Evaluasi Kritis Jalur Pejalan Kaki Jalan Suroto Kotabaru Yogyakarta Pascarevitalisasi Berlandaskan Teori Walkability
NIFADHILAH S, Prof. Ir. Sudaryono, M.Eng., Ph.D.
2020 | Skripsi | S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTAPemerintah Kota Yogyakarta sedang mengembangkan kawasan ramah pejalan kaki yang bertujuan untuk mendorong masyarakat agar berjalan kaki.Revitalisasi jalur pejalan kaki di Jalan Suroto Kotabaru Yogyakarta dijadikan sebagai proyek percontohan. Revitalisasi tersebut terdiri atas penataan tiga jalur pejalan kaki, yaitu penataan pada kedua trotoar di kanan dan kiri jalan serta penataan pada median. Berdasarkan observasi awal diketahui kondisi fisik jalur pejalan kaki Jalan Suroto pascarevitalisasi memiliki kualitas yang baik. Namun, saat ini, setelah lebih dari satu tahun revitalisasi tersebut diresmikan, ternyata masih belum dapat mendorong banyak masyarakat untuk berjalan kaki. Hal ini menarik peneliti untuk melakukan evaluasi terhadap jalur pejalan kaki Jalan Suroto pascarevitalisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kesesuaian antara kondisi jalur pejalan kaki Jalan Suroto pascarevitalisasi dengan teori walkability. Penelitian ini menggunakan pendekatan deduktif-kualitatif dengan metode perbandingan teoritis-empiris (teoritical-empirical comparative) dimana kondisi jalur pejalan kaki Jalan Suroto dianalisis kesesuaiannya berdasarkan enam kriteria walkability yang sebelumnya telah dirumuskan, yaitu kriteria kelayakan, kegunaan, aksesibilitas, keamanan, kenyamanan dan kemenarikan. Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut, secara umum terdapat kesesuaian dalam skala mikro yaitu kondisi fisik jalur pejalan kaki Jalan Suroto dengan teori walkability meski masih terdapat ketidaksesuaian dalam hal penerangan jalur pejalan kaki, keberadaan pembatas jalur pejalan kaki dan keberadaan peneduh jalur pejalan kaki Jalan Suroto. Sedangkan, secara umum tidak terdapat kesesuaian dalam skala meso yaitu kondisi tata bangunan dan tata lingkungan di Jalan Suroto dan kawasan sekitarnya dengan teori walkability meski telah terdapat kesesuaian dalam hal keterjangkauan tempat tujuan dan keterhubungan dengan moda transportasi lain.
Yogyakarta City Government is developing pedestrian friendly area that encourages people to walk. Revitalization of pedestrian way at Suroto Street was meant to be the pilot project. Those revitalization consists of structuring three pedestrian way, which is two sidewalks on the right and left of the street and the median strip. Based on preliminary observations, it is known that postrevitalization pedestrian way at Suroto Street physically has a good quality. However, today, after more than one year inauguration be held, it still hasn�t much encouraging the community to walk, so researcher were interested to evaluate the post-revitalization pedestrian way at Suroto Street. This study aim to evaluate the compatibility between the condition of post-revitalization pedestrian way at Suroto Street with the walkability theory. This study used deductive-qualitative approach and theoritical-empirical comparative method in which pedestrian way at Suroto Street being analyze based on six walkability criteria that had been defined previously, which is feasibility, usefulness, accessibility, safety, comfort, and pleasurability. The results of this research are, in general there is micro scale compatibility which means there is compatibility of the pedestrian way physical condition at Suroto Street with the walkability theory, although there is still incompatibility in terms of the lighting, the existence of barriers and the existence of shades at Suroto Street pedestrian way. Meanwhile, in general there is no meso scale compatibility, which means there is no compatibility of the building layout and the environmental layout at Suroto Street and its surrounding area with the walkability theory, although there is still compatibility in terms of the affordable distance of the destination and the connection with other modes of transportation
Kata Kunci : Evaluasi, Jalur Pejalan Kaki, Trotoar, Median, Walkability