Laporkan Masalah

WACANA HUMOR ETNIS MADURA: ANALISIS SOSIOLINGUISTIK

HERLIANTO A, Pro. Dr. I Dewa Putu Wijana, S.U.,M.A

2020 | Tesis | MAGISTER LINGUISTIK

Humor Madura adalah humor yang mengisahkan tentang etnis Madura yang biasanya digunakan untuk melucu pada waktu-waktu tertentu. Humor ini difungsikan untuk sekedar mencairkan suasana. Tetapi sebetulnya, humor Madura tidak hanya untuk menimbulkan tawa, melainkan ada makna dan citra yang bersemayam dibalik humor itu. Tesis ini dalam rangka meneliti makna dan citra yang berada dibalik setiap humor Madura dengan menggunakan sudut pandang sosiolinguistik. Metode yang diterapkan adalah kualitatif. Data dikumpulkan melalui interview di Surabaya dan Malang, serta observasi dokumen. Kemudian data diklasifikasi dalam bentuk, makna, dan fungsinya. Dalam mendeskripsikan makna dan fungsi digunakan analisis wacana van Djik yang memilah kognisi sosial, teks, konteks. Pemilahan van Dijk ini memungkinkan membuka stereotip dibalik humor. Hasilnya menunjukkan bahwa humor Madura memang digunakan untuk menstereotip orang Madura, dan menunjukkan inferiotas etnis Madura. Bahkan, penghinaan (deprecatory) atas dan meremehkan (disparaging) etnis Madura. Temuan ini sesuai dengan teori humor superioritas, bahwa humor dalam rangka menunjukkan superioritas tertentu atas objek yang dijadikan humor. Stereotip ini ditemukan pada bentuk, makna, dan fungsi humor Madura. Secara bentuk, humor Madura memanfaatkan penyimpangan pragmatik, baik kerjasama komunikasi, kesopanan maupun parameter pragmatik. Penyimpangan ini terjadi dengan mengeksplorasi citra kebodohan (dumbness), kelicikan (cunningness), dan kecerdikan (deceitfulness) orang Madura. Kemudian, permainan bahasa (language distortion) yang memanfaatkan kelemahan bahasa Madura juga digunakan untuk mengkreasi bentuk humor Madura. Beberapa permainan bahasa ini menyangkut fonologi, di antaranya pertukaran bunyi /u/ dan /O/ kemudian logat atau intonasi khas bahasa Madura, morfologi yaitu berkaitan dengan redupliskasi dan afiksasi, homonimi, polisemi, metafora, analogi, dan inkompetensi bahasa baik nasional maupun internasional. Adapun stereotip yang ditemukan dalam humor Madura sebanyak tujuh belas yang terbagi atas stereotip profesi dan karakter atau watak. Profesi di antaranya, stereotip kolektor besi tua, penjual jamu wanita, penjual sate, tukang cukur, petani, peternak, tukang becak, dan nelayan. Sementara secara watak orang Madura dicitrakan di antaranya, suka ngeyel, cerdik, keras, lugu atau polos, ndesa, tidak mau kalah, religius, taat ulama, dan NU garis keras.

Madurese humors are humor that tells about Madurese ethnicity which is usually used to joke at certain times. These are delivered to just break the ice of the situation. But actually, Madura humors are not only to cause laughter, but there are meaning and image that resides behind them. This thesis is to examine the meaning and image behind every Madura humor by using a sociolinguistic perspective. The method applied is qualitative. The data were collected through interviews in Surabaya and Malang, as well as document observations. I classified the data in their forms, meanings and functions. In describing meaning and function, I used van Djik's discourse analysis which divide three elements, they are social cognition, text, and context. This van Dijk's disaggregation could make this analysis possible to reveal the stereotypes behind the humors. The results showed that Madurese humor is indeed used to stereotype Madurese and shows Madurese ethnic inferiority, in fact the deprecatory on and disparaging ethnic of Madurese. This finding is in accordance with the theory of humor superiority which say that humor is to show a certain superiority over objects used as humor. These stereotypes are found in the forms, meanings and functions of Madurese humor. In form, Madurese humor utilized pragmatic deviations, pricisely flouting the maxims, either in communication cooperation principle, politeness principle or pragmatic parameters. This deviation occurs by exploring the image of dumbness, cunningness, and deceitfulness of Madurese. Then, language games (language distortion) that takes advantage of the weaknesses of the Madurese language are also used to create forms of Madurese humor. Some of these language games involve phonology, including sound exchange between /u/ and /O/ then accent or intonation typical of Madurese, morphology which is related to reduplication and affixation, homonymy, polysemy, metaphor, analogy, and incompetence of languages both national and international. Then, seventeen stereotypes found in Madura humor are divided into profession stereotypes and character. Among other professions, they are scrap metal collectors, female herbalist, satay seller, barber, farmer, rancher, pedicab driver, and fisherman. While the Madurese characters are insisting, clever, rude, innocent, villager style, just want to win, religious, obey to Ulama and ulama, and hard-line of NU.

Kata Kunci : humor etnik, humor Madura, stereotip, wacana

  1. S2-2020-434443-abstract.pdf  
  2. S2-2020-434443-Bibliography.pdf  
  3. S2-2020-434443-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2020-434443-title.pdf