Laporkan Masalah

Konstruksi Identitas Hiram Walker dalam Novel The Water Dancer: Kajian Memori dalam Perspektif Pasca Kolonial

NI WAYAN PUTRI D P, Drs. Muh. Arif Rohman, M. Hum., Ph. D.

2020 | Skripsi | S1 SASTRA INGGRIS

The Water Dancer (2019) adalah novel pertama dari jurnalis keturunan Afrika-Amerika, Ta-Nehisi Coates. Menariknya, dalam debutnya ini, ia menulis dengan gaya realisme magis dalam bentuk kekuatan supernatural bernama Konduksi yang dimiliki oleh kerakter utamanya. Kekuatan ini membuat seseorang mampu mengubah cerita menjadi jembatan yang menghubungkan jarak sejauh apapun. Semakin banyak cerita yang bisa disampaikan, semakin panjang juga jembatan tersebut dapat melintang, bahkan untuk menghubungkan daerah Amerika Serikat bagian selatan dan utara. Hiram Walker, karakter utama novel ini, memiliki kekuatan Konduksi sejak dirinya lahir. Dengan mengaplikasikan model siklus sosialisasi dari Bobbie Harro, peneliti menyimpulkan bahwa Hiram tidak hanya diperbudak dalam denotasi fisik pada umumnya, tapi dirinya terbukti memasukkan dirinya ke dalam sistem perbudakan yang menyebabkan ia mengalami internalisasi opresi ras karena dalam fase Institusional dan Kebudayaan, ia dipaksa untuk hidup sesuai dengan nilai-nilai kolonial yang merendahkan orang-orang kulit hitam. Dengan menggunakan teori Frantz Fanon tentang epidermalisasi, peneliti menemukan bahwa Hiram sudah menginternalisasi opresi yang ia terima dari orang-orang yang berstatus lebih tinggi darinya, terutama ayahnya yang merupakan tuannya sendiri. Keadaan ini menyebabkannya untuk melupakan sosialisasi mnemonic dari keluarga yang ia dapatkan di fase terawal dari model Harro. Namun, setelah ia memosisikan dirinya dalam Underground Railroad dan melihat pertarungan besar yang diperjuangkan oleh para abolisionis, Hiram pun kembali mendapatkan sosialisasi mnemonic alam fase Aksi, yang pada dasarnya digunakan sebagai dasar perlawan mnemonic komunitas ini, dan yang ternyata sesuai dengan nilai-nilai yang dulu pernah disosialisasikan oleh keluarganya. Pada akhirnya, ketika ia berhasil menemukan dirinya dalam memori kolektif orang-orang Underground Railroad, dengan menggunakan tipe-tipe memori yang diajukan Barbara Misztal, peneliti menemukan bahwa jenis memori flashbulb and generasional lah yang membantunya untuk melawan epidermalisasi dan menemukan jalan keluar menuju kebebasan dengan cara bercerita tentang kisahnya sebagai seorang Hiram Walker menggunakan kekuatan Konduksi yang mengubah cerita-ceritanya menjadi jembatan yang membawanya dan orang-orang yang ia cintai menuju tanah kebebasan di daerah utara.

The Water Dancer (2019) is the debut novel of African-American journalist, Ta-Nehisi Coates. He interestingly started off with a magical realism novel, encapsulated in what he refers to as the Conduction power. It is the very power which enables a person to transform stories into a bridge connecting distances. The bigger amount of memories one could retell, the longer the bridge extends, even possible to connect the South and the free land in the North. Hiram Walker, the novel's main protagonist, possessed a great photographic memory, and the power of Conduction had been within him since he was born. Using Bobbie Harro's cycle of socialization applied in determining the findings, however, the researcher concluded that Hiram was not only enslaved physically, but he had perpetuated himself to the system as well, resulting in internalized racial oppression since, in the Institutional and Cultural stage, he was socialized to live accordingly to colonial values which degrade colored people. Using Frantz Fanon's theory on epidermalization, the researcher found out that Hiram had internalized (epidermalized) the oppression given by the Quality, and most of the time by his white father, which caused him to completely ignore his family's mnemonic socialization about how precious of a family he had. After he positioned himself within the Underground Railroad and saw how big of a war these abolitionists fight for was, he began to be once again exposed with mnemonic socializations in the Actions stage, which had been used as their mnemonic resistance, aligning with what his family had socialized to him before. Finally, Hiram managed to a choose a direction for change by turning away from the oppressive system in the Actions stage based on Harro's model. Finally, after Hiram could find himself in the collective memory repository of the Underground Railroad, by applying Barbara Misztal's types of memory, the researcher concluded that it was his generational and flashbulb memories which could trigger him to fight the epidermalization for a way out into freedom by retelling his complete stories, and with the power of Conduction, transformed them into a long bridge leading him and his loved ones to the free land in the North.

Kata Kunci : siklus sosialisasi, epidermalisasi, perlawanan mnemonic, memori kolektif, identitas

  1. S1-2020-394792-abstract.pdf  
  2. S1-2020-394792-bibliography.pdf  
  3. S1-2020-394792-tableofcontents.pdf  
  4. S1-2020-394792-title.pdf