ANALISIS FEMINISME RADIKAL-KULTURAL TERHADAP PENOKOHAN SRINTIL DALAM NOVEL RONGGENG DUKUH PARUK KARYA AHMAD TOHARI
NANDA S.A BRAHMANA, Dr. Septiana Dwiputri Maharani
2019 | Skripsi | S1 FILSAFATPenelitian ini berjudul Analisis Feminisme Radikal Kultural terhadap Penokohan Srintil dalam Novel Ronggeng Dukuh Paruk Karya Ahmad Tohari. Novel Ronggeng Dukuh Paruk bercerita tentang Srintil, seorang ronggeng terkenal yang mengalami banyak penderitaan dalam hidupnya terkait maskulinitas dan sistem patriarki yang berusaha membelenggu tubuhnya, dan bagaimana cara Srintil menghadapi persoalan yang ada. Penokohan Srintil dalam novel ini dianalisis melalui teori feminisme radikal-kultural, yang menyatakan bahwa maskulinitas yang bersifat power-over sebagai musuh perempuan dan bukan hanya sistem patriarki. Feminisme radikal-kultural berusaha menciptakan sebuah lingkungan yang yang sehat bagi perempuan, yaitu lingkungan yang bebas dari nilai-nilai maskulinitas dan kaki tangannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan permasalahan filosofis yang ada pada penokohan Srintil, dan sekaligus akar penderitaan dari penokohan Srintil di dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari. Objek material dari penelitian ini adalah penokohan Srintil dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari. Objek formal dalam penelitian ini adalah teori feminisme radikal-kultural tentang maskulinitas dan relasi kuasa. Penelitian ini menggunakan jenis kajian studi kepustakaan, melalui teknik pengumpulan data sekunder, yaitu dari buku, jurnal dan karya ilmiah yang berkaitan dengan judul penelitian. Metode yang digunakan adalah adalah refleksi filosofis. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan unsur metode deskriptif, interpretasi, kesinambungan historis dan deskripsi. Hasil yang dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : (1) Akar permasalahan filosofis pada penokohan Srintil terdapat pada hasrat untuk berkuasa dari orang-orang di sekitar Srintil yang bersifat maskulin power-over , hanya dapat mengakomodasi cara-cara tertentu untuk ada dan bertindak, yang menjaga agar sekelompok orang tertentu tetap berkuasa. Srintil sebagai ronggeng yang mewakili sifat-sifat feminin menjadi pihak yang merasakan langsung sifat maskulinitas tersebut dan mengalami penderitaan karenanya, (2) Feminis radikal-kultural yakin, bahwa sumber utama kekuatan dan kebebasan perempuan ada pada kekuatan mereka untuk menghadirkan kehidupan baru, yaitu reproduksi alamiah. Srintil menemukan jalan kebebasan lain atas diputusnya akses terhadap reproduksi tubuhnya, yaitu melalui mothering. Srintil mengasuh Goder sebagaimana anak kandungnya dan melalui jalan motherhood Srintil bisa menemukan kebahagiaan dan terbebas dari maskulinitas power-over walau hanya sejenak.
The title of this research is Analisis Feminisme Radikal Kultural terhadap Penokohan Srintil dalam Novel Ronggeng Dukuh Paruk Karya Ahmad Tohari. This book is about woman called Srintil, a famous ronggeng dancer who suffers a lot in her life, because masculinity and patriarchy will of power try to seize her body, and the way she deal with the problems. Srintil's characterization in this novel is analyzed through the theory of radical-cultural feminism, which states that the enemy of a women is not just a patriarch system, but further, a masculinity itself. Radical-cultural feminism seeks to create a 'healthy' environment for women, that is, an environment free of masculinity and its accomplices. The purpose of this research is to discover the philosophical problems that exist in Srintil's characterization, and at the same time the root of suffering from Srintil's characterization in the novel Ronggeng Dukuh Paruk by Ahmad Tohari. The material object of this research is the characterization of Srintil in the novel Ronggeng Dukuh Paruk by Ahmad Tohari that analyzed with cultural feminism theory about masculinity and power relation. This research is using the type of literature study, through secondary data collection techniques, namely from books, journals and scientific works related to the research title. The methods is using philosophical reflection. The analysis used in this study uses elements of descriptive methods, interpretations and historical continuity. The results achieved in this research are as follows : (1) the root of philosophical problem in Srintil's characterization is places in desire for power by the people around her. This very desire is filled with masculinity traits, who only wants to accommodate the certain way for keep the status quo of people in power. Srintil, who represent feminine side in the story, have to feels sorrow because of masculine power-over traits. (2) Radical-cultural feminists believe that the main source of women's strength and freedom is in their power to bring new life to this world, is women reproduction itself. Srintil found another way of freedom through mothering, she nurtured Goder as if that child is her own. Through the path of motherhood Srintil could find happiness and be free from power-over masculinity even if only for a moment.
Kata Kunci : Kata Kunci : Kuasa, Penokohan Srintil, dan Feminisme radikal-kultural / Keywords: Power, Srintil�s characterization, cultural feminism.