Laporkan Masalah

Perencanaan Struktur Ruang Berbasis Pengembangan Koridor BRT sebagai Transportasi Pengumpan Kota Depok

WILLIAM ARTHURIUS, Prof. Ir. Bambang Hari W, MUP., M.Sc., Ph.D.

2020 | Skripsi | S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

Kota satelit dikenal sebagai dampak perkembangan kota utama yang terbentuk akibat adanya permintaan pasar di kawasan pinggiran kota. Pertumbuhan kota satelit cenderung membuat pola organik karena mengikuti lokasi strategis pekerjaan masyarakat penglaju atau komuter. Fenomena ini terjadi pada Kota Depok sebagai kota penyangga DKI Jakarta. Sehingga pola penggunaan lahan Kota Depok cenderung acak dengan kepadatan penduduk berpusat sekitar jaringan transportasi utama. Hal ini dapat terjadi akibat aksesibilitas transportasi utama komuter yang belum menyentuh seluruh area permukiman. Kaitan antara struktur ruang dan transportasi inilah yang menjadi dasar perencanaan struktur ruang. Perencanaan ini bertujuan untuk merekomendasikan koridor transportasi BRT (Bus Rapid Transit) sebagai jaringan transportasi pengumpul dari pusat permukiman menuju jaringan transportasi utama komuter dan merekomendasikan rencana struktur ruang Kota Depok berupa pusat layanan yang berasal dari pengembangan koridor BRT. Perencanaan ini menggunakan metode deduktif dengan data berupa data sekunder yang didapatkan dari instansi terkait. Pengolahan data dilakukan untuk menghasilkan identifikasi struktur ruang eksisting, evaluasi struktur ruang eksisting, analisis permintaan transportasi publik, dan identifikasi awal koridor BRT. Setelah dilakukan analisis, maka penentuan konsep dan alternatif perencanaan dapat dilakukan sebagai dasar pembuatan rencana struktur ruang. Rencana struktur ruang berasal dari rencana koridor BRT, rencana layanan jaringan, rencana infrastruktur transportasi, dan rencana agregasi fasilitas perkotaan. Hasil yang didapatkan pada perencanaan ini adalah agregasi titik fasilitas perkotaan sangat menentukan hierarki pusat layanan struktur ruang yang tersebar pada setiap pusat permukiman. Sehingga perencanaan infrastruktur transportasi publik yang berasal dari pengembangan koridor BRT berhasil memberikan gambaran baru rencana struktur ruang yang berbeda dengan RTRW Kota Depok yang sudah ditetapkan oleh pemerintah kota.

Satellite cities are known as the impact of the main city development which is formed by market demand in the suburban area. The development pattern of the satellite cities tends to be organic because of the commuter's work strategic location. This phenomenon happens in Depok City as the buffer city of DKI Jakarta. As a consequence, the land use pattern of Depok City tends to be random with the population density is centralized around the main transportation network. The reason of this centralization is that the main transportation accessibility is not spread equally to all the residential area. This connection of spatial structure and transportation is the base of spatial structure planning of Depok City. This planning aims to give recommendation of BRT (Bus Rapid Transit) corridor as the feeder transportation network from the residential center to the main commuter's transportation. The other objective is to recommend the new urban center of Kota Depok from the development of BRT corridor. This planning have a deductive method which the data came from the related agency. The data processing was made to generate identification of existing spatial structure, evaluation of existing spatial structure, analysis of the public transportation demand, and beginning identification of BRT corridor. After the analysis, the concept and alternatives were made as the base of the spatial structure planning processes. Spatial structure planning was made by corridor BRT planning, network service planning, transportation infrastructure planning, and aggregation of all the urban infrastructure. The result of this planning is the aggregation of all urban infrastructure point which is really shaped by the hierarchy of urban center. The location of the new urban center will spread equally to all urban area. Therefore, the planning of urban infrastructure which made by BRT corridor development will bring out a new image of spatial structure in Depok City. This new image certainly will be different from the government spatial planning.

Kata Kunci : struktur ruang kota, koridor Bus Rapid Transit (BRT), infrastruktur transportasi, transportasi pengumpan, agregasi fasilitas perkotaan, urban spatial structure, bus rapid transit, bus rapid transit corridor, transportation infrastructure, transportation f

  1. S1-2020-399866-abstract.pdf  
  2. S1-2020-399866-bibliography.pdf  
  3. S1-2020-399866-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2020-399866-title.pdf