Laporkan Masalah

MELINTASI KOLEKSI: PRAKTIK KOLEKTOR DALAM RANAH PRODUKSI PENGETAHUAN SENI

ELOK SANTI JESICA, Dr. Ch. Budiman

2019 | Tesis | MAGISTER KAJIAN BUDAYA DAN MEDIA

Pembicaraan mengenai pengetahuan seni menjadi faktor penting dalam menentukan kualitas karya seni. Praktik pembicaraan seni berperan besar dalam menaikkan nilai sebuah karya seni, dan dalam sistem pasar, nilai tersebut digunakan untuk menaksir harga dari sebuah karya. Wiyu Wahono merupakan seorang kolektor yang secara aktif terlibat dalam perbincangan dan pertukaran gagasan seni media baru dan seni hibrida di tengah dominasi pengetahuan seni modern di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana perjuangan Wiyu Wahono meraih distingsi dari praktiknya yang melintasi batas semu antara pasar seni dan ranah produksi kultural seni, serta bagaimana distingsi yang diraihnya mendestabilisasi posisi-posisi dalam ranah produksi pengetahuan. Penelitian ini meminjam kerangka konseptual mengenai struktur dan posisi dalam ranah produksi kultural dari Pierre Bourdieu untuk melihat kondisi ranah seni rupa di Indonesia pada akhir tahun 1980-an hingga 2019. Kondisi ranah seni rupa ini yang kemudian menjadi acuan dalam menganalisa posisi Wiyu Wahono serta melihat proses destabilisasi yang berlangsung. Pergeseran pengetahuan dominan merupakan tanda dari pergeseran agen-agen yang terlibat di dalam ranah produksi kultural. Perkembangan pengetahuan seni merupakan produk dari pertaruhan kapital agen pendatang baru dan agen yang konservatif terhadap pengetahuan yang dominan. Agen-agen yang memiliki posisi, namun tidak dapat memperbarui habitusnya atau tidak cukup cepat mengikuti perkembangan pengetahuan akan menjadi agen yang keteter (tertinggal). Seiring perkembangan yang terjadi, posisi agen yang keteter akan semakin digeser oleh pendatang baru dengan habitus dan kapital yang memadai. Pergeseran posisi ini sekaligus mengubah seluruh hubungan kuasa agen-agen yang ada di dalamnya.

Discussion about the knowledge of art becomes an important factor for the determination of the art works quality. The practice of talking about art has a big role in increasing the value of the art work and could estimate its price. Wiyu Wahono is a collector who is actively involved in discussion and exchanging the idea of new media arts and hybrid arts in the middle of modern art domination in Indonesia. This study aims to understand how the struggle of Wiyu Wahono to achieve distinction and its practice to cross the pseudo-boundaries between the art market and the field of art cultural production. It also aims to look at how the distinction could destabilize the position in the field of cultural production. This research employs the concept about structure and position in the field of cultural production from Pierre Bourdieu in order to look at the condition of the field of arts in Indonesia since the end of 1980s until 2019. The shifting of dominant knowledge is a sign of that there is a shifting of the agents involved in the field of cultural production. This process is a product of the stake from the new agents and the conservative ones to deal with the dominant knowledge. These agents will be left behind if they cannot renew their habitus and follow up the development of the knowledge. Thus, they who are left behind will be changed by the new ones and of course it will change all the power relation among the agents within it.

Kata Kunci : kolektor, kapital, struktur, ranah, seni, collector, capital, structure, field, art

  1. S2-2019-420038-abstract.pdf  
  2. S2-2019-420038-bibliography.pdf  
  3. S2-2019-420038-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2019-420038-title.pdf