REDESAIN MUSEUM DAERAH PROVINSI NTT DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR TRADISIONAL
MELANIA TARIDA KLAU, DR. Eng. Ir. Laretna Adhisakti M. Arch
2019 | Skripsi | S1 ARSITEKTURIstilah globalisasi bermakna sebuah proses yang mendunia. Globalisasi bagi bangsa Indonesia yang memiliki multi etnis, menimbulkan tantangan-tantangan tersendiri untuk mempertahankan keaslian budaya yang sudah diwariskan turun temurun. Nusa Tenggara Timur adalah sebuah provinsi Indonesia yang terletak di tenggara Indonesia. Provinsi ini terdiri dari kurang lebih 550 pulau. Nusa Tenggara Timur juga kaya akan kebudayaan dari berbagai macam suku yang ada di provinsi tersebut. Keberadaan sebuah museum daerah di Nusa Tenggara Timur sangat diperlukan untuk mengkonsentrasikan kekayaan budaya provinsi dan untuk mewadahi serta mendokumentasikan produk budaya. Melalui tulisan ini, penulis hendak mengajukan sebuah redesain museum daerah Nusa Tenggara Timur yang berupaya mencitrakan budaya lokal dan memenuhi standar permuseuman. Selain dapat menumbuhkan rasa cinta dan kepekaan terhadap cita rasa lokal yang asli dan khas, dapat juga sebagai media pembelajaran tentang kebudayaan asli daerah yang sering kita lupakan karena tidak banyak termuat dalam media massa.
Globalization means processes throughout the world globally. Globalization for Indonesia with its multi-ethnicity presents a challenge to maintain the culture of the original heritage. East Nusa Tenggara is a province located in the southeast of Indonesia. This province consists of more than 550 islands. East Nusa Tenggara is rich in culture from various ethnic groups in the province. The existence of a regional museum is important to collect and document these cultural products. With this paper, the author wants to implement the redesign of the museum in the East Nusa Tenggara region in approaching local imagery and to reach museum standards. In addition to knowing more about local culture and to bring sensitivity to local taste and authenticity, it can also be a tool for learning about cultural products and other forgotten products because they are not on public social media.
Kata Kunci : museum, Nusa Tenggara Timur, budaya, lokal, redesain