Teks Drama Die Dreigroschenoper/ The Threepenny Opera karya Bertolt Brecht dalam Resepsi N. Riantiarno : Kajian Estetika Resepsi Hans Robert Jauss

ISTI HARYATI, Prof. Dr. Faruk, S.U,; Dr. G.R. Lono Lastoro Simatupang, M.A.

2020 | Disertasi | DOKTOR ILMU-ILMU HUMANIORA

Bertolt Brecht merupakan dramawan Jerman yang karya dan teorinya telah mendunia. Karya dan teorinya telah diresepsi di berbagai negara, termasuk di Indonesia, salah satunya oleh N. Riantiarno. N. Riantiarno telah meresepsi drama Brecht yang berjudul Die Dreiroschenoper/The Threepenny Opera dan mengaktualisasikannya dalam drama Opera Ikan Asin. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap (1) potensi estetis apa dari drama Die Dreigroschenoper/ The Threepenny Opera yang dibuka dan diaktualisasikan oleh N. Riantiarno dalam drama Opera Ikan Asin, (2) bagaimana N. Riantiarno membuka dan mengaktualisasikan teks drama tersebut, serta (3) mengapa potensi estetis tersebut yang dibuka dan diaktualisasikan. Objek material dalam penelitian ini adalah teks drama Bertolt Brecht Die Dreigroschenoper/ The Threepenny Opera dan drama Opera Ikan Asin karya N. Riantiarno. Untuk menganalisis drama ini diaplikasikan teori estetika resepsi Hans Robert Jauss, khususnya konsep horison harapan dan jarak estetis. Metode komparatif, studi pustaka dan wawancara diaplikasikan untuk menemukan horison harapan N. Riantiarno. Hasil penelitian menunjukkan bahwa potensi estetis yang dibuka oleh N. Riantiarno dari drama Brecht tersebut meliputi dua kategori, yakni elemen drama dan fenomena sosial. Elemen drama yang diaktualisasikan oleh N. Riantiarno mengacu kepada teori drama Brecht (teater epik). Dalam hal ini, yang diaktualkan oleh N. Riantiarno berupa Nebentext di awal babak atau adegan, sprechen (Wendung) zum Publikum, lagu (nyanyian), babak atau adegan, dan akhir drama. Fenomena sosial yang diaktualkan oleh N. Riantiarno adalah korupsi berupa suap dan kolusi, eksploitasi manusia atas manusia, kebohongan terhadap masyarakat, tindak kriminal, bagaimana wanita berperan dan pelecehan terhadap pernikahan. Usaha Riantiarno untuk membuka potensi estetis drama Brecht dipengaruhi oleh (a); Pengetahuannya mengenai Teater Tradisisional, terutama pola-pola teater tradisional; (b) Pengetahuan tentang teater Barat seperti teater Aristoteles, teater Stanilavski dan teater epik; (c) Pengetahuan tentang berbagai fenomena sosial dalam masyarakat, salah satunya mengenai korupsi. Pengetahuan N. Riantiarno tentang korupsi, menguatkan tekad N. Riantiarno untuk menggunakan drama Opera Ikan Asin-nya sebagai satu kritik terhadap pemerintah (d) Kondisi aktual pada masa Orde Baru sebagai latar belakang, dalam hal ini korupsi yang terjadi secara masif dan membahayakan kehidupan bangsa, (e) penggunaan fungsi bahasa puitis dan praktis serta efek alienasi dalam mengolah realita menjadi fiksi. Kondisi zaman yang berbeda membentuk jiwa zaman (Zeitgeist) yang berbeda pula. Pemikiran Brecht yang hidup pada masa pemerintahan Republik Weimar di Jerman berbeda dengan pemikiran N. Riantiarno yang hidup pada masa pemerintahan Orde Baru di Indonesia. Jika kritik yang dilakukan oleh Brecht adalah kritik terhadap kondisi ekonomi di Jerman yang mulai didominasi oleh sistem kapitalis, maka kritik yang disampaikan oleh N. Riantiarno adalah kritik bersifat politis yang disampaikan pada pemerintahan Orde Baru.

Bertolt Brecht is a German playwright whose works and theories are worldwide. Reception to his works and theories has been carried out in various countries. In Indonesia N. Riantiarno made a reception of Brecht's play entitled Die Dreiroschenoper / The Threepenny Opera and actualized it in the drama Opera Ikan Asin. This research aims (1) to reveal what kind of aesthetic potential of Brecht's drama text Die Dreigroschenoper/ The Threepenny Opera drama which was opened and actualized by N. Riantiarno in the drama text Opera Ikan Asin, (2) how N. Riantiarno opened and actualized that drama text and (3) why this aesthetic potential was opened and actualized. The material objects in this study are Bertolt Brecht's drama text Die Dreigroschenoper/ The Threepenny Opera and N. Riantiarno's drama text Opera Ikan Asin. To analyze this drama text, Hans Robert Jauss' aesthetic reception theory is applied, especially horizon of expectation's concept and aesthetic distance. Comparative methods, library research and interviews are applied to find N. Riantiarno's horizon of expectation. The results show that the aesthetic potential opened by N. Riantiarno from Brecht's drama text can be classified into two categories, namely theater elements and social phenomena. The theater elements actualized by N. Riantiarno refer to Bertolt Brecht's theater theory (epic Theater). In this case, the elements are Nebentext at the beginning of scene, sprechen (Wendung) zum Publikum, Lieder (song), scene and the end of the play. The social phenomena actualized by N. Riantiarno are corruption in the from of bribery and collusion, human exploitation, lies against society, crimes, women's role and harassment of marriage. Riantiarno's efforts to open the aesthetic potential of Brecht's play are influenced by five aspect (a) The firts is his knowledge of traditional theater, especially traditional theater patterns. (c) The second is knowledge of Western theaters, such as the Aristotelian Theater, the Stanilavski Theater, and the Epic Theater from Brecht; (c) The third is knowledge of various social phenomena in society. One of the most aesthetic potentials in Brecht's drama is corruption. N. Riantiarno's knowledge of corruption, strengthens his determination to use his drama Opera Ikan Asin as a criticism of the government; (d) The fourth is actual conditions during the New Order era as a background, in this case corruption occurred massively and endangered the life of the nation, (e) The fifth is the use of poetic and practical language functions and the effects of alienation in processing reality into fiction. Different era forms the different Zeitgeist (spirit of the time). Brecht's way of thinking who lived during the reign of the Weimar Republic in Germany is different from the thoughts of N. Riantiarno who lived during the New Order (Orde Baru) government in Indonesia. Brecht criticized the economic conditions in Germany which began to be dominated by the capitalist system and N. Riantiarno gave a political criticism toward the New Order government.

Kata Kunci : resepsi, horison harapan, elemen drama, fenomena sosial, jarak estetik; Keywords: reception, horizon of expectation, theater elements, social phenomena, aesthetic distance, Zeitgeist.