Laporkan Masalah

Berastagi Cultural Center Sebagai Sarana Konservasi Budaya Karo Dengan Penekanan Arsitektur Neo-Vernakular

Fajar Indah Kusumawati, Ardhya Nareswari, S.T., M.T., Ph.D

2019 | Skripsi | S1 ARSITEKTUR

ABSTRAKSI Tanah Karo merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Sumatera Utara yang mempunyai potensi pariwisata, baik budaya maupun alamnya. Kabupaten ini mayoritas dihuni Suku Karo dengan matapencaharian utama adalah sebagai petani. Berastagi sebagai salah satu Kota wisata di Tanah Karo menyimpan banyak potensi dan tempat yang layak dikenalkan kepada dunia. Kaya akan budaya dan termasuk salah satu tujuan wisata, menjadikan Berastagi di daulat sebagai tempat diadakannya festival kebudayaan Tanah Karo, yaitu Festival Bunga dan buah serta Festival Taman Mejuah-juah. Namun, masih banyak lagi sebenarnya budaya yang belum ditampilkan dan masyarakat luas belum tau seperti apa sebenarnya budaya Tanah Karo itu. Selain itu, kurangnya wadah dan minat masyarakat terhadap budaya semakin terlihat dengan adanya arus globalisasi dan modernisasi. Untuk itu dengan adanya Berastagi Cultural Center diharapkan bisa menjadi wadah untuk promosi budaya serta pelestarian Budaya Tanah Karo. Menurut Tjok Pradnya Putra dalam Pengertian Arsitektur Neo-Vernakular, menyatakan bahwa Neo berasal dari Bahasa Yunani dan digunakan sebagai fonim yang berarti baru. Jadi Neo-Vernacular berarti bahasa setempat yang diucapkan dengan cara baru, arsitektur Neo-Vernacular adalah suatu penerapan elemen arsitektur yang telah ada, baik fisik (bentuk, konstruksi) maupun non-fisik (konsep, filosofi, tata ruang) dengan tujuan melestarikan unsur-unsur local yang telah terbentuk secara empiris oleh sebuah tradisi yang kemudian sedikit atau banyaknya mengalami pembaruan menuju suatu karya yang lebih modern atau maju tanpa mengesampingkan nilai-nilai tradisi setempat. Peran pola hirarki dan tipologi Arsitektur Karo dalam hal ini Jambur penting dalam pengembangan konsep Berastagi Cultural center. Dalam penjelasan pengertian Arsitektur Neo-Vernakular diatas, dapat disimpulkan bahwa arsitektur tradisional setempat berperan penting dalam explorasi bentuk-bentuk yang akan diterjemahkan ke dalam bentuk yang lebih modern. Jambur Karo dengan bentuknya yang khas dan sangat merepon iklim setempat, bisa dijadikan acuan dalam pelestarian budaya, dalam hal ini arsitektur tradisional Karo. Kata Kunci : Budaya Tanah Karo, Cultural Center, Arsitektur Neo-Vernakular, Jambur Karo

ABSTRACT Tanah Karo is one of regencies in North Sumatra that has several tourism potencial, both cultural and natural. The majority of the regency is inhabited by Karo, with the main livelihood being farmers. Berastagi as one of the tourist cities in Tanah Karo saves a lot of potential and a place worthy of being introduced to the world. Rich in culture and one of the tourist destinations, Berastagi is the place that Tanah Karo cultural festival be held, namely Festival Bunga dan Buah, and Festival Taman Mejuah-juah. However, there are still many more cultures that have not yet been shown and the wider community does not yet know what the Karo Land culture really is. In addition, the lack of a container and people's interest in culture is increasingly seen with the flow of globalization and modernization. For this reason, the presence of Berastagi Cultural Center is expected to be a place for cultural promotion and preservation of Tanah Karo Culture. According to Tjok Prad Putra in Understanding Neo-Vernacular Architecture, Neo comes from Greek and is used as a phoneme which means new. So Neo-Vernacular means local language spoken in a new way, Neo-Vernacular architecture is an application of existing architectural elements, both physical (form, construction) and non-physical (concepts, philosophy, spatial structure) with the aim of preserving elements a local element that has been formed empirically by a tradition which then undergoes little or more renewal towards a more modern or advanced work without ignoring local traditional values. The role of the hierarchical pattern and typology of the Traditional Architecture "Jambur" is important in development of the concept of Berastagi Cultural center. In the explanation of the meaning of Neo-Vernacular Architecture above, it can be concluded that local traditional architecture has important role in the exploration into modern forms. Jambur Karo with its distinctive shape and very local climate, can be used as a reference in cultural preservation, in this case the traditional Karo's architecture. Keyword: Culture of Tanah Karo, Cultural Center, Neo-Vernacular Architecture, Jambur Karo

Kata Kunci : Budaya Tanah Karo, Cultural Center, Arsitektur Neo-Vernakular, Jambur Karo

  1. S1-2019-379870-abstract.pdf  
  2. S1-2019-379870-bibliography.pdf  
  3. S1-2019-379870-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2019-379870-title.pdf