Gambaran Literasi Kesehatan Mental pada Mahasiswa Kesehatan di Daerah Istimewa Yogyakarta
FATIHAH RAMADHANI, Dr. Susi Ari Kristina, M. Kes., Apt.
2021 | Skripsi | S1 FARMASIIndonesia masih memiliki prevalensi gangguan mental yang cukup tinggi ditandai dengan hasil Riset Kesehatan Dasar 2018, yaitu sebesar 6,1% (depresi), 6,7 per mil (skizofrenia) serta 9,8% (gangguan kesehatan mental). Sebanyak 75,0% gangguan mental telah dilaporkan muncul pertama kali selama tahun-tahun kuliah. Maka, penting bagi mahasiswa untuk memiliki literasi kesehatan mental. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat literasi kesehatan mental pada mahasiswa kesehatan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) serta mengetahui hubungan karakteristik sosiodemografi dengan tingkat literasi kesehatan mental mahasiswa kesehatan di DIY. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional, dengan menyebarkan kuesioner secara daring kepada 223 mahasiswa kesehatan di DIY. Sampel dipilih secara convenience sampling. Data dianalisis secara deskriptif dan untuk mengukur hubungan antara karakteristik sosiodemografi dengan tingkat literasi kesehatan mental dianalisis menggunakan crosstabulation dengan uji statistik chi-square dengan taraf kepercayaan 95,0% (P<0,05). Literasi kesehatan mental pada mahasiswa kesehatan di DIY yang relatif tinggi, dengan median 105 dari rentang skor 84-119. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 53,4% responden memiliki tingkat literasi kesehatan mental yang tinggi dan 46,6% responden memiliki tingkat literasi kesehatan mental yang rendah. Terdapat hubungan antara jenjang studi dengan tingkat literasi kesehatan mental. Tidak terdapat hubungan signifikan antara usia, jenis kelamin, domisili, bidang studi, pengeluaran per bulan, dan status kesehatan dengan tingkat literasi kesehatan mental. Diperlukan intervensi efektif dan tepat sasaran terkait literasi kesehatan mental seperti edukasi mengenai kesehatan mental yang melibatkan tenaga kesehatan serta tenaga pendidikan.
Indonesia still has a high prevalence of mental disorders with the results of Riset Kesehatan Dasar 2018, namely 6.1% (depression), 6.7 per mile (schizophrenia) and 9.8% (mental health disorders). 75,0% of mental disorders have their first appearance during the college years. So, it is important for students to have mental health literacy. This study aims to observe mental health literacy among health students in the Special Region of Yogyakarta (DIY) and impact of sociodemographif factors related to it. This research was conducted by cross sectional method by collecting data through online-basing questionnaires to 223 respondents who were selected using convenience sampling techniques. Data were analyzed descriptively and to measure the relationship between sociodemographic characteristics and mental health literacy levels were analyzed using crosstabulation with the chi-square statistical test with a confidence level of 95% (P<0,05). Mental health literacy among health students in DIY is relatively high, with a median of 105 from a score range of 84-119. The results showed that that 53,4% of respondents have a high level of mental health literacy and 46,6% of respondents have a low level of mental health literacy . There is a relationship between study level with the level of mental health literacy. There is no significant relationship between age, gender, residence, field of study, monthly expenditure, and health status with mental health literacy levels. Effective and targeted interventions are needed related to mental health literacy, such as education on mental health that involves health and education personnel.
Kata Kunci : literasi kesehatan mental, mahasiswa kesehatan, gangguan mental, MHLq