Laporkan Masalah

MAKIAN DALAM FILM BANLIEUE 13: ANALISIS REFERENSI DAN STRATEGI PENERJEMAHANNYA DALAM BAHASA INDONESIA

NOOR DIANA ARRASYID, Dr. Sajarwa, M.Hum.

2021 | Skripsi | S1 SASTRA PRANCIS

Tidak ada dua bahasa yang sama, termasuk ujaran makian. Adanya perbedaan ini memunculkan permasalahan kesepadanan dalam terjemahan. Untuk itu, dibutuhkan strategi agar ujaran makian dalam teks sumber memiliki makna sepadan dengan teks sasaran sehingga dapat dimengerti oleh penuturnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi referensi kata makian yang biasa digunakan dalam percakapan serta strategi untuk menerjemahkan makian tersebut dari bahasa Prancis ke bahasa Indonesia. Data yang digunakan berupa kata atau kalimat yang mengandung ujaran makian dalam dialog film Prancis berjudul Banlieue 13 serta subtitle nya yang berbahasa Indonesia. Pengumpulan data diawali dengan memahami jalan cerita film, mencatat seluruh ujaran makian dalam bahasa Prancis dan Indonesia, mengklasifikasikan data dan kemudian menganalisisnya berdasarkan teori referensi ujaran makian yang diusulkan Wijana serta teori strategi penerjemahan ujaran makian yang dikemukakan oleh Davoodi. Penelitian ini menerapkan deskriptif-komparatifinterpretatif. Dari hasil penelitian, ditemukan bahwa keadaan yang kurang menyenangkan seperti pada kata merde, con, sialan, menjadi referensi (acuan) kata terbanyak untuk mengungkapkan ujaran makian karena dianggap sebagai hal yang membawa kesialan. Selanjutnya, terdapat empat strategi yang digunakan untuk menerjemahkan ujaran makian dari bahasa Prancis ke bahasa Indonesia; strategi censorship, strategi substitution, strategi taboo for taboo, dan strategi euphemism. Dari keempat strategi tersebut, taboo for taboo merupakan strategi yang paling banyak digunakan. Hal ini dikarenakan dalam bahasa Prancis dan bahasa Indonesia, terdapat beragam kosatakata ujaran makian yang memiliki makna serupa.

There can never be two languages with an exact sense of meaning and interpretation as observable as in the profanity between any two different tongues. This nature of languages might arguably be the very reason why there are debates over translation equivalence across many translated terms especially in this paper are profanity. Hence, such strategies are necessary in order to properly translate those words in quite a way so that the source language has the closest possible interpretation with the resulted language, just then consequently the targeted audiences and the native tongue of said language can grasp the intentional meaning as well as intended. This research aims to identify the language references of commonly used words of profanity in daily conversation and the workaround strategy on how to translate those words from the French into Bahasa Indonesia. T he object of the research is the dialogues in the French movie Banlieue 13 which expressed any swearing intent, to be compared with the resulting translated language as produced in the movie subtitle. Data is collected by watching the entire movie storyline, taking notes on each use of French words with swearing intent and their subtitle in Bahasa Indonesia, then classifying and analyzing them based on Wijana's and Davoodi's theory respectively of language reference and of translation strategy both regarding to the profanity. This paper uses descriptivecomparative-interpretative methods and finds that unfavorable situation i.e merde, con, sialan, is the most used reference to express profanity as it is considered as a circumstance of misfortune. Also, from the data with regard to the theory, four strategies were used in these translations: censorship, substitution, taboo for taboo, and euphemism. Taboo for taboo is the favored strategy among those four because most profanity in French and Bahasa Indonesia are sharing similar sense of interpretation as quite straightforward as their intentional meaning.

Kata Kunci : Referensi, strategi penerjemahan, ujaran makian

  1. S1-2021-410072-abstract.pdf  
  2. S1-2021-410072-bibliography.pdf  
  3. S1-2021-410072-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2021-410072-title.pdf