BALAI KOMUNITAS LINGKUNGAN DAN BUDAYA SUNGAI CODE DENGAN PENDEKATAN TEORI ARSITEKTUR SIMBIOSIS

Ahmad Yusuf Rabbani, Dr. Eng. Nedyomukti Imam Syafii, S.T. M.Sc.

2019 | Skripsi | S1 ARSITEKTUR

Kawasan Sungai Code memiliki potensi yang sangat positif untuk dikembangkan, berupa letaknya yang sangat strategis dalam orientasi dengan kawasan lain yang menjadi objek-objek vital kota Yogyakarta, eksotisme lingkungan dan budaya yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai daerah ekowisata, keunikan sosial budaya, sampah yang sebenarnya merupakan sumber daya yang dapat diolah, serta tentunya sumber daya alam berupa air yang menjadi salah satu kebutuhan hidup utama warga. Sungai Code juga merupakan titik temu berbagai macam komunitas lingkungan dan budaya dalam menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat sekitar. Potensi-potensi tersebut terancam oleh beberapa permasalahan yang ada di Sungai Code seperti tercemarnya air sehingga warga tidak bisa menikmati sumber daya utama Sungai Code, sampah plastic yang belum memiliki tempat pengolahannya, serta belum adanya wadah yang representatif bagi komunitas-komunitas untuk menjalankan kegiatannya. Metode pendekatan Arsitektur Simbiosis digunakan dalam penyusunan Pra Tugas Akhir untuk menciptakan rancangan Balai Komunitas yang mampu memberikan simbiosis yang baik antara Balai Komunitas dengan lingkungan Sungai Code (Sungai dan Warganya) maupun antara komunitas lingkungan dan budaya. Balai Komunitas Lingkungan dan Budaya Sungai Code adalah bangunan yang memiliki 2 fungsi utama dengan added value terhadap lingkungan. Pertama, sebagai tempat untuk dilakukannya berbagai macam kegiatan komunitas terkait hal-hal dibidang pelestarian lingkungan Sungai Code, sekaligus bertindak sebagai generator penyelesaian masalah lingkungan kawasan Sungai Code. Kedua, sebagai media bagi komunitas budaya dan pengerajin kawasan sungai code untuk menunjukkan pemikiran kreatif mereka, membawa reputasi kawasan sungai Code, dan juga mempromosikan & memperkenalkan seni, budaya, dan komunitas kepada masyarakat luas yang terjangkau bagi mereka.

The Code River has a very positive potential to be developed, in the form of a very strategic location in orientation to other regions which are vital objects of the city of Yogyakarta, environmental and cultural exoticism which has great potential to be developed as an ecotourism area, socio-cultural uniqueness, rivers garbage that actually it is a resource that can be processed, and of course natural main resources, water is one of the main necessities of life for Codes residents. The Code River is also becoming meeting point for various environmental and cultural communities in organizing activities that give benefits to people. These potentials are threatened by several problems that exist in the Code River such as the contamination of water so that residents cannot enjoy the main resources of the Code River, plastic waste that does not have a processing place, and the absence of a representative place for communities to carry out their activities. The Symbiosis Architecture approach is used in the preparation of the Pre-Final Project to create a Community Hall design that is able to provide a good symbiosis between Community Centers and the Code River environment (Rivers and their people) as well as between environmental and cultural communities. Balai Komunitas Lingkungan dan Budaya Sungai Code is a building that has 2 main functions with added value to the environment. First, as a place to carry out various kinds of community activities that has goals to the preservation of the river code environment, while acting as a generator for solving environmental problems in the Code River region. Secondly, as a medium for the cultural community and craftsmen of the river code area to show their creative thoughts, bring the reputation of the Code River region, and also promote & introduce art, culture and community to the wider community that is affordable for them.

Kata Kunci : Balai Komunitas, Simbiosis, Lingkungan, Budaya