Laporkan Masalah

Pemberdayaan Perempuan Melalui Kelompok Usaha Bersama Batik Tulis Giriloyo

SITI AISYAH, Dra. Agnes Sunartiningsih, M.S.

2020 | Skripsi | S1 PEMBANGUNAN SOSIAL DAN KESEJAHTERAAN

Berbagai upaya telah dilakukan oleh para aktor kesejahteraan untuk mengatasi kemiskinan dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat miskin. Salah satunya adalah dengan membentuk Kelompok Usaha Bersama (KUBE). Berkah Lestari adalah KUBE Batik Tulis yang dibentuk oleh Lembaga Filantropi, Dompet Dhuafa, yang mana, semua anggotanya adalah Perempuan. Berkah Lestari memiliki visi untuk melestarikan budaya Batik Tradisional sekaligus memberdayakan Perempuan, khususnya di Karangkulon, Wukirsari, Imogiri, Bantul, Yogyakarta. Kelompok ini menerima pendampingan dari Dompet Dhuafa selama kurang lebih satu tahun pasca dibentuk. Setelah resmi lepas dari pendampingan, Berkah Lestari berjalan secara mandiri hingga saat ini. Penelitian ini menggunakan metode penelitian Kualitatif dengan pendekatan Analisis Deskriptif untuk menggambarkan proses pemberdayaan di Berkah Lestari. Konsep Pemberdayaan yang digunakan adalah konsep menurut Soetomo dan Sumodiningrat. Sedangkan Konsep Kelompok yang digunakan adalah konsep menurut Huraerah dan Purwanto. Sementara itu, teknik pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan Observasi, Wawancara Mendalam, dan Dokumentasi. Secara kelompok, pemberdayaan yang dilakukan di Berkah Lestari sudah terlihat. Terutama pemberdayaan dari segi Ekonomi. Akan tetapi, jika dilihat secara individu, belum semua anggota kelompok ini berdaya. Artinya, masih ada anggota yang bergantung kepada pihak lain, entah itu sesama anggota, maupun pengurus. Hal ini dikarenakan beberapa di antara mereka belum menguasai skill-skill yang harus dimiliki untuk menjadi pengusaha Batik Tulis yang mandiri. Masih banyak anggota yang hanya bisa membatik, tidak bisa mewarnai, serta tidak paham mengenai teknik pemasaran, pengelolaan keuangan, dll. Oleh karena itu, seakan-akan mereka hanya menjadi karyawan di Berkah Lestari karena hanya menyetor Batik setengah jadi. Tidak jauh berbeda ketika dulu mereka masih menjadi Buruh Batik di Keraton. Bedanya adalah kini penghasilan yang mereka dapatkan jauh lebih banyak.

Various efforts have been making by the welfare actors to overcome poverty in realizing the welfare of the poor. One of them is by forming a Joint Business Group (KUBE). Berkah Lestari is a "KUBE Batik Tulis" which was formed by the Philanthropic Institute, Dompet Dhuafa, which all the members are women. Berkah Lestari has a vision to preserve Traditional Batik culture, while empowering women, especially in Karangkulon, Wukirsari, Imogiri, Bantul, Yogyakarta. This group was assisted by Dompet Dhuafa for approximately one year after it was formed. After officially being released from the assistance, Berkah Lestari has been running independently until now. This study uses a qualitative research method with a descriptive analysis approach to describe the empowerment process in Berkah Lestari. The concept of empowerment that used is the concept according to Soetomo and Sumodiningrat. Meanwhile, the concept of group that used is the concept according to Huraerah and Purwanto. And the data collection techniques used in this study were observation, in-depth interview, and documentation. As a group, the result of the empowerment process at Berkah Lestari are already visible. Especially the economic empowerment. However, when viewed individually, not all the members of this group are already empowered. This means, that, there are still members who depend on other parties, whether it's fellow members or the administrators. This is because some of them have not mastered the skills that must be possessed to become the independent Batik Tulis entrepreneur. There are still many members who can only make Batik, but cannot do the coloring process, and do not understand marketing techniques, financial management, etc. Therefore, it is as if they only become employees at Berkah Lestari, because they only hand over half-finished Batik to them. Not much different from when they were still working in the Keraton as Batik Workers. The difference is, that now, they earn much more.

Kata Kunci : Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan Perempuan, Kelompok Usaha Bersama

  1. S1-2020-384248-abstract.pdf  
  2. S1-2020-384248-bibliography.pdf  
  3. S1-2020-384248-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2020-384248-title.pdf