Taman Kuliner Banyumas dengan Konsep Open-air Urbanscape
Radik Bayu Febrian, Dr. Ir. Dwita Hadi Rahmi, M. Arch
2019 | Skripsi | S1 ARSITEKTUREkonomi kreatif di Indonesia sudah berkembang di Indonesia, khususnya pada subsektor industri kuliner yang menghasilkan Pendapatan Bruto Domestik (PDB) terbesar pada tahun 2015. Dari PDB itu, dapat dikatakan pendapatan dari usaha kuliner menguntungkan, sehingga mendorong masyarakat di penjuru nusantara untuk mencoba usaha-usaha kuliner yang beragam. Di Banyumas, contohnya, usaha kuliner banyak dan kerap ditemui di berbagai tempat, khususnya di pusat kotanya, Purwokerto. Bisnis kuliner di Banyumas, makin hari, makin menjamur perkembangannya dengan berbagai jenis makanan lokal dan luar sudah banyak yang ditawarkan. Akan tetapi dengan menjamurnya bisnis tersebut, lahan kota yang strategis menjadi berkurang, dan banyak usahawan baru membuka bisnisnya di lahan hijau yang diratakan. Sebuah taman kuliner dengan pembawaan konsep open-air urbanscape disini dapat memberikan solusi untuk permasalahan-permasalahan tersebut.
The creative economy in Indonesia has developed in Indonesia, especially in the culinary industry sub-sector which produces the largest Domestic Gross Income (GDP) in 2015. From that GDP, it can be said that the income from culinary business is profitable, thus encouraging people throughout the nation to try businesses with diverse cuisine. In Banyumas, for example, many culinary bussiness efforts are often found in various places, especially in the town center, Purwokerto. The culinary business in Banyumas, the more days, the more proliferating its development with various types of local and outside foods have been offered. However, with the booming of the business, strategic urban land has been reduced, and many of new entrepreneurs have opened their businesses on released green land. A culinary park with the open-air and urbanscape concept here can provide the solutions to those problems.
Kata Kunci : usaha kuliner, taman kuliner, open-air, urbanscape