Laporkan Masalah

Menghadirkan Kemandirian Petani: Studi Kasus Peran Sekolah Tani Muda (Sektimuda) sebagai Civil Society di Yogyakarta

KEVIN HENDRIKA SEPTI, Dr. Subando Agus Margono, M.Si.

2020 | Skripsi | S1 MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN PUBLIK

Sekolah Tani Muda (Sektimuda) merupakan sebuah komunitas di Yogyakarta yang bergerak dalam upaya menghadirkan kemandirian bagi petani. Kondisi pertanian nasional semenjak diberlakukannya Revolusi Hijau, membuat petani mengalami ketergantungan dan tidak berdaya atas aktivisme pertanian yang dikakukan. Untuk itu, penelitian ini bertujuan untuk menulusuri lebih jauh tentang peran Sektimuda sebagai perwujudan civil society untuk menghadirkan kemandirian petani yang selama ini telah gagal dilakukan oleh pemerintah. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah civil society, peran, traditional knowledge serta kemandirian petani. Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan wawancara, observasi, dan studi literatur. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Sektimuda sebagai civil society berperan dalam menghadirkan kemandirian bagi petani. Pertama, Sektimuda memiliki bargaining power tersendiri untuk menjadi strength civil society dengan dua hal utama, yakni menjadi komunitas tanpa struktur dan penuh keberagaman, serta memiliki trilogi filosofi nilai sebagai identitas. Kedua, peran yang dilakukan oleh Sektimuda terdiri dari tiga hal, yakni menjadi platform edukasi untuk regenerasi petani, bertani dengan traditional knowledge berupa pertanian alami, serta membangun community supported agriculture (CSA). Pertanian alami sendiri memang menjadi ciri khas lain dan bagian integral kekuatan dari Sektimuda dalam upaya menghadirkan kemandirian petani. Ketiga, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa kemandirian petani yang diiginkan oleh Sektimuda meliputi tiga hal, yakni kemandirian dalam hal intelektual, kemandirian material, dan terkahir kemandirian institusional atau jaringan.

Sekolah Tani Muda (Sektimuda) is a community in Yogyakarta that is engaged to bring independence to farmers. The condition of national agriculture since the implementation of the Green Revolution has made peasants dependent and helpless on professed agricultural activism. For this reason, this study aims to investigate further the role of the Sektimuda as the embodiment of civil society to become an alternative solution in the process of presenting farmer independence which the government has failed to do so far. The theory used in this research is civil society, role, traditional knowledge, and farmer independence. The type of research used is qualitative with a case study approach. Data collection techniques in this study were carried out by interview, observation, and literature study. The results of this study indicate that Sektimuda as civil society plays a role in bringing independence to farmers. First, Sektimuda has its bargaining power to become a strength of civil society with two main things, namely being a community without structure and full of diversity, and having a trilogy of the philosophy of values as identity. Second, the role played by Sektimuda consists of three things, namely being an educational platform for farmer regeneration, farming with traditional knowledge in the form of natural agriculture, and building community-supported agriculture (CSA). Natural agriculture itself has become another characteristic and an integral part of the Sektimuda's strengths to bring farmers independence. Third, the research results also show that the independence of the farmers that Sektimuda wants includes three things, namely independence in intellectual terms, material independence, and finally institutional or network independence.

Kata Kunci : Civil society, peran, pertanian alami, kemandirian petani, Sektimuda

  1. S1-2020-395808-abstract.pdf  
  2. S1-2020-395808-bibliography.pdf  
  3. S1-2020-395808-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2020-395808-title.pdf