Laporkan Masalah

Strategi Permintaan Maaf dalam Permintaan Maaf yang Dibuat oleh Peserta AcEPT

MUHAMMAD HAFIDH AL MUKMIN, Dr. Aris Munandar, M.Hum

2020 | Skripsi | S1 SASTRA INGGRIS

Penelitian ini membahas strategi permintaan maaf yang digunakan oleh peserta AcEPT (Academic English Proficiency Test) yang diterbitkan oleh Universitas Gadjah Mada. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui apakah penutur dengan tingkat kecakapan yang berbeda memiliki perbedaan dalam strategi yang digunakan ketika mengungkapkan permintaan maaf dalam Bahasa Inggris serta mengetahui apakah penggunaan strategi permintaan maaf dapat berfungsi sebagai penentu tingkat kecakapan berbahasa Inggris seperti halnya AcEPT. Data dikumpulkan dari permintaan maaf yang dituturkan dalam bentuk tertulis oleh peserta tes AcEPT ketika diminta untuk merespon situasi yang terdapat dalam kuesioner DCT (Discourse Completion Task). Analisis dari 200 permintaan maaf, 10 tuturan dari 20 responden menyimpulkan bahwa peserta AcEPT dengan skor tinggi lebih memilih Illocutionary Force Indicating Device (IFID) dan Taking on Responsibility (TOR), sementara peserta dengan skor rendah cenderung menggunakan Explanation of Account (EOA), Offer of Repair (OOR), dan Promise Forbearance (PF) dalam permintaan maaf. Penelitian ini juga mendapati bahwa, dalam kasus tertentu, penggunaan strategi permintaan maaf dapat memberi petunjuk tentang tingkat kecakapan berbahasa Inggris di antara bukan penutur asli.

This research discusses the apology strategies employed by the participants of AcEPT (Academic English Proficiency Test) of Universitas Gadjah Mada. The objectives of this research are to identify whether speakers of different levels of English proficiency differ in strategies when making apologies in English as well as investigate whether the production of apology strategies could serve as a predictor of English proficiency level in the same way AcEPT could. The data were collected from written responses made by the participants of AcEPT when asked to respond to the situations presented in a DCT (Discourse Completion Task) questionnaire. The analysis of the total of 200 apology utterances, 10 from each of the 20 participants concluded that the upper scorers of AcEPT preferred Illocutionary Force Indicating Device (IFID) and Taking on Responsibility (TOR), while the lower scorers tended to use Explanation of Account (EOA), Offer of Repair (OOR), and Promise Forbearance (PF) when making apologies. It is also revealed that to some extent, the usage of apology strategies could suggest the level of English proficiency among non-native speakers.

Kata Kunci : tindak tutur, strategi permintaan maaf, skor AcEPT, kecakapan Bahasa Inggris, DCT

  1. S1-2020-384024-abstract.pdf  
  2. S1-2020-384024-bibliography.pdf  
  3. S1-2020-384024-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2020-384024-title.pdf