Laporkan Masalah

FENOMENA DINAMIKA BERMUKIM PADA KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH TERDAMPAK PENATAAN DI BANTARAN SUNGAI GAJAH WONG (KASUS KAMPUNG BALIREJO DAN SIDOBALI, KELURAHAN MUJA MUJU, KOTA YOGYAKARTA)

DINA MAULINA, Deva Fosterharoldas Swasto, S.T., M.Sc., Ph.D

2020 | Skripsi | S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

Permukiman kumuh bantaran sungai muncul sebagai bukti kegagalan kota dalam memenuhi kebutuhan papan bagi penduduknya. Kota dengan segala kapitalismenya menggeser masyarakat miskin untuk mendapatkan kesempatan penghidupan yang layak. Permukiman kumuh dalam eksistensinya dianggap sebagai suatu 'masalah' bagi perkotaan. Keberadaannya dalam jangka panjang akan berdampak terhadap penurunan citra dan kualitas suatu kota. Hingga kemudian pemerintah membentuk program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) yang salah satunya dilaksanakan di Kampung Balirejo dan Kampung Sidobali, Muja Muju. Akan tetapi, pelaksanaan program penataan dan fenomena bermukim dalam setiap kawasan permukiman kumuh memiliki cerita berbeda-beda dan kisahnya tersendiri karena heterogenitas masyarakatnya. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengeksplor fenomena dinamika bermukim pada kedua kampung tersebut dengan mengidentifikasi dinamika keruangan dan dinamika perilaku masyarakat baik sebelum dan sesudah penataan. Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan secara induktif-kualitatif dengan metode wawancara in depth-semi structured dengan metode fenomenologi dan penentuan informan melalui teknik snowball untuk memperluas informasi yang masuk. Keterbatasan masyarakat mendorong eksistensi mereka di kawasan bantaran Sungai Gajah Wong. Ketika masyarakat mendapatkan pengakuan secara de facto (unofficial recognition) dan adanya program penataan, terdapat berbagai perubahan ataupun pergeseran yang lebih lanjut disebut sebagai dinamika bermukim. Adanya transformasi dalam aspek keruangan dan non-keruangan menjadi ciri dalam suatu dinamika bermukim. Masyarakat sebagai subjek penataan kemudian mengalami berbagai pergeseran, utamanya dalam hal perekonomian. Lebih lanjut, ruang-ruang yang telah diciptakan selama penataan perlahan-lahan juga mengalami perubahan yang sifatnya menjadi multivalue (bernilai ganda) akibat dari adanya aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat. Dalam konteks ini, dapat diketahui bahwa masyarakat, aktivitas dan ruang memiliki keterkaitan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain.

Slum settlements in riverbank areas exist as an evidence of city's failure to meet the housing needs and its residents. Cities within all of their capitalism shift the poor to get a decent living opportunity. Sometimes, slum settlement's existence is considered as a problem for urban areas developing. Their existence in a long term will give an impact on degradation of the image and quality of the city. Those considerations made the government formed a program named as Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU), wherein one of which was implemented in Kampung Balirejo and Sidobali in Muja Muju. However, the implementation of the program and the phenomenon of living in each slum areas have their own stories due to heterogeneity of the community. This research aim to exploring the dynamic phenomenon in the two villages by identifying the spatial dynamics and the dynamics of community behavior, both before and after the arrangement. This study was designed using an inductive-qualitative approach with the phenomenological method also in-depth semi-structured interview method. The determination of informants was designed using the snowball technique to expand the incoming information. The limitations of the community encourage their existence in the area along the Gajah Wong River. When the community get de facto recognition (unofficial recognition) and the program have implemented, there are various changes or shifts that further referred to dynamics of living. The Characteristic of living dynamic is the transformation in spatial and non-spatial aspects. The community as the subject of the program have various shifts, especially in economy aspects. Furthermore, the spaces that have been created by the program implementing have also changed into multiple values as a result of the activities carried out by the community. In this context, it can be seen that community, activities and space have an inseparable relationship with each other.

Kata Kunci : Bantaran Sungai Gajah Wong, dinamika bermukim, Kampung Balirejo dan Sidobali Kelurahan Muja Muju, kawasan permukiman kumuh, penataan

  1. S1-2020-399836-abstract.pdf  
  2. S1-2020-399836-bibliography.pdf  
  3. S1-2020-399836-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2020-399836-title.pdf