Penyesuaian Tarif Sewa Rumah Susun Sederhana Sewa Jongke di Kabupaten Sleman

AISYAH SISNITA, Bowo Setiyono, S.E., M.Com., Ph.D.

2019 | Tesis | Magister Ekonomika Pembangunan

Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi nilai aset milik Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman yaitu berupa bangunan rumah susun sederhana sewa (rusunawa). Penelitian ini menggunakan pendekatan biaya untuk mengestimasi nilai bangunan. Penilaian aset dengan pendekatan biaya (cost approach) digunakan untuk menilai bangunan. Berdasarkan hasil analisis dengan pendekatan biaya diperoleh nilai bangunan Rusunawa Jongke milik Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman sebesar Rp83.949.000.000,00. Hasil penelitian menunjukan bahwa tarif sewa optimal Rusunawa Jongke dengan menggunakan pendekatan pasar untuk fungsi hunian yang terletak pada lantai 1 adalah sebesar Rp268.378,00, fungsi hunian yang berada pada lantai 2 sebesar Rp347.779,00, fungsi hunian yang berada pada lantai 3 sebesar Rp284.467,00, fungsi hunian yang berada pada lantai 4 sebesar Rp237.223,00, serta fungsi hunian yang berada pada lantai 5 sebesar Rp213.100,00. Tarif sewa tersebut sudah memperhitungkan batas maksimum daya beli kelompok Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Berdasarkan penerapan tarif sewa rusunawa yang baru, hanya lantai 5 dan 4 yang sesuai dengan kesediaan membayar (Willingness to Pay/WtP) penghuni Rusunawa Jongke, sedangkan untuk (Ability to Pay/AtP) dengan tarif sewa rusunawa yang baru, sudah sesuai dengan kemampuan membayar penghuni Rusunawa Jongke.

This study aims to estimate the value of assets belonging to the Regional Government of Sleman Regency in the form of simple flat rental houses buildings (rusunawa). This study uses a cost approach to estimate building values. Asset valuation using the cost approach is used to assess the building. Based on the analysis of the cost approach, the value of the Rusunawa Jongke building owned by the Sleman Regency Government is Rp83.949.000.000,00. The results showed that the optimal rental rate for Rusunawa Jongke using the market approach for the residential function located on the first floor was Rp268.378,00, the residential function on the second floor was Rp347.779,00, the residential function on the 3rd floor amounting to Rp284.467,00, the function of occupancy on the 4th floor is Rp237.223,00, and the function of the occupancy which is on the 5th floor is Rp213.100,00. The rental rates have taken into account the maximum purchasing power of the Low-Income Community (MBR) groups. Based on the application of the new Rusunawa rental rates, only the 5th and 4th floors are in accordance with Willingness to Pay (WtP) residents of Rusunawa Jongke, while for (Ability to Pay / AtP) with the new Rusunawa rental rates, it is in accordance with the ability to pay residents of Rusunawa Jongke.

Kata Kunci : Tarif sewa, pendekatan biaya, pendekatan pasar, willingness to pay, ability to pay/ Rental Rates, Cost Approach, Market Approach, Willingness to Pay, Ability to Pay