. Selain itu juga terdapat kumpulan pantun dari Haji Ibrahim yang berjudul Pantun-pantun Melayu Kuno, merupakan kumpulan pantun yang diterbitkan sekitar pertengahan tahun 1800 dengan judul Pantoen-pantoen Melajoe, buku kumpulan pantun yang berjudul Tunjuk Ajar karangan Mahyudin Al Mudra, buku karangan Aminudin Mansor yang berjudul Akal Budi Melayu dalam Pantun dan Sajak, buku karangan Harun Mat Piah dkk. Yang berjudul Kesusateraan Melayu Tradisional, serta buku karangan E. Kosasih yang berjudul Khazanah Sastra Melayu Klasik. Sumber primer lainnya adalah buku-buku yang terkait dengan filsafat sejarah, antara lain buku karangan Misnal Munir dengan judul Filsafat Sejarah, buku karangan F. R. Ankersmit dengan judul Refleksi tentang Sejarah, pendapat-pendapat modern tentang Filsafat Sejarah, buku Anton Bakker yang berjudul Filsafat Sejarah, Refleksi Sistematik., serta buku lainnya yang terkait dengan pembahasan tentang filsafat sejarah. Sementara itu, sumber sekunder dalam penelitian ini antara lain buku yang berupa kumpulan tulisan dengan judul Masyarakat Melayu dan Budaya Melayu dalam Perubahan dengan Heddy Shri Ahimsa-Putra sebagai editornya, kumpulan tulisan dengan penyelenggara Elmustian Rahaman, Tien Marni, dan Zulkarnaian yang berjudul Alam Melayu: sejumlah gagasan menjemput keagungan, kumpulan karangan dengan editor Aris Arif Mundayat dan Mahyudin Al Mudra yang berjudul Merajut Mozaik Dunia Melayu: dari Raja Ali Haji hingga MelayuOnline.com, buku Liaw Yock Fang yang berjudul Sejarah Kesusastraan Melayu Klasik, buku karangan Harun Mat Piah dkk. yang berjudul Kesusateraan Melayu Tradisional, serta buku karangan E. Kosasih yang berjudul Khazanah Sastra Melayu Klasik. Hasil dari penelitian ini menunjukkan: 1) manusia bertuah dalam konsepsi masyarakat Melayu Riau yang dirumuskan berdasarkan Pantun masyarakat Melayu Riau adalah sosok manusia "bermaruah" yang "berbudi" dan selalu menjaga "malu", tahu diri", dan "tolak angsur" atau tenggang rasa dengan memegang teguh syarak, adat, dan resam Melayu; 2) kemewaktuan manusia bertuah dihayati bukan hanya saat ini tetapi menuju pada kebahagiaan di masa depan, sedangkan kepribadian manusia bertuah dibentuk oleh tradisi yang merupakan warisan masa lampau sehingga historisitas manusia bertuah tidak dapat dilepaskan dari kedudukan manusia sebagai makhluk sosial ; 3) dengan kepribadian manusia bertuah yang selalu berbuat kebaikan dan berperilaku baik maka pembangunan karakter, kemandirian, identitas bangsa, dan kesadaran kolektif akan dapat terwujud.

Pantun is one of the traditional literary works of the Riau Malay community. Pantun is even identified with the Malay community itself. Pantun was born from the oral tradition of the Riau Malay community. Various values and teachings are contained in the Pantun, especially the values which are the teaching point of the Riau Malay community. The research, entitled The Historisity of the Manusia Bertuah in the Pantun of the Riau Malay Community, aims to formulate the meaning of the concept of the Manusia Bertuah, to formulate the historicity of the Mananusia Bertuah, and to see the relevance of the historicity of the lucky man to the development of the nation. This study uses Pantun as a material object and historical philosophy, especially the subject of human historicity as its formal object. This research is a literature study using the philosophical hermeneutic method with methodical elements of deduction-induction, holistic, historical continuity, language analysis, heuristics, and descriptions. The primary source in this study is a collection of pantun from Tenas Effendy such as the book entitled Tunjuk Ajar Melayu, the book Tunjuk Ajar dalam Pantun Melayu, and the book entitled Pantun Nasehat, the book Khazanah Pantun Melayu Riau. In addition, there is also a collection of pantun from Haji Ibrahim entitled Pantun-pantun Melayu Kuno, which is a collection of pantun published around the mid-1800s with the title Pantoen-pantoen Melajoe, a collection of pantun books entitled Tunjuk Ajar by Mahyudin Al Mudra, a book by Aminudin Mansor which entitled Akal Budi Melayu dalam Pantun dan Sajak, a book by Harun Mat Piah et al. which is entitled Kesusateraan Melayu Tradisional, as well as a book by E. Kosasih entitled Khazanah Sastra Melayu Klasik. Other primary sources are books related to historical philosophy, including a book by Misnal Munir with the title Filsafat Sejarah, a book by FR Ankersmit with the title Refleksi tentang Sejarah, pendapatpendapat modern tentang Filsafat Sejarah, Anton Bakker's book entitled Filsafat Sejarah, Refleksi Sistematik, and other books related to the discussion of historical philosophy. Meanwhile, secondary sources in this study include a book in the form of a collection of writings entitled Masyarakat Melayu dan Budaya Melayu dalam Perubahan with Heddy Shri Ahimsa-Putra as the editor, a collection of writings organized by Elmustian R Understanding, Tien Marni, and Zulkarnaian entitled Alam Melayu: sejumlah gagasan menjemput keagungan, a collection of essays with editor Aris Arif Mundayat and Mahyudin Al Mudra entitled Merajut Mozaik Dunia Melayu: dari Raja Ali Haji hingga MelayuOnline.com, Liaw Yock Fang's book entitled Sejarah Kesusastraan Melayu Klasik, a book by Harun Mat Piah et al. which is entitled Kesusateraan Melayu Tradisional, and a book by E. Kosasih entitled Khazanah Sastra Melayu Klasik The results of this study shows: 1) the manusia bertuah in the Riau Malay community conception formulated based on the Riau Malay community Pantun are "bermaruah" human beings who are "berbudi" and always keep "malu", "tahu diri", and "tolak angsur" or tolerance by upholding the syarak, customs and resam of Malay; 2) the maturity of manusia bertuah is lived not only now but leads to happiness in the future, while the personality of manusia bertuah is shaped by traditions which are inherited from the past so that the historicity of manusia bertuah cannot be separated from the position of man as a social being; 3) with the existence of manusia bertuah who always does good deeds and behaves well, character building, independence, national identity, and collective awareness will be realized.

Kata Kunci : Pantun Melayu Riau, Historisitas, Manusia Bertuah, Bermarwah, Berbudi, Malu, Tahu Diri, Tolak Angsur

  1. S3-2021-420254-Abstract.pdf  
  2. S3-2021-420254-Bibliography.pdf  
  3. S3-2021-420254-Tableofcontent.pdf  
  4. S3-2021-420254-Title.pdf