MENJADI ANAK MUDA YANG MODERN DAN RELIGIUS: JPCC MEGACHURCH DAN PRAKTIK KONSUMSI KAUM MUDA KRISTEN JAKARTA
CHRISTEN STEPHANI A, Dr. Budiawan ; Dr. Leonard C. Epafras
2019 | Tesis | MAGISTER KAJIAN BUDAYA DAN MEDIAMegachurch adalah istilah yang diberikan kepada gereja Protestan yang mampu menghadirkan setidaknya 2000 orang jemaat dalam sebuah kegiatan ibadah setiap minggunya. Berbeda dengan gereja-gereja pada umumnya, megachurch dikemas dengan sangat modern, baik dari pemilihan tempat hingga tampilan ibadah yang akrab dengan bisnis dan profit. Fenomena megachurch berkembang di tempat-tempat urban dengan tingkat ekonomi masyarakat menengah keatas. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode observasi yang bertujuan untuk melihat bagaimana logika industri budaya diadopsi oleh salah satu megachurch bernama Jakarta Praise Community Church (JPCC), serta mengkaji bagaimana jemaat JPCC yang sebagian besar adalah kaum muda urban Kristen di Jakarta memaknai praktik ibadah mereka di JPCC megachurch. Hasil penelitian ini menunjukkan; dalam praktiknya, JPCC megachurch mengandalkan profesionalitas dan citra yang modern untuk menarik banyak perhatian. Sementara bagi kaum muda, mengunjungi JPCC megachurch adalah salah satu pemenuhan kebutuhan spiritulitas yang secara sadar atau tidak bertranformasi menjadi praktik konsumsi sebagai upaya membentuk citra anak muda yang modern dan religius.
The megachurch is a term given to Protestant churches that are able to present 2,000 congregations in every week. Unlike the churches in general, megachurch is presented with a very modern way, both from the selection of places to the appearance of worship that is familiar with business and profit. The megachurch phenomenon develops in urban places with the middle to the upper-class of society This research uses a qualitative approach with an observation method that aims to see how cultural industrial logic was adopted by one of the megachurches named Jakarta Praise Community Church (JPCC) and also investigated the JPCC congregation �most of them are Christian urban youth in Jakarta to see how they interpret their religious practices. The results of this study indicate; in it practices, JPCC megachurch relies on professionalism and a modern image to attract a lot of attention. While, for the Jakarta Christian urban youth themselves, visiting JPCC megachurch is one of the fulfillment of spiritual needs. That is consciously or not, it transformed into a consumption practice in an effort to shape the image of modern and religious young people.
Kata Kunci : Megachurch, Industri Budaya, Praktik Konsumsi, Kaum Muda Urban.