Pengaruh Pelatihan Remaja Bijak terhadap Kecenderungan Perilaku Prososial Remaja
MARIA THERESIA, Dr. Esti Hayu Purnamaningsih, M.S., Psikolog
2019 | Tesis | MAGISTER PSIKOLOGI PROFESIPerilaku prososial adalah perilaku yang menunjukkan kepedulian dan manfaat kepada orang lain. Pemahaman terhadap kebutuhan dalam diri orang lain dan memahami emosi yang dirasakan orang lain (empati) merupakan aspek penting yang memotivasi remaja untuk mengekspresikan perilaku prososial. Kecerdasaan emosi merupakan kemampuan untuk menilai dan mengekspresikan emosi, kemampuan menggambarkan emosi yang melibatkan proses intelektual, kemampuan memahami emosi, dan kemampuan untuk mengelola emosi. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pelatihan �Remaja Bijak� terhadap kecenderungan perilaku prososial siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) (usia 16-17 tahun). Kerangka teoritis yang digunakan menekankan pada empat cabang kecerdasan emosi Mayer dan Salovey (1997). Desain penelitian berupa eksperimen kuasi dengan jumlah lima siswa pada kelompok eksperimen dan lima siswa pada kelompok kontrol. Analisis data menggunakan Uji Mann-Whitney menunjukkan skor pada pretest sebesar U=8,50, z=-0,838, p=0,421 (p>0,05) dan skor posttest sebesar U=11,50, z=-0,210, p=0,841 (p>0,05). Hal ini menunjukkan, bahwa tidak terdapat perbedaan pada kecerdasan emosi subjek sebelum dan setelah pelatihan diberikan. Oleh karena itu, hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini ditolak sehingga disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh pelatihan Remaja Bijak terhadap kecenderungan perilaku prososial remaja.
Prosocial behavior is voluntary behavior intended to benefit another. Understanding the needs and the emotions of others feel (empathy) are an important aspect that motivates adolescence to express prosocial behavior. Emotional intelligence is the ability to assess and express emotions, the ability to describe emotions that involve intellectual processes, the ability to understand emotions, and the ability to manage emotions. This study aims to examine the effect of "Remaja Bijak" training on the tendency of prosocial behavior of high school students (16-17 years old). The theoretical framework used four branches of emotional intelligence from Mayer and Salovey (1997). The research conducted in the form of a quasi experiment with five students in experimental group and five student in control group. Data analysis using Mann-Whitney Test showed a score at pretest U=8,50, z=-0,838, p=0,421 (p>0,05) and a score at posttest U=11,50, z=-0,210, p=0,841 (p>0,05). This shows that there was no difference in the subject's emotional intelligence before and after the training. Therefore, the hypothesis was rejected. It was concluded that there was no effect of "Remaja Bijak" training on the tendency of adolescent prosocial behavior.
Kata Kunci : pelatihan "Remaja Bijak", kecerdasan emosi, kecenderungan perilaku prososial