Kesediaan Auditor Pajak untuk Berbagi Pengetahuan melalui Sistem Manajemen Pengetahuan (Studi pada Direktorat Jenderal Pajak)
TOTO BUDIYANTO, Eko Suwardi, M.Sc, Ph.D.; Amanda Acintya, S.E., M.Sc.
2018 | Tesis | MAGISTER AKUNTANSIDirektorat Pemeriksaan dan Penagihan sedang mengembangkan Program Desentralisasi Pelatihan Pemeriksa Pajak sebagai manajemen pengetahuan bagi auditor pajak. Program ini memiliki dimensi pelatihan tatap muka dan pembelajaran berkelanjutan melalui Aplikasi Pendukung Desentralisasi Pelatihan Pemeriksa (ANTARIKSA). <br/> Penelitian ini bertujuan untuk menguji deteminan kesediaan auditor pajak berbagi pengetahuan dan mengidentifikasi cara-cara memfasilitasinya. Metode penelitian yang digunakan adalah desain metode campuran sekunsial ekspalanatori. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner pada fase pertama, kemudian dilanjutkan dengan wawancara mendalam pada fase kedua.<br/> Pada fase pertama, data suvei dikumpulkan dari 145 responden auditor pajak pada Direktorat Jenderal Pajak. Pengumpulan data survei bertujuan untuk menguji apakah maslahat personal, pertimbangan normatif, pertimbangan komunitas, penghargaan, dukungan organisasi, interaksi sosial, tingkat empati, dan tingkat keberanian berpengaruh terhadap kesediaan berbagi pengetahuan auditor pajak. Wawancara mendalam dilakukan kepada empat partisipan untuk mengidentifikasi cara-cara memfasilitasi faktor-faktor signifikan sehingga meningkatkan kesediaan auditor pajak berbagi pengetahuan.<br/> Hasil penelitian menyimpulkan bahwa pertimbangan komunitas dan tingkat empati memengaruhi kesediaan berbagi pengetahuan auditor pajak. Aspek teknologi muncul sebagai salah satu faktor lain berdasarkan pertanyaan terbuka. Secara umum, auditor pajak berharap pembentukan asosiasi profesi, bimbingan dan supervisi, serta kegiatan-kegiatan nonformal dapat difasilitasi untuk meningkatkan ikatan dan empati antaruaditor. Dalam konteks Program Desentralisasi Pelatihan Pemeriksa Pajak dan ANTARIKSA, hasil penelitian ini berimplikasi pada perumusan model pelatihan dan pengembangan aspek teknologi.
Direcorate of Audit and Collection has been developing Tax Auditors Training Decentralization Program as knowledge management for tax auditors. This program has face-to-face training and continuous learning dimensions through the Supporting Application of Training Decentralization for Tax Auditors (ANTARIKSA).<br/> This research aims to assess determinants of tax auditors willingness to share knowledge and identify how to facilitate those factors. The research method used is expalanatory sequential mixed method. Data collection was conducted by means of questionnaire in the first phase, then by in-depth interviews in the second phase.<br/> In the first phase, survey data was collected from 145 respondents of tax auditors at the Directorate General of Taxes. The survey data collection aims to assess whether personal benefits, normative considerations, community considerations, rewards, organizational support, social interaction, degree of empathy, and degree of courage have an influence on the willingness of tax auditors to share knowledge. In-depth interviews were conducted with four participants to identify how to facilitate significant factors in order to increase tax auditors willingness to share knowledge.<br/> The research results show that community consideration and degree of empathy influence tax auditors willingness to share knowledge. Technology aspect comes as one of other factors based on the answer to an open-ended question. Generally, tax auditors expect that formation of professional association, guidance and supervision, and non-formal activities can be facilitated to improve bond and empathy among tax auditors. In the context of Tax Auditors Training Decentralization Program and ANTARIKSA, the research results imply on training model formulation and development of technological aspect.
Kata Kunci : knowledge management, knowledge management system, knowledge sharing, ANTARIKSA, Direktorat Jenderal Pajak