Transgresi Tubuh dan Seksualitas Di Ruang Bergender dalam Anime Kimi no Na Wa (2016)
KHAIRIL ANWAR, Dr. Ratna Noviani, S.IP., M.Si
2020 | Tesis | S2 Kajian Budaya dan MediaFilm berjudul Kimi no Na Wa (Makoto Shinkai, 2016) merupakan film animasi atau anime yang mengisahkan dua orang remaja yang mengalami proses transgresi tubuh. Anime bukan hanya film yang diperuntukkan untuk anak kecil tetapi juga sebuah arena kontestasi yang merepresentasikan subjek perempuan dan laki-laki melalui elemen naratifnya. Penelitian ini mengkaji tentang bagaimana subjektivitas, perbedaan seksual, segregasi gender dan genderisasi ruang dinarasikan melalui proses transgresi. Anime ini dikaji menggunakan konsep male gaze dalam sinema dari Laura Mulvey (1975) dan female voice dari Kaja Silverman (1988) yang mengulas secara kritis kehadiran perempuan di dalam sinema kerap kali dijadikan objek tatapan atau dianihilasikan. Dengan menggunakan metode psikoanalisis film, penelitian ini menyimpulkan bahwa elemen naratif dalam anime ini masih dipengaruhi oleh logika male-biased sehingga posisi perempuan di dalam anime masih didudukkan sebagai objek tatapan sedangkan laki-laki sebagai subjek yang menatap. Sebagai sebuah anime yang mencoba memberikan representasi baru kepada perempuan dan laki-laki melalui proses transgresi, Kimi no Na Wa yang berlatarbelakang konteks masyarakat Jepang kontemporer justru mereproduksi tatanan gender tradisional Jepang namun dalam kemasan yang berbeda yaitu proses transgresi dalam narasinya.
Kimi No Na Wa (Makoto Shinkai, 2016) is an animation movie or anime that tells about of two teenagers who had the process of body transgression. Anime is not only a movie for children but also a contestation arena that representing women and men by its narrative structure. This research examined about how gender subjectivity, sexual differences, gender segregation and space gender are narrated by a process of transgression. This anime is examined by using the concept of male gaze in Laura Mulvey�¢ï¿½ï¿½s cinema (1975) and female voice from Kaja Silverman (1988), which reviews it critically about the presence of women in cinema often being the object of gaze or annihilation. By using a movie psychoanalysis method, this study concludes that the narrative element in this anime is still influenced by male-biased logic so that the position of women in the anime is still seated as the object of gaze while men as the staring subject. As an anime that tries to give a new representation to women and men by a process of transgression, Kimi no Na Wa, who has a background in the context of contemporary Japanese society, reproduces traditional Japanese gender arrangements but in a different look, namely the process of transgression in its narrative.
Kata Kunci : anime, transgresi, male-biased, anihilasi, objektifikasi