Laporkan Masalah

PENERAPAN INDIKATOR "WORLD HERITAGE CITIES" UNTUK PENILAIAN KOTA TUA JAKARTA

STEFANNY AURELIA, Dr. Ir. Dwita Hadi Rahmi, M.A.

2020 | Skripsi | S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

Kota Tua Jakarta ditetapkan sebagai kota pusaka sejak tahun 1972 untuk melestarikan kekayaan sejarah dan kisah yang terkandung di dalamnya. Pada tahun 2015, Kota Tua Jakarta menjadi bagian "World Heritage Tentative List Nomination", tetapi dokumen ditarik kembali oleh Indonesia karena tidak disarankan menjadi bagian dari Kota Pusaka Dunia menurut hasil evaluasi ICOMOS. Terdapat beberapa poin penilaian yang harus dipenuhi oleh sebuah kota pusaka apabila ingin menjadi warisan dunia, yaitu kriteria Keunggulan Nilai Sejagat, keaslian, integritas, dan pengelolaan kota pusaka. Penelitian ini menggunakan pendekatan deduktif-kualitatif dan teknik analisis isi yang berupa konten digital. Unit amatan meliputi tiga kota kota preseden yang telah menjadi Kota Warisan Dunia UNESCO, yaitu Kota Pusaka Vigan, Kota Pusaka Melaka, dan Kota Pusaka George Town. Terdapat juga Kota Tua Jakarta sebagai unit amatan utama. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu keaslian, integritas, dan pengelolaan kota pusaka. Tahapan analisis dilakukan dalam tiga tahap. Tahap pertama adalah merumuskan indikator penilaian kota pusaka dengan menganalisis tiga kota preseden. Analisis dilakukan dengan teknik analisis isi pada dokumen nominasi setiap kota preseden sebagai dokumen utamanya. Analisis kota-kota preseden dilakukan karena poin penilaian yang dikeluarkan oleh UNESCO terlalu komprehensif untuk langsung diterapkan pada Kota Tua Jakarta. Tahap berikutnya adalah menerapkan indikator yang telah ditemukan tersebut pada Kota Tua Jakarta. Tahap terakhir adalah menemukan faktor yang mempengaruhi indikator tidak terpenuhi sepenuhnya oleh Kota Tua Jakarta. Dari analisis pada kota preseden, ditemukan bahwa variabel keaslian menghasilkan indikator yang berkaitan dengan fisik kawasan dan sosial budaya. Variabel integritas menghasilkan indikator yang berkaitan dengan keutuhan elemen fisik yang dapat menggambarkan karakter kota pusaka. variabel pengelolaan kota pusaka menghasilkan indikator yang berkaitan dengan peraturan, pengelolaan, dan sistem manajemen kota pusaka. Penerapan indikator pada Kota Tua Jakarta menggunakan analisis dokumen hasil evaluasi oleh ICOMOS dan survei primer. Survei sekunder juga dilakukan untuk melengkapi hasil temuan pada survei primer. Menurut evaluasi ICOMOS, variabel integritas merupakan variabel yang paling lemah dimiliki oleh Kota Tua Jakarta. hal ini disebabkan oleh variabel pengelolaan kota pusaka yang tidak maksimal pemenuhannya pada setiap indikator. Berdasarkan penerapan indikator yang dirumuskan untuk Kota Tua Jakarta, indikator pada variabel pengelolaan kota pusaka menjadi indikator yang paling berpengaruh. Pengelolaan akan menentukan keberlangsungan nilai integritas dan keaslian yang dimiliki oleh sebuah kota pusaka.

The Old Town of Jakarta have been designated as heritage city since 1972 to preserve the historical value held in it. In 2015, The Old Town of Jakarta became part of World Heritage Tentative List Nomination, but ICOMOS suggested that this property should not be inscribed on the World Heritage Cities. There are several points of assessment that must be fulfilled if a heritage city wants to become a part of world heritage cities, namely Outstanding Universal Value criteria, authenticity value, integrity value, and protection and management system. This research uses deductive-qualitative approach and content analysis techniques from digital content form. The observation unit include 3 precedent cities which have become UNESCO World Heritage Cities, namely Vigan Heritage City, Melaka Heritage City, and George Town Heritage City. That is also Old Town of Jakarta as the main observation units. This research uses 3 analysis stages. First, formulate the assessment indicators of heritage cities by analyzing precedent cities. Content analysis technique was used to analyze the nomination dossier as the main document of each precedent cities. This step was carried out because the assessment point from UNESCO were too wide to be directly applied to the Old Town of Jakarta. Secondly, applying indicators findings to the Old Town of Jakarta. The last stage is finding the factor that affect the indicators fulfillment by the Old Town of Jakarta. From the first step of analysis, if was found that the authenticity variable produces indicators relating to physical area and socio-culture. The integrity variable produces indicators related to the wholeness of physical elements that can describe the character of a heritage city. The heritage city management variable produces indicators related to the heritage city regulation and management system. To find the indicators fulfillment, this research uses Old Town of Jakarta evaluation Document by ICOMOS and conduct primary surveys. There is also secondary survey to complete the findings. According to ICOMOS evaluation, indicator from integrity variable is the weakest category owned by The Old Town City of Jakarta. this is caused by the heritage city management variable which is not maximized in each indicator. Based on the application of indicators in the Old Town of Jakarta, indicators from protection and management system variable are the most influential indicators. Management system will determine the sustainability of the authenticity and integrity of a heritage city.

Kata Kunci : Kota Tua Jakarta, kota pusaka, Warisan Dunia UNESCO, keaslian, integritas, pengelolaan kota pusaka

  1. S1-2020-399862-abstract.pdf  
  2. S1-2020-399862-bibliography.pdf  
  3. S1-2020-399862-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2020-399862-title.pdf