Laporkan Masalah

Potensi Wisata Tapak Tilas Akulturasi Budaya Tionghoa Dan Jawa Di Lasem Rembang

YANUAR KHRISMA P, Citra Ayu Novitasari, B.A., M.TCSOL

2018 | Tugas Akhir | D3 BAHASA MANDARIN SV

Lasem, sebuah kota kecamatan di sebelah timur kabupaten Rembang yang banyak menyimpan bangunan kuno berarsitektur Tiongkok. Selain bangunan kuno disana juga terdapat ikon lain yang berkaitan dengan akulturasi budaya Tionghoa dan Jawa, seperti yang tampak pada batik Lasem, ritual dan tradisi, serta kuliner. Penulisan tugas akhir ini bertujuan untuk mengetahui apa saja potensi wisata Lasem yang bisa dikembangkan menjadi destinasi wisata, khususnya yang berkaitan dengan akulturasi budaya Tionghoa dan Jawa. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penu lisan ini adalah observasi, wawancara dan studi pustaka. Dari data tentang pertumbuhan wisatawan di Lasem, memperlihatkan perkembangan yang positif, yaitu mencapai 70.270 orang di tahun 2017, dan 17.686 orang dari bulan Januari sampai Maret 2018, dan telah memenuhi syarat- syarat Lasem menjadi sebuah daerah desti nasi wisata, serta adanya peninggalan akulturasi etnis Tionghoa dan Jawa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Lasem mempunyai potensi untuk dikembangkan menjadi destinasi wisata tapak tilas akulturasi budaya Tionghoa dan Jawa. Meskipun demikian masih ada hal yang harus diperbaiki seperti adanya beberapa bangunan tua yang rusak, belum adanya regulasi tentang cagar budaya, dan kurangnya branding Lasem sebagai wisata akulturasi budaya Tionghoa dan Jawa. Peran pemerintah sudah mulai tampak pada terbentuknya Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) dan sudah adanya Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL).

Lasem, a subdistrict in the east of Rembang regency, which has many ancient buildings with Chinese architecture. In addition to the ancient buildings there are also other icons related to the acculturation of Chinese and Javanese culture, as seen in Lasem batik, rituals/traditions, and culinary. This graduating paper aims to find out what the potential of Lasem tourism can be developed into tourist destinations, especially those related to the acculturation of Chinese and Javanese culture. The methods that used in this paper are though observation, interviews and literature studies. Based on the data about the growth of tourists also shows the positive value, reaching 70,270 people in 2017, and 17,686 people from January to March 2018, has fulfilled the requirements of Lasem become a tourist area and there are has many of Chinese and Javanese ethnic acculturation heritage. Thus it can be concluded that Lasem has the potential to be developed into an aculturation to historical trace of Chinese and Javanese cultural tourism destinations. Nevertheless, there are still things that must be corrected such as the existence of several damaged old buildings, the absence of regulations on cultural heritage, and the lack of branding of Lasem as an acculturation tour of Chinese and Javanese culture. The role of the government has begun to appear in the formation of the Cultural Heritage Expert Team (TACB) and the existence of the Building and Environmental Management Plan (RTBL).

Kata Kunci : Potensi Wisata, Tapak tilas, Budaya Tionghoa dan Jawa, Lasem

  1. D3-2018-380352-abstract.pdf  
  2. D3-2018-380352-bibliography.pdf  
  3. D3-2018-380352-tableofcontent.pdf  
  4. D3-2018-380352-title.pdf