Laporkan Masalah

PERWUJUDAN AKULTURASI ETNIK DALAM ELEMEN ARSITEKTUR VERNAKULAR RUMAH MELAYU PONTIANAK

MUHAMMAD HIDAYAT, Prof. Dr. Ir. Budi Prayitno, M.Eng.;Dr. Ir. Dwita Hadi Rahmi, MA.

2020 | Disertasi | DOKTOR ARSITEKTUR

Masyarakat Pontianak sejak awal berdirinya kota ini adalah masyarakat multi-etnis, dengan empat kelompok etnis dominan dalam pembentukan Kota Pontianak, yaitu etnis Arab, Bugis, Banjar, dan Riau. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan perwujudan akulturasi etnis dalam elemen arsitektur vernakular rumah-rumah tua Pontianak yang menunjukkan budaya multikultural di masa lalu. Penelitian ini menggunakan 30 sampel penelitian dalam bentuk rumah-rumah tua Pontianak yang masih berdiri sampai sekarang, yang dibangun antara awal abad ke-19 hingga pertengahan abad ke-20. Melalui pendekatan penelitian kualitatifrasionalistik dalam rangka analisis komparatif peran masing-masing etnis dalam melakukan akulturasi melalui kajian nomotetik atas elemen fisik arsitektur bangunan dan kajian ideografik atas aspek normatif/religius pada elemen fisik tersebut, sehingga diperoleh temuan penting yang saling menguatkan tentang akulturasi etnik. Temuan ini adalah elemen utama bangunan yang menunukkan aspek kebertahanan (constancy) atau keberlanjutan (continuity) terhadap perubahan selama hampir satu setengah abad, yang menggambarkan sikap akulturasi etnik yang integratif-asimilatif pada elemen arsitektur bangunan. Ini merupakan indikasi kuat yang mengarah pada mewujudnya anasir dasar bangunan bersejarah di masa lalu yang secara keseluruhan merupakan penanda utama yang penting untuk terwujudnya Arsitektur Vernakular Rumah Melayu Pontianak. Ini merupakan hasil studi yang cukup penting untuk pengembangan wacana tersebut secara lanjut.

The Pontianak community since its inception has been a multi-ethnic society, with four dominant ethnic groups forming the Pontianak City, namely the Arab, Buginese, Banjar, and Riau ethnic groups. This study aims to find the embodiment of ethnic acculturation in the vernacular architectural elements of Pontianak's old houses that show multicultural culture in the past. This study uses 30 research samples in the form of Pontianak old houses that still stand today, which were built between the early 19th century and the mid-20th century. Through a qualitative-rationalistic research approach in the context of comparative analysis of the role of each ethnic group in conducting acculturation through nomothetic studies of the physical elements of building architecture and ideographic studies of normative / religious aspects of these physical elements, in order to obtain important mutually reinforcing findings about ethnic acculturation. This finding is the main element of the building which shows the aspect of constancy or continuity to change for almost a half century, which illustrates the attitude of integrative-assimilate ethnic acculturation on elements of building architecture. This is a strong indication which leads to the realization of the basic elements of historic buildings in the past that as a whole are important main markers for the realization of the Vernacular Architecture of the Malay House of Pontianak. This is the result of a study that is quite important for the further development of the discourse.

Kata Kunci : Akulturasi, interaksi kelompok etnis, unsur bahasa, Rumah Melayu Pontianak

  1. S3-2020-389921-abstract.pdf  
  2. S3-2020-389921-bibliography.pdf  
  3. S3-2020-389921-tableofcontent.pdf  
  4. S3-2020-389921-title.pdf