Laporkan Masalah

PERUBAHAN PERAN SANRO SEBAGAI DUKUN BAYI DALAM MASYARAKAT BAJO DI PULAU SAILUS, SULAWESI SELATAN

ANDI SORAYA NABILA, Dr. Atik Triratnawati, M.A.

2020 | Skripsi | S1 ANTROPOLOGI BUDAYA

Sanro merupakan sebutan bagi seseorang yang memiliki kemampuan untuk menyembuhkan dalam kepercayaan masyarakat Bajo di Pulau Sailus. Sanro memiliki peran dalam masa kehamilan hingga pasca-persalinan. Sebelum adanya Puskesmas sebagai penyedia layanan kesehatan, persalinan dilakukan oleh sanro. persalinan yang tidak didampingi oleh tenaga kesehatan dianggap sangat berisiko yang dapat menyebabkan kematian. Pada tahun 2019 telah diberlakukan kemitraan bidan dan dukun di Pulau Sailus sehingga terjadi perubahan peran sanro dalam masyarakat. penelitian ini dibuat demi menjawab pertanyaan-pertanyaan mengapa sanro tetap eksis dalam masyarakat meskipun pelayanan kesehatan Puskesmas telah ada di Pulau Sailus serta bagaimana pandangan masyarakat Bajo di Pulau Sailus terkait eksistensi sanro. Demi menjawab pertanyaan penelitian tersebut digunakan metode penelitian kualitatif dengan melakukan observasi serta wawancara mendalam. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli hingga Agustus 2019 dan Desember 2019 hingga Januari 2020. Wawancara dilakukan dengan 5 informan yang terdiri dari 1 informan sanro yang tidak lagi melakukan ritual adat serta 4 ibu dan anggota keluarga yang pernah menggunakan jasa sanro dari rentang umur 21-50 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan peran sanro tidak dapat terpisahkan dari perubahan yang terjadi dalam sektor yang lebih luas, seperti perubahan sistem medis serta perkembangan dalam sektor pendidikan. Perubahan sistem medis dipengaruhi oleh upaya pemerintah untuk meratakan pelayanan kesehatan dan menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Peran sanro sebagai penolong persalinan digantikan oleh bidan dan dokter di Puskesmas. Di sisi lain perkembangan sektor pendidikan agama di Indonesia merubah peran sanro. Hal ini didasari pandangan Islam yang menilai bahwa ritual merupakan bid'ah sehingga ritual adat tidak lagi dilakukan pada sebagian masyarakat. Namun mayoritas masyarakat sulit untuk mengakses pendidikan di luar pulau sehingga paham adat masih mendominasi. Maka dari sanro masih berperan pada ritual adat saat masa kehamilan hingga pasca-persalinan bagi mayoritas masyarakat. Kurangnya pemahaman mengenai agama, tingkat pendidikan yang rendah, peran keluarga serta dominasi kepercayaan akan adat dan leluhur membuat masyarakat cenderung untuk menggunakan jasa sanro dan melakukan ritual.

Sanro is a term for someone who has the ability to heal in the Bajo communiy's belief in Sailus Island. Sanro has a role in the period of pragnancy to post-delivery. Before the existence of Puskesmas as a health service provider, birth delivery was carried out by sanro. A birth delivery that is not accompanied by a health worker is considered to be very risky which can cause death. In 2019 a partnership pf midwives and traditional birth attendant had been established on Sailus Island, resulting in a change in the role of sanro in the community. This research was made in order to answer the questions sanro continued to exist in communities despite the health services of governmental center already existed on sailus island and how the people of Bajos's view of sanro existence. In order to answer the research question, qualitative research methods are used by conducting observation and in-depth interviews. The research was conducted in July to August 2019 and December to January 2020. Interviews were conducted with 5 informants consisting of 1 sanro who no longer performed traditional rituals and 4 mothers and family members who had used sanro services from the age range of 21-50 year. Research shows tha the change in role of sanro cannot be separated from the changes in broader sectors, such as changes in medical system and the developments in education sector. chenges in medical system influenced by the goverment's effort to equalized health services and reduced maternal and infant mortality. The role of sanro as a birth attendant was replaced by midwives and doctors at Puskesmas. On the other hand, the development of the religious education sector in Indonesia has change the role of sanro. This is based on the practiced in some communities. However, the mayority of people find it difficult to access education outside the island, so that adat still dominates. Therefore, sanro still plays a role in traditional rituals during pragnancy and postpartum for the majority of people. Lack of understanding of religion, low level of education, family roles and the dominance of belief in customs and ancestors make people tend to use sanro service and perform rituals.

Kata Kunci : dukun bayi, ritual, persalinan, peran, bid'ah, traditional birth attendant, ritual, labor, role, bid'ah

  1. S1-2020-394683-abstract.pdf  
  2. S1-2020-394683-bibliography.pdf  
  3. S1-2020-394683-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2020-394683-title.pdf