Laporkan Masalah

TRANSFORMASI KAMPUNG HIJAU DI KOTA SURABAYA

FEBRIAN INDRA WARMAN, Prof. Ir. Achmad Djunaedi, MUP., Ph.D.; Doddy Aditya Iskandar, S.T., MCP., Ph.D.

2018 | Tesis | MAGISTER PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

Permasalahan pengelolaan lingkungan permukiman perkotaan merupakan masalah yang dihadapi oleh seluruh kota di Indonesia. Kota Surabaya berhasil mengatasi permasalahan tersebut dengan mengembangkan kampung hijau melalui pengelolaan lingkungan berbasis masyarakat. Kampung Bratang Binangun dan Genteng Candirejo merupakan kampung yang berhasil mengembangkan kampung hijau hingga menjadi kampung unggulan kota Surabaya dalam manajemen lingkungan dan produk lingkungan. Namun karakteristik kedua kampung ini berbeda terutama dalam hal kepemilikan tanah dan status ekonomi masyarakatnya. Fokus penelitian ini adalah proses transformasi kampung hijau dengan tujuan penelitian mendeskripsikan tahapan perkembangan kampung hijau dan menemukan faktor-faktor yang mempengaruhi tahapan perkembangan tersebut. Metode yang digunakan adalah metode studi kasus jamak holistik dengan dua unit kasus. Lokasi penelitian yaitu Kampung Bratang Binangun dan Kampung Genteng Candirejo. Data penelitian yang digunakan yaitu data primer berupa wawancara dan observasi lapangan serta data sekunder berupa dokumen. Adapun analisis datanya menggunakan analisis pembangunan eksplanasi untuk menyusun tahapan perkembangan kampung hijau dan menemukan faktor-faktor yang mempengaruhi tahapan perkembangannya. Kemudian dilakukan analisis lintas kasus untuk mengeneralisasi tahapan perkembangan kampung hijau dan faktor-faktor yang mempengaruhi tahapan perkembangannya. Hasil penelitian menemukan dua tipe tahapan perkembangan transformasi kampung hijau. Tahapan perkembangan kampung hijau pada kampung tipe pertama adalah tahapan penghijauan dan pembinaan, tahapan kemandirian, dan tahapan pendewasaan. Tahapan perkembangan kampung hijau pada kampung tipe kedua adalah tahapan penghijauan dan pembinaan, tahapan kemandirian, tahapan pengembangan ekonomi lokal, tahapan penguatan pengelolaan lingkungan dan UKM, dan tahapan pendewasaan. Faktor-faktor yang mempengaruhi tahapan perkembangan kampung hijau dapat diklasifikasikan menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal terdiri dari faktor partisipasi masyarakat, modal sosial, kepemimpinan internal, potensi pengembangan UKM, kemampuan networking, dan branding kampung. Sedangkan faktor eksternal terdiri dari kebijakan pemerintah, dukungan swasta, peran universitas, peran LSM, kepemimpinan walikota, serta kunjungan tamu-tamu pemerintah dan akademisi.

The problem of environmental management in urban settlement is the problem faced by the entire citizen of Indonesia. Surabaya City has been successful in overcoming that problem by developing green village through community-based environmental management. Bratang Binangun and Genteng Candirejo Villages are the urban village which have been successful in developing green village and determined as the leading village of Surabaya City in environmental and waste management, however, the characteristics of both villages are different, especially in the context of land ownership, social, and the economy of community. The focus of this research is the transformation process of green village in which the aims are to describe the development phases of green village through environmental, social, economy, and institutional perspectives, as well as discovering the factors that determine the transformation process. Multi case holistic is the method used in this research. The research locations are Bratang Binangun Village and Genteng Candirejo Village. The research data used are primary data in the form of interview and field observation as well as secondary data such as documents. Data analysis techniques are using time sequence analysis to arrange the development phases of green village, and pattern pairing is used for comparison purpose. The community with middle economy class tends to self-financing the activities of their green village development, different from the villages with middle down economy status which tend to establish network towards the external parties to be involved in the development of their green village. The village with monoculture community has stronger social network compared to the village with heteroculture community. The development phases of green village consist of rejuvenation phase, facilitation phase, independency phase, development phase, and maturation phase. The transformation process of green village is determined by internal and external factors. Internal factors consist of social capital, community participation, internal leadership, networking capability, and village branding, while the external factors consist of government policy, support of private sector, role of university, role of NGO, visits of government guests and academics.

Kata Kunci : Transformasi, Kampung Hijau, Bratang Binangun, Genteng Candirejo

  1. S2-2018-404420-abstract.pdf  
  2. S2-2018-404420-bibliography.pdf  
  3. S2-2018-404420-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2018-404420-title.pdf